Part 7: Am I Princess?

3K 255 5
                                    

If I have been choosen by the Princes, it means I am Princess, didn't I?

Satu sisi pantai yang telah di siapkan untuk para wisatawan benar-benar tak sepi pengunjung. Kicauan burung yang menari-nari di atas laut sore mendambakan birunya langit kan kembali esok. Deburan ombak yang membentuk nyanyian pantai seakan menahan para wisatawan untuk tetap tingggal di sini. Pasir putih yang mereka pijaki bergoyang seirama dengan kaki yang menginjak halus mereka. Isatana pasir dan berbagai tulisan kini perhahan menghilang terhapus deburan ombak yang tak bersalah.

Ini sudah minggu ke tiga semenjak pesawat pribadi Grup Rejenson menurunkan kelima Pangeran dan satu Putri nya di pulau pribadi seluas ratusan hektar ini. Tapi meskipun pulau ini milik pribadi, hanya 30% dari luar pulau ini yang benar-benar pribadi. Sisanya adalah lokasi wisata di mana para turis luar negri maupun dalam negri berlibur, wisata yang langsung di kelola oleh Grup Rejenson. Pulau ini bisa di bilang cukup aman untuk para orang-orang terkenal yang ingin menghabiskan liburannya dengan tenang. Bahkan tak jarang lokasi ini di gunakan untuk bulan madu mereka.

Pulau ini sungguh luar biasa indah. Pantai pasir putih, hotel bintang lima, pusat perbelanjaan lengkap, pusat olahraga outdoor dan indoor, kolam, outboond area, dan luxury design. Hal-hal yang orang butuhkan dalam satu kota, dapat mereka temukan dengan mudah pada satu pulau kecil ini.

Pantai biru yang langsung menghadap Sunset di tempat ini adalah yang paling indah. Para touris selalu di manjakan dengan pemandangan mahal yang pasti akan jarang mereka dapatkan. Lengkap satu paket bahagia yang akan memuaskan mereka.

Di tempat ini, alam yang akan berbicara dengan mereka. Tak ada lagi keributan kota, kebisingan pekerjaan, dan lain-lain.

Chella berdiri di depan jendela rumah pribadi milik Grup Rejenson yang langsung menuju balkon lantai dua, ia tersenyum melihat pemandangan pantai yang sangat menakjubkan, pemandangan yang tak akan pernah melelahkan mata coklatnya. Air laut yang menggulung di pantai, pohon kelapa yang senantiasa menari-nari indah, dan juga keseruan para wisatawan yang berjemur, berenang, maupun melakukan beberapa permainan pantai seperti banana boot.

Tempat di mana Chella berdiri saat ini bukanlah hotel, melainkan rumah dengan ukuran sedang yang hanya di khususkan untuk pemilik pulau. Lokasinya pun di tempatkan di lokasi pribadi, di mana para wisatawan tak di perbolehkan untuk pergi ke tempat ini.

Rumah minimalis ini tetaplah seperti rumah pada umumnya dengan taman aneka bunga di belakang rumah, ayunan kecil, dan sebuah kolam yang di kelilingi pepohonan rindang yang sengaja di tanam di sana, dan sebuah gazebo dalam taman bunga.

Lokasi ini mempunyai view terbaik di ketinggian sempurna. Tapi satu masalah, semenjak Chella menginjak tempat ini, ia tak pernah sekalipun merasakan liburan tenang yang di tawarkan pulau ini, di pantai yang di elu-elukan semua orang. Ia hanya berjalan di sekitar rumah, tanpa bisa menghirup udara selain udara yang berada di sekitar rumah.

"Flos Pulchellus Quella.... kamarku sudah selesai kau bersihkan?"

Chella bangun dari lamunannya dan langsung membalik tubuhnya dengan kaget saat Henry dengan pakaian pantainya memanggilnya dari belakang. Tubuhnya menghitam karena sinar matahari, membuatnya tampak eksotis.

Di tempat ini, Chella sangat berbeda dengan ia yang biasanya. Tidak ada pakaian glamor, perhiasan, maupun makeup mewah. Hanya kaos biasa, celana dan celemek beserta penutup kepala.

"Oh..., sedikit lagi, setelah aku membersihkan meja ini...", Chella langsung membenarkan posisi penutup kepalanya dan celemek putih yang ia kenakan agar kotoran tak mengenai bajunya.

Chella tak merasa takut dengan kelima pangeran, tapi ia menghormati mereka, sang pemilik pulau. Mengingat dirinya telah membuat kesalahan fatal yang tak bisa di lupakan oleh dirinya dan ke lima pangeran tersebut. Mengingat dirinya yang hanya seperti menumpang saja. Tinggal di pulau pribadi secara gratis dengan semua fasilitas yang ada. Meski dalam tanda kutip, ia tidak pernah merasakan fasilitas itu.

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesWhere stories live. Discover now