Part 13: Baby Boys

3.3K 247 8
                                    

Hembusan angin tak henti-hentinya menghenbuskan gorden kamar Chad dan Jacky. Suasana dingin bercampur panas masuk dengan bebas ke dalam ruang kamar yang luas dengan dua kasur berukuran 2x0,95m. Kecil dan elegan.

Jacky mengambil sebuah Mp3 beserta Headset dengan tulisan Dr. Dre yang berada dalam laci mejanya. Ia mengenakan headset tersebut dan menyalakan sebuah lagu. Tak lupa sebuah buku ia ambil dari rak dan ia bawa keluar menuruni tangga. Di mana ia melihat sepupu-sepupunya tengah duduk di meja makan, tengah membicarakan sesuatu.

"Ada apa?", Jacky bertanya dari atas tangga sambil terus berjalan menuruninya.

"Kita dapat undangan.... dan mereka mengirimnya lewat Lobby Hotel." Adric menjelaskan sambil duduk dan memegangi kepalanya yang pusing setelah membaca apa isi undangannya.

"Anak pantai kemarin?"

"Iya!", jawab Ronald.

"Ia tau kalau kita pemilik pulau?!"

"Belum...", Adric menoleh ke luar di mana Chella tengah membersihkan kaca bagian luar. "Tapi sikapnya kemarin sangat mencurigakan! Bagaimana ia bisa tau semuanya dengan jelas?"

"Jadi kau belum mengatakan apapun pada Kakek mengenai masalah kemarin?" Jacky mengambil apel di atas meja dan langsung menggigit satu gigitan besar.

"Tidak perlu, kita hanya harus mengurusnya sendiri, dan harus cepat!"

"Sebenarnya kita tak memiliki masalah dengan ini kan?" Ronald bertanya karena ia benar-benar merasa seperti itu.

"Aku mengikuti apa yang kalian putuskan!" dan Jacky akhirnya berjalan melewati mereka dengan santai dan tenang. Ia duduk di sebelah kaca, tepat di mana Chella sedang membersihkannya dari luar. Kemudian Jacky membuka bukunya untuk larut di dalam sana.

"Aku mau ke dapur, pasti ada buah yang bisa menyegarkan tenggorokanku!", Chad berdiri dan langsung menuju dapur.

"Bawakan aku juga Chad!"

"Seharusnya kau yang mengambilkannya untuk kakak-kakak mu ini Henry!"

"Kenapa kau terus mengungkitnya! Aku hanya lahir beberapa jam lebih lambat dari kalian!"

Dan Chad sudah berada di dalam dapur.

"Jadi, bagaimana Adric? Kita akan datang?"

Adric membuka matanya dan menggenggamkan tangannya. Kemudian genggaman tangannya itu ia pukulkan ke meja kaca dengan keras.

"Kita akan datang! Apa yang akan kita katakan pada kakek bila Chella di ambil orang lain. Bagaimanapun dia sudah di titipkan pada kita. Well... meskipun belum kita putuskan siapa nanti yang akan menikahi penyihir itu."

Ronald dan Henry terdiam. Mereka berdua sama-sama saling mengerjap-kerjapkan mata mereka tak sadar. Dalam hati kecil mereka, mereka menginginkan sesuatu yang sudah jelas sangat sukar untuk di dapatkan.

Kemudian, Chella melewati ketiga pangeran itu dengan tubuh penuh keringat, hingga membuat seluruh kaosnya terlihat basah. Ia berjalan menuju dapur dan hendak ke ruang cuci.

"Chella! Bisa kau ambilkan aku apapun yang di makan oleh Chad di dapur?" pinta Adric.

"Ah? Baiklah!", Lalu Chella berjalan ke arah dapur. "Ah, Iya... Untuk makan malam nanti, kalian ingin apa?", Chella berhenti sejenak dengan tetap membawa lap dan penyemprot kaca di tangannya.

"Kita makan Omelet Nasi Goreng saja, dengan toping Mayo.", Ronald tersenyum manis. "Pasti enak!"

"Baiklah!", Chella tersenyum dan langsung meninggalkan ketiga orang itu.

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang