Part 15

1.6K 109 6
                                    

Dekorasi yang begitu Indah. Ada lampu-lampu yang menjuntai di setiap dinding yang berdiri. Bunga-bunga berwarna putih. Semua nya tertata pas dan cantik.

Aku melihat tante Ika berjalan menghampiriku yang sudah turun dari mobil. Senyum nya begitu manis menyambutku.

"Maaf yah. Kamu masih dalam masa berduka tapi sekarang kamu harus dihadapkan dengan pernikahan" ucap tante Ika mengelus puncak kepalaku.

"Tante.."

"Sst.. Panggil Ibu juga dong sekarang kan kamu akan menjadi Istri nya Rizky,berarti kamu adalah bagian keluarga kita,anak Ibu" tambah tante.. Ups maksudku Ibu.

"Ibu. Tidak masalah karena pernikahan ini sudah di rencanakan, undangan pun sudah tersebar. Lagi pula Ibuku pasti ikut bahagia diatas sana" terangku pada Ibu.

Ibu mengangguk dan menuntun ku masuk. Disana Rizky sedang terduduk di samping Ayahnya. Dia begitu tampan dengan balutan tuxedo berwarna putih senada dengan gaunku. Ku lihat dia tersenyum padaku dan ku balas dengan senyum juga.

Aku duduk di samping Rizky karena akad nikah akan dilaksanakan. Aku begitu gugup ketika pak penghulu memulainya.

Tuhan aku mohon semoga semua berjalan lancar. Tidak lucu kan jika akad nikah pernikahan ku gagal total karena di kacaukan oleh sang mantan kekasih masa lalu dari pasanganku.

Dinda apa kamu tidak tahu malu? Justru kamu merebut Rizky darinya,dan sekarang kau berdoa agar pernikahan mu tidak hancur lalu bagaimana dengan perasaan gadis yang Rizky tinggalkan.

Aku harus bagaimana? Tidak mungkin sekarang aku berteriak dan membatalkan acara pernikahan ini. Aku harus bagaimana?

Aku tahu bagaimana perasaan Nadia saat ini karena aku juga perempuan sama dengannya pasti aku tahu betapa hancurnya perasaannya. Tapi aku juga tidak bisa membatalkan pernikahan ini, bisa-bisa keluarga Rizky malu besar karena tingkahku.

"Bagaimana saksi sah?" suara penghulu menyadarkanku.

"Sah" ucap para saksi dan tamu undangan.

Egh..

Terlambat. Aku sudah terikat dengan Rizky. Bodoh. Terlalu asyik memikirkan Nadia hingga aku tak mendengar ijab kabul nya,padahal ini adalah hari pernikahanku.

Ku edarkan pandangan ku ke segala arah dan tak sengaja aku melihat nya. Nadia.

Dia sedang terduduk diantara para tamu undangan.
Kapan dia keluar dari rumah sakit? Dia melihat pernikahan ku dengan Rizky. Ya ampun aku telah melukai perasaannya. Tapi kenapa dia tidak berteriak agar pernikahan ini batal seperti yang selalu ada di sinetron-sinetron. Nadia terlalu baik sehingga disini terlihat aku terlalu jahat.

"Dinda" bisik Rizky di dekat telingaku sehingga fokusku padanya.

Rizky meraih tanganku dan memasangkan cincin ke jari manisku setelah itu mengecup punggung tanganku.

"Giliran mu" titah nya sambil memberikanku sebuah cincin.

Tidak boleh. Aku menatap cincin itu ragu-ragu. Meraihnya dengan tangan bergetar. Aku menatap ke arah Rizky seketika aku mendapat senyum darinya. Aku meraih jemari Rizky,dengan perlahan akhirnya cincin itu melingkar sempurna di jari manisnya.

Aku melihat senyum Rizky semakin mengembang dan saat itu aku merasakan sesuatu. Ada yang tidak beres.

_________________

Aku dan Rizky berdiri untuk menyalami para tamu. Entah kenapa aku menjalani semuanya penuh dengan kesibukan pemikiranku sendiri. Aku tidak bisa menjalankannya dengan khidmat. Bagaimana aku bisa tenang jika di balik pernikahan ku ada banyak orang yang tersakiti.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang