Aku memaksakan senyumku pada para tamu yang datang. Banyak orang yang berdoa pada pernikahan kami. Aku hanya bisa mengamini semua doa-doa dari mereka.

"Nanny.." sebuah panggilan dari seseorang yang aku kenal,membuatku mencari sumber suara tersebut.

Tiba-tiba seseorang menubruk kaki jenjangku. Malaikat kecil yang aku rindukan. Gerald.

Kenapa anak kecil ini ada disini ? Dimana ayahnya? Aku berjongkok menghadapnya dan mengusap puncak kepalanya.

"Gerald kenapa ada disini?" ucapku padanya yang kini mulai menangis.

"Nanny kenapa tidak mengunjungiku? Kenapa pergi begitu saja? Dan lihat apa ini? Kau menikah" pertanyaan darinya berbondong-bondong menyerbu ku.

"Gerald hentikan! Ayo sini" Nazar kini meraih Gerald dalam gendongannya.

"Kak akhirnya kau datang" ucap Rizky tiba-tiba membuatku membelakakan mataku.

Kak? Kakak maksudnya. Jadi Nazar kakak nya Rizky. Kejutan apa lagi ini, kenapa disini aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

"Bagaimana pun ini pernikahan mu dan kau sudah mengundangku bukannya tidak sopan untuk menolak" ucap Nazar begitu dingin.

"Hmm" gumam Rizky sedikit kecewa.

"Selamat Rizky.Aku senang karena adikku tak bernasib sama denganku" ucap Nazar lagi pada Rizky.

Ku lihat Rizky tersenyum tipis,sangat tipis jika tak jeli melihatnya pasti kau tak akan melihat Rizky sedang tersenyum. Ada apa diantara mereka? Sungguh, dalam sehari aku mendapatkan begitu banyak kejutan.

Nazar beralih menatap padaku. Kulihat ia tersenyum,begitu dipaksakan. Lihatlah dari matanya saja tampak begitu jelas jika ia terluka. Tapi terluka kenapa?

"Selamat Dinda. Aku tak menyangka jika sekarang kau adalah adik iparku" ucap Nazar sambil terkekeh.

Demi menghormati nya aku mencoba tersenyum,senyum yang begitu canggung.

"Kalau begitu aku harus pulang. Aku berencana akan pergi ke eropa besok pagi bersama Gerald" pamit Nazar pada Rizky dan langsung pergi.

Mereka akan pergi ke Eropa. Ingin sekali aku menghentikan langkah Nazar dan langsung mengucapkan salam perpisahan pada Gerald si malaikat kecilku. Tapi semuanya tertahan,bagaimana pun aku harus menjaga perasaan Rizky yang kini sudah sah menjadi suamiku.

____________________

Huft..

Lelah sekali hari ini,Seharian aku menghabiskan waktu ku menyapa para tamu undangan yang berdatangan seakan tak ada habisnya. Aku terduduk di sofa dengan melepaskan sepatu heels yang menyiksa kakiku. Pegal sekali.. rasanya kaki ini akan terlepas pada tempatnya.

Kurasakan sisi samping ku bergerak. Aku beralih menatapnya.Dia duduk di sampingku dan menatapku begitu lekat.

Rizky memang pintar mengacaukan suasana hatiku. Hanya dengan tatapan nya saja dia mampu membangunkan keaktifan jantungku. Tahan Dinda jangan sampai kamu bertingkah berlebihan.

Iuh.. Baru saja aku terhanyut dengan tatapan nya, sekarang dia membuatku il-feel. Dia mengedipkan matanya serta senyam-senyum gak jelas. Apa coba?

"Pasti kaki kamu sakit" ucap Rizky sambil menggerakan tangannya meraih kakiku ke atas pangkuannya.

Dengan telaten Rizky memijat-mijat kakiku yang terasa begitu pegal.Ku pandangi wajahnya yang begitu damai. Gadis mana yang tidak akan terpikat olehnya tapi kenapa aku yang memilikinya. Padahal aku hanya seorang gadis biasa,yang jauh bila dibandingkan dengannya.

"Udah merasa enakkan" tanyanya dan langsung ku jawab dengan anggukan kepala.

"Kalo gitu.karena kamu kan udah merasa enakkan,sekarang gantian. kamu yang melayani suami kamu nan tampan ini"

Aku langsung menurunkan kaki ku dari pangkuannya. Aku tahu maksud nya karena walaupun aku orang kampung aku tidak sepolos itu. Bagaimana pun kita sudah menikah tidak ada yang salah jika Rizky meminta haknya. Tapi disini adalah kesalahan ketidak siapan diriku. Aku masih meragukan nya entah apa sebabnya.

Aku berdiri dari tempat duduk ku,ku ambil sepatu high heels ku yang tergeletak di atas lantai. Aku ingin pergi menjauhi Rizky.

Baru saja selangkah tanganku sudah ditarik olehnya hingga aku terjatuh mulus di pangkuannya.

"Aku bercanda. Liat pipi kamu merah gitu kaya kepiting rebus" gurau Rizky yang tak kuanggap lucu bahkan itu memalukan.

"Ayolah aku hanya meminta mu memijat kaki ku seperti apa yang aku lakukan padamu" ucap Rizky sambil menurunkanku dari pangkuannya hingga duduk kembali di sampingnya.

Apa benar Rizky hanya meminta itu? Kalo benar berarti aku yang terlalu mesum. Ugh.. Memalukan..

Kini gantian sekarang kaki Rizky berada di pangkuanku berada di antara gaunku yang panjang dan cukup ribet. Aku memijat kaki nya dari bawah ke atas . Ingat! Hanya sampai dengkulnya.

"Oh ya ini kunci kamar kita. Letak nya ada di atas sebelah kiri . Ingat! Jangan sampai kamu salah masuk. Kamar kita ada di sebelah kiri" Jelas Rizky sambil memberikan sebuah kunci ke tanganku.

"Memang kamu mau kemana?" tanyaku membuat ia mendesah malas.

"Aku harus kembali lagi ke bawah lagi pula acara nya belum selesai. Kamu istirahat lebih dulu aku akan menyusul" jelasnya kembali dan langsung menurunkan kaki nya dari pangkuanku dan langsung pergi meninggalkanku.

Berdiri dan langsung pergi ke kamar itulah yang ku kerjakan saat ini. Ada banyak anak tangga yang harus aku lewati dan itu hal yang tak ingin aku lakukan karena kakiku cukup sakit untuk melangkah. Untuk yang terakhir kalinya aku tak ingin memakai high heels lagi karena mampu menyiksa anggota badanku.

Dengan sangat susah payah aku melangkah perlahan melewati anak tangga tersebut,untung hanya ada anak tangga apalagi kalo ada Ibu tangga udah copot kali kaki aku sekarang.

Tadi Rizky bilang apa yah? Kamar aku ada dimana? Aku lupa. Ini nih sikap yang aku benci dari kecil selain ceroboh aku juga pelupa. Disini kan ada dua kamar berhadapan dengan warna pintu yang sama. Yang satu searah dengan tangan kiriku dan yang satu searah dengan tangan kananku.

Coba ku ingat kembali...

[Loading lama]

Kalau gak salah Rizky bilang di sebelah kiri. Benar, gak salah lagi kamar kita ada di sebelah kiri.

Aku langsung membuka pintu. Ternyata tidak terkunci. Lalu, untuk apa Rizky memberikan kunci ini padaku. Mungkin Rizky sudah terlalu lelah.

Gelap. Itulah kesan pertama saat aku memasuki kamar ini. Aku mencoba mencari saklar dengan meraba-raba dinding dekat pintu.

Hap..

Ini dia saklar nya.

Trek..

..

..

..

..

Apa ini? Perlahan aku melangkah ke setiap sudut tembok yang terpajang begitu banyak foto. Bukan foto nya yang membuat ku tertegun tapi siapa foto yang berpose disana.Aku.

Disana banyak sekali foto candid ku. Aku yang tak sadar tengah diabadikan oleh sebuah kamera. Hampir semua lapisan tembok kamar ini di penuhi oleh foto-foto ku.

Apa maksud dari semua ini? Kenapa di kamar ini penuh dengan foto-foto ku. Rizky. Hanya dia yang tahu apa maksud dari semua ini.

***

A/N: huft.. Akhirnya bisa lanjut part ini. Gimana? Penasarankan dengan apa yang terjadi dengan Dinda. Apa maksud dari mistery kamar yg di penuhi foto-foto candid Dinda. Tunggu part selanjutnya.

Sebelumnya trimakasih buat kalian yang udh kasih vote dan komentarnya. Aku tahu cerita ku jauh dari sempurna . aku masih belajar dan karena kalian aku makin semangat belajar menulis yang lebih baik.

Makasih semuanya :* ..

Marriage? (Completed) √Where stories live. Discover now