"Shut up, Luke. I just..you know, what wrong's with Calum? and where's Jessica, anyway."sahut Michael sinis.

Calum mengehela nafasnya berat."Dia pergi. aku tak tau kemana."kata Calum. sontak mata Luke dan Micharl melotot kaget.

"Apa?! apa kau sudah mencarinya? kau sudah bilang pada momnya? astaga, apa aku harus menelpon mama ku?!"cerocos Luke.

"Apa hubungannya dengan mamamu Luke?-_-"sahut Michael. lalu berlaih pada Calum."apa yang terjadi?"tanyanya.

"Kami bertengkar."kata Calum, nada suaranya memberat. Seolah nafasnya bergumpal didalam tenggorokan.

"Itu sebabnya aku tak ingin menikah cepat."gumam Michael."kau sudah mencarinya bukan?"katanya. Calum mengangguk.

"Yasudah, aku akan bilang pada Ashton nanti. Kami akan ikut mencari Jessica, kau tenang saja."ujar Luke, ia tersenyum pada Calum. Ia sangat mengerti perasaan sahabatnya itu, setidaknya ia juga pernah merasakannya saat awal awal ia menikah dengan Kate, istrinya. Terlebih lagi ia dijodohkan sama seperti Calum, namun bedanya Luke dijodohkan dengan orang yang ia benci. Mereka saling benci. dan sekarang keadaan sudah berubah tentunya.

Michael tersenyum lirih, ia merasa ingin menangis. rasanya ikut sedih saat melihat Calum yang seperti ini. Walaupun mereka sering berkelahi, tapi mereka selalu saling membantu satu sama lain. like brother, like family.

"Kami pamit pulang, oke? kalau kau butuh sesuatu telfon saja aku atau yang lain."pesan Luke. Ia menatap prihatin Calum. Tujuannya kesini bukan hanya untuk mengabarkan itu, melainkan ingin mengajak Calum hang out dan bersantaian diBasecamp mereka dan sekarang ia harus menundanya. Ia kenal Calum sebagai orang yang lebih menyimpan sendiri masalahnya ketimbang berbagi atau meminta tolong. Kalau saja ia seperti Calum, dijamin Luke akan menangis dipangkuan mamanya.

"Thanks guys."balas Calum.

.

"Maafkan aku Jess.."gumam Lelaki itu pelan, cairan bening itu terus mengalir dipipinya. dia sangat sedih dan menyesali perbuatannya.

Kringg... Kringg...

"Hallo?"

"......"

"Ya, aku segera kesana."

Calum mendapat telepon dari Eliza , bahwa Jessica akan pulang setelah momnya dapat menelponnya. Tanpa pikir lagi, Calum segera mengebut dengan mobilnya

.

CALUM'S POV

Aku langsung berdiri saat pintu rumah terbuka, aku melihat penampilannya yang terlihat kacau, matanya sembab, dan hidungnya merah. Alu terkejut saat melihat dibelakangnya ada lelaki sialan itu, tengah terlihat menjaga jarak jessica agar tak dekat dekat denganku.

"Jess, kau darimana saja?"Tanya ku khawatir. Aku langsung mendekatinya, namun Jessica membuang wajahnya.

"Bukankah kau senang aku pergi?"

Aku berpaling pada lelaki itu dan menatapnya sangat tajam. Astaga, aku sangat membenci lelaki ini melebihi rasa benciku ketika Luke memakai boxer pokemonku. sangat.

"Kenapa Jessica bisa denganmu, huh?!"aku membentaknya.

Sialan. Jessica hilang dan kini ia kembali dengan lelaki ini!? apa yang mereka ulah?!

"Kami tak sengaja bertemu."jawabnya datar.

Sungguh, aku ingin memukulnya dengan gagang sekop."Dan kenapa kau tak mengantarnya pulang ketempat momnya!? apa kau sengaja? membawa istri orang menginap dirumahmu, begitu?!"kataku, langsung bersiap menghajarnya dengan kepalan tanganku. Namun, Jessica langsung menahan lenganku.

"Kau bukan yang ingin aku pergi?"ujar Jessica, matanya kembali memerah.

"Aku tidak bilang dan tak pernah menyuruhmu pergi, Jess!!"aku menatapnya tajam. Aku mendorong lelaki itu kebelakang."pergi! kau tak perlu ikut campur dalam urusanku! Dasar lelaki Brengsek!"

"CALUM!"

"Diam kau!"

Mom Eliza dan Carter dengan segera mendekat, mungkin karena melihatku yang sudah seperti orang yang kegilaan saja."Jessica, ayo masuk dulu sayang. Calum, masuk kedalam oke?'kata mom lembut. Aku mengehela nafasku, dan mengangguk pelan.

"Rexan, kau pulang saja. terimakasih sudah membawa Jessica pulang. Dan benar kata Calum, kau tak perlu ikut dalam urusan yang bukan urusanmu."ucap Carter, menatap datar Rexan kemudian menutup pintu.

Rexan mendecih."Akan jadi urusanku asal kau tahu."gumamnya.

.

Aku memandang kearah mom Eliza meminta persetujuan.."Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian baik-baik. Jangan dengan emosi.."

"Jess.."panggil ku, aku mengambil tangannya."kita pulang, ya?"aku menatapnya lembut, berharap ia akan melihat ke araku. Astaga, matanya berair lagi. aku menyesal membuatnya menangis.

"Tidak. Kau saja"balasnya.

Aku mengehela nafas."Jangan seperti ini, Jess. Seharunsya kau tak perlu pergi. Akan kujelaskan nanti, oke?"

"Asal kau tau, ini semua kau yang buat! aku heran dengan sikapmu itu!"sahut Jessica, suaranya serak. Ia terlihat berusaha berteriak namun tak bisa.

"Aku salah. Ya, aku menyesal. Jadi, dengarkan aku."kataku.

"Aku—"

Aku langsung menciumnya bibirnya lembut, tanpa mendengar perkataanya. Aku tak perduli jika dia ingin memukul setelah ini, tapi rasanya aku merindukan ciuman ini. Tak lama, aku melepaskannya dan menatap Jessica yang terlihat tak percaya dengan apa yang kulakukan barusan. aku tersenyum tipis saat melihat wajahnya yang perlahan memerah."Kita pulang ya, Jess. Kita akan selesaikan masalah ini."

Aku melihat senyum kekanak-anakan Jessica yang perlahan muncul itu, dan ia mengangguk.

Marriage With Calum Hood [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum