Part 6

1.9K 126 0
                                    

Aku berjalan di sebuah lorong serba putih ini dengan tergesa-gesa,kadang ku sempatkan menoleh kebelakang takut jika kang ujang akan mengikutiku.

Huft...

Maafkan aku kang ujang,aku selalu mengecawakan mu. Dan maaf aku tak berusaha untuk mempertahankan perasan ku tentang kita.

Bruk..

Aww .. Sakit sekali tiba-tiba tubuhku terhuyung ke belakang dan bokongku berakhir di lantai.

"Ma-maaf" ucap nya sedikit terbata dan terburu-buru sambil menarik kedua bahuku untuk berdiri.
"Maaf,tadi aku tak melihat karena aku sedang terburu-buru,ada yang sakit?" tanyanya yang langsung ku gelengkan kepala.

"Baguslah,kalo begitu permisi!" pamitnya yang langsung meninggalkan ku di sini yang masih terpaku.

Apa di dunia ini semua manusia berkelakuan aneh,ck. Tubuhku masih merasakan terkejutan terhadapku membuat ku terpaku diam seribu bahasa,bokongku masih sakit sekali dan kepergian orang tadi pun tak sepenuhnya ku sadari.Orang tadi siapa? Perempuan atau laki-laki pun aku tidak tahu sangking terkejutnya.

Aku berusaha berjalan dengan tangan kanan menyusuri tembok dan tangan kiriku memegang pinggangku.

Apa tak ada orang yang ingin membantuku? Tega sekali kalian padaku. Aduh.. Kenapa sekarang aku seperti orang gila.

Akhirnya sampai juga di luar rumah sakit,Aku harus segera pulang tapi menggunakan apa? Tadi sebelum ku ke rumah sakit Rizky tiba-tiba menarik tanganku dan berakhir di tempat ini jadinya aku tak membawa dompet dan sepeser uangpun karena terburu-buru. Sulit sekali untuk aku menikmati hidup.

Pasrah! Harus berakhir dengan berjalan kaki.
Ku hentakan kaki karena terlalu kesal,kenapa dari pertama aku datang ke kota ini aku tak pernah merasakan kebahagiaan.Aku memang tidak cocok dengan kota ini.

Tiiitd....tiiitd....

Suara klakson mobil mengganggu ku,dan Apalagi ini? Cukup. . aku sedang lelah.
aku tak menghiraukan nya dan terus berjalan menyusuri jalan,tapi entah kenapa mobil itu terus mengikutiku tanpa menyerah. Dengan rasa kesal di hati aku menghentikan langkahku.
Ku gedor kaca mobilnya dan selang beberapa waktu kaca itu pun bergerak menyelip ke bawah dan menampakan sang empunya.

Siapa dia? Bahkan aku tak mengenalnya,apa jangan-jangan orang jahat yang ingin merampok ku tapi itu tidak mungkin mana ada perampok menggunakan mobil sebagus ini atau penculik yang nantinya akan menjualku ke para om-om hidung belang.

Argh.. Tidak,tidak! aku harus kabur..

Dengan seribu langkah aku menjauh dari sosok laki-laki yang ada di dalam mobil itu,aku jangan sampai di culik nanti bagaimana nasib Ibuku.

Baru saja beberapa senti dari tempat itu,kini tanganku serasa ada yang mencekal.Dan benar saja kini ia sedang menahan tangan kananku dan sedikit meremasnya.

"Lepas.. Toloong . . toloong . ." tanpa berpikir panjang aku langsung berteriak mencari pertolongan takut jika ia benar-benar penjahat dan tuduhanku berasa di benarkan ketika ia membekap mulutku.

"Sssst.. Jangan meneriaki ku seperti itu bagaimana jika orang-orang menganggapku penjahat" 'menganggap' bukankah ia memang penjahat. Tanpa mengindahkan perintahnya aku terus meronta dan berteriak walau suara ku tak terdengar karena bekapan nya.

Tapi apa yang aku lakukan berakibat fatal.Kini ia mengais ku seperti karung beras di atas bahunya dan membawa ku ke mobilnya.

Walau sebesar apapun tenaga yang ku keluarkan tetap saja akan kalah jika di bandingkan dengan nya.

Kini aku menangis meraung-raung di dalam mobil tepatnya di samping orang ini,aku tak peduli jika ia akan marah dan mencekik ku.

"Apa kau bisa diam!" benar saja dia marah.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang