Bejamin memutar bola matanya. "Sama dengan Edgar." Jawabnya pada akhirnya.

'Hm, sudah kupastikan bahwa kedua orang ini psikopat. Bagaimana dengan si Ale, Alliando, Aleza, ah Alex?' , batin Regan lalu melirik sekilas Alex.

"Lalu, apa alasan kalian membunuh orang-orang?" Tanya Regan lagi.

"Hm, melihat darah merupakan suatu kesenangan tersendiri untukku." Jawab Bejamin.

"Aku hanya ingin daging mereka." Jawab Edgar. Psikolog itu meneliti raut wajah dan gerak-gerik keduanya, memerhatikan bahwa mereka bohong atau tidak.

'Tumben sekali psikopat jujur? Hm, jawaban mereka cukup mengerikan.' Batin Regan.

"IQ kalian berapa , omong-omong?" Tanya Regan intens. Pria berambut keriting itu mencatat sesuatu di kertas miliknya.

"Aku hanya 150 , itu pun tiga tahun yang lalu." Jawab Edgar enteng.

"Aku hanya 160." Jawab Bejamin.

'Hebat! IQ-ku bahkan hanya 145.' Ujar Regan terkagum-kagum dalam hati.
(An : anjeng, beda jauh sama authornya y -_-)

"Yasudah lah kalau begitu. Aku akan menemui kalian kapan-kapan." Ujar Regan lalu meninggalkan ruangan itu. Penjaga pun dengan sigap mengunci pintu sel yang sangat minim itu.

Regan menghela nafasnya.

'Mereka berbahaya. Jangan sampai mereka lolos.' ,Batinnya mengatakan.

Regan ternyata sudah berada di depan ruang pribadi milik Jordhan. Dengan cepat Regan mengetuk pintunya .

"Yo, masuk saja!" , suara serak-serak berasal dari ruangan itu pun terdengar. Regan pun dengan cepat membuka kenop pintu dan tampaklah Jordhan dan Roger yang sedang berbincang-bincang.

"Bagaimana ? " tanya Roger pada Regan. Regan menghela nafasnya sejenak.

"Mereka 100% psikopat. " jawab Regan seadanya.

"Bagaimana dengan si bangsat?" Tanya Roger lagi.

"Bangsat siapa maksudmu?" , bukannya menjawab, Regan malah balik bertanya.
Roger menghela nafasnya sebelum membuka mulutnya , "Alex, Alexando Rex Brozer." Yang ditanya hanya menggidikkan bahunya . "Tapi, kurasa iya." Jawab Regan.

"Kuperingatkan , mereka benar-benar berbahaya. Jangan sampai mereka kabur dari tahanan." Ucap Regan serius.

"Kabur? What the hell are you kidding me?! Mereka tak akan lolos , bud. Ruangan itu adalah penjara yang terhebat sepanjang masa!" Jawab Jordhan dengan membusungkan dadanya.

"Hm, ya terserahmulah . Yang terpenting, aku sudah mengingatkanmu." Ujar Regan lalu meninggalkan ruangan Jordhan.

**

Sementara itu, di sisi lain, Mr. Bruce tampak resah.

'Dimana bocah itu? Padahal aku sudah kangen dengan hasil jepretannya itu. ' , batin Bruce mengatakan. Bruce mengambil gelas yang berisi kopi dan meneguknya sedikit-sedikit.

"Ale, tolong panggilkan Cassie!" Perintah Mr. Bruce pada asistennya, Ale. Ale mengangguk lalu meninggalkan ruangan Mr. Bruce.

Beberapa menit kemudian Cassie datang. "Ada apa,yah?" Tanya Cassie . Mr. Bruce menanyakan keadaan tentang Alex, barangkali ia tahu sesuatu. Cassie hanya menggeleng. Dalam hati yang terdalam, Cassie sangat merindukan Alex. Cassie pun keluar dari ruangan ayahnya.

**

Alex's POV

Aku mencoba untuk membuka mata. Pandanganku masih tampak blur. Ah, rupanya aku masih di neraka ini. Tch.
Kulirik pemandangan di sebelahku, Edgar dan Bejamin tertidur pulas rupanya . Hey, memang sekarang jam berapa?!? Aku bahkan tidak tahu sekarang jam berapa, pagi ataupun sore.

George tersungkur lesu . Ah, malang sekali kau G. Aku ingin mengelusmu, aku ingin bermain denganmu G.

Mungkin ini terlalu dramatis , ah who cares?

Omong-omong tentang tahanan , aku benci disini. Mereka benar-benar menyiksa kami. Mungkinkah sekarang tulang rusukku sudah terpampang dengan jelas? Mungkinkah mataku sangat amat sayu? Mungkinkah level kegantenganku ini menurun? Ah, masih banyak pertanyaan karena hal sialan ini. Mereka benar-benar bangsat. Awas saja nanti!

Tiba-tiba Roger masuk, membawa senampan berisi makanan yang tak pantas disebut makanan.

"Oh, kau sudah bangun ya? Nih ! " bentak Roger lalu menghempaskan nampan itu dihadapan Alex kasar.

"Bangsat. Mau mu apa ?!" Umpatku gemas .

"Aku? Oh hey, ayolah, aku ingin balas dendam," Jawabnya santai.

"Tentu saja membalas dendam Ayahku dan Sarah." Lanjut Roger. Butiran air matanya pun turun. Huh, pria bangsat itu bisa menangis juga rupanya? Lalu, iapun menyeka air matanya.

"Hitunglah harimu Alex. Kau pasti tahu , hukumanmu tinggal beberapa hari lagi. Kau.akan.musnah." ujarnya disertai penekanan. Aku terdiam.

"Ha. Rasakan itu! Fool! Selamat menikmati hari-hari indahmu!" Cibir Roger lalu meninggalkan ruangan ini.

Aku berusaha berpikir keras, bagaimana jika nanti kami tak bisa kabur?

Aku harus segera memikirkan caranya.

Ah, aku tahu rencana yang bagus !

**

a6 gantung hehe a6

Hai. . Setelah sekian lama menunggu akhirnya gue apdt :v meski short chapter+boring pls banget hargain ya! Gue gini2 nyempetin ngetik meski besok uas mat . Omg.

Doakan dapet bagus ye :v

Kalau dapat bagus ntar gue apdet . Mau gak? Mau y mau . Makanya doain dd ;:')

Vomments?

Ily babe,

Thebestxxx pacarnya Cameron dallas 😄

Psychopath ? 2 (ADA YG KETIGA)Where stories live. Discover now