Part 22: Mr. "Step-Mother"*

2.1K 192 2
                                    

*Tuan "IBU Tiri"

Sudah hampir tengah hari. Matahari terik dapat terasa langsung di kulit melewati kaca besar Bandara. Chella, Chad, dan keempat saudaranya berjalan melewati beberapa orang yang berlalu lalang di Bandara, meski tak seramai biasanya.

Keenam orang yang baru saja berlibur hampir sebulan itu bukanlah seorang yang sering muncul di acara-acara TV maupun layar lebar. Tapi keenam orang itu tetap harus mengenakan masker dan pakaian tertutup untuk menutupi seluruh wajah mereka. Saat ini, menjadi orang terkaya di negara ini tak ada bedanya dengan artis-artis yang sering muncul di program-program gosip.

Bahkan hanya karena mereka salah mengenakan pakaian pun akan memunculkan pendapat publik dan masuk kabar berita, hingga akhirnya berdampak besar dengan harga saham perusahaan.

"Guys... sepertinya aku harus ke toilet sebentar!" suara Chella menghentikan seluruh langkah para 'Pangeran'.

Ronald, Henry, dan Chad yang berada di baris depan langsung menoleh ke arah Chella. Begitu pula dengan Adric dan Jacky.

Dengan tanggap, Adric langsung mengambil barang di saku koper yang di bawa oleh pengawalnya. "Kalau begitu ayo ku antar!"

"Hey~!" ujar Ronald tak setuju.

"Hey~!! Apa maksudmu? Kau mau mengantar Chella ke kamar mandi??" tanya Henry dengan mata terbuka. Seakan tekanan darahnya naik ke atas kepalanya dengan kecepatan 2500 km/jam.

Adric tak menyahuti pertanyaan saudara-saudaranya. Ia hanya menatap kedua saudaranya sinis dan dingin. Seakan pertanyaan yang baru saja di tanyakan oleh Henry dan Ronald bukanlah pertanyaan yang patut untuk di tanyakan. Saat ini, tatapan Adric mampu membuat Chad harus mengalihkan pandangannya keluar jendela hanya karena ia tak ingin melihat pemandangan yang tak menyenangkan itu.

Apa lagi dengan Henry dan Ronald, keduanya langsung kehilangan nyali mereka. Membuat mereka mundur beberapa langkah.

Selanjutnya, Adric yang secara tak langsung mendapat persetujuan dari seluruh saudaranya langsung mempersilahkan Chella untuk berjalan terlebih dahulu. "Aku akan cepat, kalian pergilah duluan!"

Dan Adric pun berjalan santai dengan tangan di sakunya menggantung, mengikuti langkah kecil dan cepat Chella.

"Sepertinya dia ingin mengancam Chella, dengan caranya yang seperti biasa!" Chad terkikik geli.

"Apa?? Berarti aku harus mengejar mereka!!" ucap Henry khawatir.

Henry sudah mengambil langkah pertamanya, tapi Jacky langsung menahan lehernya dengan lengan kekar miliknya. Tak lupa, leher Ronald juga menjadi tangkapan lengannya, mengingat hal yang di lakukan Henry juga pasti akan di lakukan Ronald.

"Tenanglah Brother! Dia tak akan membuat Chella pingsan dan terluka!" tanpa memperdulikan saudaranya yang masih meronta itu, Jacky memaksa untuk berjalan ke arah limosin yang sudah menunggu mereka dengan santai dan acuh.

Chad hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua saudaranya yang membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mencapai masa pubertas mereka.

●ᴥ●

"Sebenarnya kau tak perlu mengantarku... aku cukup dengan satu pengawal saja tadi!"

Chella merasa tersentuh dengan sikap Adric yang benar-benar mengejutkan. Ia tak percaya bahwa laki-laki paling menyebalkan, paling dingin, paling menakutkan ini dengan rela mengantarnya secara pribadi. Tentu saja ini sedikit banyak membuat Chella merasa moved.

Chella masih berjalan sedikit terburu-buru. Di ikuti Adric yang hanya diam seribu bahasa di belakangnya, menyamai langkah Chella.

Akhirnya mereka sampai di depan toilet laki-laki yang berada di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri. Chella hendak masuk ke dalam toilet perempuan, tentu saja, sebelum akhirnya Adric yang dari tadi hanya terdiam mendorong kasar tubuh Chella secara tiba-tiba masuk ke dalam toilet perempuan.

"Adric!! Tunggu!!" Chella meronta, tapi Adric masih diam dan tak memperdulikannya. Merasakan cengkraman halus tangan hangat Adric.

Di dalam toilet yang benar-benar kosong tersebut, Adric menghentikan langkahnya di depan kaca besar. Ia berdiri tepat di depan Chella. Mengintimidasinya dengan postur perfect dan tinggi badannya. Memojokkan Chella hingga tak bisa berkutik ke manapun.

"Adric! apa yang kau lakukan. Ini toilet perempuan?!" Chella menghindari tatapan mata Adric, mencoba mencari celah untuk bisa lepas dari kepungan Adric. Jantungnya berdetak keras, masih bingung harus mengartikan ini sebagai detakan apa.

Pertanyaan Chella tak terjawab. Adric yang menatapnya keras dan dingin langsung menyampaikan inti yang ingin ia katakan, seperti seorang ibu yang mengancam pacar miskin anaknya yang kaya raya.

"Dengar Chella!" Adric mempertajam tatapannya. Matanya benar-benar sangat mengintimidasi. "Jika semua kejadian di pulau sampai di telinga kakek... kau tau kan apa yang akan terjadi padamu?"

"Ap-apa maksudmu?"

Hati Chella menciut. Seketika, perasaan tersanjung akan kelembutan hati seorang Adric Nofaliu Rejenson, sang cucu Rejenson, sang pemimpin Rejenson Grandson, terkelupas dengan cepat. Membalikkannya kembali ke tempat semula.

"Sepertinya seluruh penelitianmu mengenai anak-anak yang kau lakukan selama tiga tahun terakhir kau simpan di penyimpan data yang mudah di retas ya?" Adric mengambil handphone nya dan mengecek beberapa email yang ia terima, kemudian ia menunjukkan pada Chella bahwa ia sudah sebagian membuka file penelitian Chella.

"Apa?"

Dari awal, tak ada sedikitpun niat Chella untuk memberitahu kakek mengenai ini, tapi mendengar Adric mengataknnya, apa lagi mengaitkannya dengan penellitian yang sangat susah ia kerjakan selama tiga tahun terakhir ini, membuatnya merinding setengah mati.

Chella mencoba tersenyum, "Aku janji, aku tak akan mengungkitnya pada siapapun!!" Chella terlihat pasrah.

Dia benar, dia tertlalu polos dan penakut untuk mengatakannya. Batin Adric

"Baiklah, ku anggap ini selesai!" Adric menghembuskan nafasnya, kemudian menarik nafas dengan satu tarikan besar. "Sekarang yang kedua!"

Kedua? Anak ini pasti benar-benar sangat suka mengancam seseorang...

"Kau pasti tau kan jika saudara-saudaraku menyukaimu!"

Chella terbelalak, ia harus menekan rasa gelinya yang mungkin saja bisa terlepas saat ini juga. This is ridiculous!

"Apa? Eh~, itu tidak mungkin! Aku tau, mereka tipe-tipe yang suka bermain-main."

"Kau benar-benar naif!"

"Apa??"

"Berhentilah seperti orang yang tak tau apa-apa!"

"Sungguh, aku benar-benar tak-"

Suara Chella langsung terpotong, Adric membungkam Chella dan menariknya dalam toilet dengan sergap. Hati Chella seakan terjatuh. Untung saja ia tak memiliki penyakit yang mungkin dapat membunuhnya saat ini hanya karena sikap mengejutkan Adric.

Di da&lam bilik toilet yang sempit itu, Adric memeluk Chella erat menghadap dirinya, melilitkan salah satu tangannya memutari tubuh Chella sedang yang satunya tetap membungkam Chella.

Chella ketakutan. Ia takut dengan sikap Adric, dan juga dirinya yang berada di posisi yang seperti ini. Saat ini, Chella bisa merasakan dada Adric yang naik turun, jantungnya yang berdetak-detak, dan nafas menderu Adric.

Pipi Chella memanas, ia tak bisa mengendalikan jantungnya yang mencelos. Seluruh tubuhnya bergetar, berharap Adric melepaskannya sekarang juga.

Adriccc.... apa yang kau lakuan!! Lepaskan aku sekarang jugaa!!

Tapi apalah daya, Chella masih terbungkam, seluruh gerakannya juga telah di bekukan oleh Adric, di dalam pelukannya.

Selang beberapa detik, suara derapan heels berhenti tepat di depan bilik-bilik toilet di sana, di ikuti suara gosipan-gosipan dari beberapa wanita.

,

  ●ᴥ●●ᴥ● ●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ●●ᴥ● 

REJENSON: Cinderella with 5 Step-PrincesWhere stories live. Discover now