Part 13

1.4K 114 2
                                    

Hujan ritik-ritik membasahi bumi saat ini. Aku menerawang di balik jendela memandangi setiap tetesan air yang turun.

Aku sedang berada di kamar Gerald. Dia sedang tertidur sekarang setelah apa yang telah terjadi tadi di rumahku. Aku harus menjelaskan kepada Nazar mengenai pekerjaanku. Setelah aku menikah tak mungkin Rizky mengizinkan aku bekerja sebagai seorang pengasuh Gerald.

Tiba-tiba pintu kamar Gerald terdengar seperti ada yang membuka. Benar saja, tak lama orang yang sedari tadi aku bicarakan ada di belakang tubuhku yang menghadap jendela.

Aku membalikan badanku menghadapnya. Ku lihat ia tersenyum padaku dan langsung ku balas saja dengan senyuman ku.

"Ada apa?" tanpa bicara ia telah tahu jika aku memang ingin membicarakan sesuatu padanya.

"Bagaimana kau tahu?" tanyaku sedikit bingung.

"Terlihat jelas di wajahmu" ucap Nazar kemudian ia meraih jemariku membawaku duduk diatas sofa yang berada di sudut kamar Gerald.

"Ayo katakan" ungkap Nazar tak sabar.

"Begini. Hmm.. Bagaimana yah?" ucapku kikuk membuatnya semakin penasaran.

"Lusa aku akan menikah" keluar sudah unek-unek yang sedari tadi ku pendam.

"Lalu?"tanya Nazar biasa-biasa saja membuatku semakin bingung.

Kenapa Nazar tidar terkejut. Aku saja yang mendengar nya dari Ibu jika pernikahanku karena di pajukan aku terkejut sekali. Apa sebelumnya Nazar sudah tahu. Lantas dari siapa?

"Kamu. Kenapa tidak .. Sudahlah lupakan" ucapku terbata dan terpaksa menyerah tak ingin berbicara lebih banyak.

Beribu pertanyaan yang sekarang ingin aku tanyakan pada Nazar tapi aku tidak cukup banyak keberanian.Entah perasaan itu datang darimana.

"Aku sudah mengetahuinya jauh sebelum kamu memberitahukannya" ucap Nazar tiba-tiba membuat aku langsung menatapnya.

"Jadi.." Ya ampun benar dugaanku dia sudah tahu tapi kenapa tadi dia bertanya 'Ada apa?'

Nazar memang susah di tebak. Tapi kenapa dengan dia,kenapa sekarang wajahnya kusut?

"Kau tahu aku menunggu mu bicara tentang ini. Aku tahu semuanya. Kau sungguh menarik membuatku tak tahan mencari tahu tentang mu. Maaf" lirih nya.

Aku tak habis pikir. Oh ayolah Dinda, Nazar adalah orangkaya. Hanya karena kekuasaan nya akan dengan mudah mencari tahu tentangmu, dirimu yang bukan siapa-siapa.

"Dan keinginan tahuku membuat hatiku sakit" lanjut Nazar .

Aku memandang lekat-lekat padanya. Apa maksud dari perkataannya. Sungguh aku tidak mengerti.

"Aku tertarik padamu. Sejak pertama kita bertemu,saat itu aku merasakan sesuatu padamu. Awalnya aku sangat mengunci hati ku pada setiap wanita tapi entah kenapa melihatmu pertahanan benteng hatiku hancur seketika. Hanya karena melihat cara kamu memandangku" ungkap Nazar yang membuatku bungkam seribu bahasa.

Aku tidak percaya. Jadi selama ini Nazar menyukaiku . Tidak peka sekali sih kamu Dinda.Bodoh.
Kamu membuat nya suka padamu dan sekarang kamu menyakitinya. Dimana letak hati nurani mu.

Lalu sekarang aku harus bagaimana. Aku sungguh tak punya muka menghadapnya karena semua terjadi atas kesalahanku. Membuatnya menyukaiku.

"Jangan ambil pusing. Aku tidak menuntut banyak padamu. Cukup kamu tahu isi hatiku itu sudah membuatku tenang. Bahagialah bersama nya" ucap Nazar berdiri dari duduknya dan mengusap lembut puncak kepalaku.

"Bolehkah aku memelukmu . Sekali saja " mohonnya padaku.

Entah keberanian darimana aku berdiri menyusulnya dan langsung menghambur kepelukannya. Tangisku pecah di depan dada bidangnya. Masa bodo jika nanti bajunya basah karena air mataku.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang