Part 1: Saw Trough My Life

7.4K 336 5
                                    

Cinderella.

Aku selalu penasaran, hidup sebagai seorang putri yang tiba-tiba menemukan pria idamannya bak Cinderella. Aku berfikir bahwa ia pasti manusia paling beruntung yang pernah ada. Di antara ratusan, bahkan ribuan perempuan yang hadir saat pesta dansa, hanya ia seorang yang di pilih.

Bahkan, saat ia harus tiba-tiba menghilang dari pesta dansa karena akan berubah kembali menjadi wanita kumuh, miskin dan tak berdaya, si pangeran rela berkorban mati-matian untuk mengejarnya. Saat akhirnya si pangeran tak bisa mengejarnya malam itu, hanya dengan bermodalkan sepatu yang kemungkinan besar banyak sekali wanita yang memiliki ukuran kaki yang sama, ia mencarinya langsung ke rumah-rumah para rakyatnya. Pada akhirnya, ia tetap bisa menemukan si putri yang misterius itu. Si putri yang tepat.

Tetapi, aku melupakan satu hal penting yang sangat krusial. Aku lupa bahwa kehidupannya bukan saat ia di pilih oleh pangeran, tapi saat ia hidup bersama ibu dan saudara tirinya.

"Chella, cuci bajuku!"

"I... iya! Setelah ini!"

"SEKARANG!!"

Seseorang berteriak menembus udara pagi yang masih segar dan sejuk. Dan aku pun menyahutinya sambil sedikit mengeraskan suaraku dari dapur yang hanya terpisah jarak dua anak tangga dan satu tembok. Di saat yang bersamaan, tanganku tetap bergerak merapikan telor mata sapi yang menjadi menu sehari-hari. "Iya.. aku datang!"

Aku harap aku berubah menjadi Cinderella.

Satu hal lagi, dia bukan ibu maupun saudara tiriku, tapi dia adalah Pangeranku.

Beberapa pekan lalu.

Pesta ini benar-benar seperti pesta Cinderella. Di mana semua perempuan berebut untuk mendapatkan hati pangeran. Gaun mewah yang sangat glamor dari merk-merk terkenal menjadi hiasan tubuh para gadis-gadis berumur 20 tahun an itu.

Dan termasuk aku.

Mungkin pesta ini, pesta dengan hiasan patung kaca dan berlian di setiap sudut dan bagian-bagian ballrom, memang terlihat sangat elegan dan kaya. Tapi pesta ini sedikit berbeda pada cerita Cinderella, karena pesta ini tak hanya memiliki satu pangeran saja, tetapi lima pangeran sekaligus.

Lima.

Aku menghembuskan nafasku dengan berat dan gugup. Lalu aku tersenyum tak sabar menanti acara utama nanti. Aku berdiri di sudut ruangan yang langsung mengarah ke kedalaman malam yang terhembuskan angin musim panas. Dengan pelan, angin dingin mengenai tubuhku, angin yang tercipta dari kegelapan malam ibu kota, angin yang masuk melewati jendela kaca yang di biarkan terbuka ini.

Ada alasan kenapa aku mengikuti acara pesta kelahiran ini. Membuat diriku menjadi seorang putri? Tidak! Mengangkat derajatku dan mendapatkan banyak sekali harta? Tidak Juga!! Tetapi, karena orang itu juga berada di sini, seharusnya. Orang yang tak pernah ku mengerti siapa dia, dan apa hubungannya denganku selama ini. Meski kami sudah saling memiliki separuh jiwa kami masing masing di raga kami.

Saat aku mendapatkan undangan bahwa Grup Rejenson akan mengadakan pesta di mana para pewarisnya akan memilih pasangan hidupnya melalui pesta kelahiran ini, aku langsung terburu-buru dan bertingkah tak karuan. Meskipun tidak ada jaminan Bahwa dia ada... tapi masih ada kemungkinan ia akan hadir ke dalam pesta itu, mengingat dirinya masih memiliki hubungan darah yang sangat kental.

Saat aku masih SMP. Ketika bel sudah selesai berdenting di siluet cahaya matahari sore itu.

Aku mengepaki tasku dan bersiap pulang, tak lupa aku juga melihat apakah masih ada barang yang tertinggal di laci mejaku. Aku lihat teman-temanku yang lain yang sudah berlari keluar lapangan dan menemui orang tua maupun penjemputnya masing masing yang sudah siap dengan mobil sedan terbarunya. Aku hanya melihati pemandangan itu dengan datar.

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesWhere stories live. Discover now