Sorry

8.6K 422 12
                                    

Jessica meminum coffee hitamnya perlahan, membiarkan rasa pusing pada kepalanya semakin terasa menjadi. Ketahuilah sedari tadi ia tak berhenti menangis."Dasar Jahat!"gumam Jessica.

Tiba tiba ia merasa ada seseorang yang menuju kearahnya, dan kini berdiri di depan mejanya. Jessica mengacuhkan, terlalu malas mendongak.

"Hei, Jess.."

Jessica mendongak dengan malas, ia merasa kenal dengan suara yang baru saja menyapanya itu.

"Rexan?"

.

CALUM'S POV

Aku sudah mencari Jessica kemana-mana, sekalipun dirumah mom Eliza.. Dia tidak ada, dan tau apa? aku diomeli oleh kakaknya. Aku menyesal, aku sama sekali tak menyadari apa yang kukatakan. Aku sangat emosi, dan sekarang aku sudah membuat Jessica pergi menghilang.

Aku sungguh tak bermaksud mengatainya, sama sekali. Rasa marah dan kesalku itu, entah apa.. aku refleks mungkin. Aku hanya merasa Jessica terlalu dekat dengan teman lelakinya itu, yang kuanggap tak baik kelihatannya. Dan karena itu aku sampai mengikutinya kepesta tadi malam. aku memang tak terlalu perduli padanya dari awal kami bertemu karena bagiku dia akan menyusahkan saja, makanya aku sering berusaha agar ia tak betah denganku..aku tidak membencinya namun aku hanya merasa frustasi akibat perjodohan yang dilakukan oleh mom dan Eliza. Tetapi entah kenapa, dia bertahan..

.

AUTHOR'S POV

Tok tok tok

Calum tersadar dari lamunannya saat mendengar suara ketukan pada pintu rumahnya, ia pun segera beranjak untuk membukakan pintu itu.

Awalnya, Calum pikir itu Jessica yang sedang mengetuk, namun sayangnya itu hanyalah Luke dan Michael yang tengah menyengir lebar padanya.Raut wajah kedua lelaki itu pun berubah heran saat melihat Calum yang nampak frustasi dan..entahlah.


"What's up, Calum?"ucap Luke, nadanya terdengar bingung.

"Hi Guys."balas Calum, lalu tersenyum kecut.

Sungguh, Wajah Calum nampak seperti manusia yang sedang putus asa dan berusaha ingin bunuh diri saja. Setidaknya itu salah satu dari pikiran Michael saat melihat wajahnya itu.

"Come in."suruh Calum sambil melebarkan pintu untuk kedua temannya itu masuk, Luke dan Michael pun masuk dan langsung duduk diatas sofa. Sementara Calum pergi kedapur.

Tak lama Calum kembali dengan dua kaleng soda, langsung disambut keduanya."Ada apa?"tanya Calum.

Melihat Michael yang tak perduli, namun dalam hatinya ia sangat heran dan penasaran apa yang terjadi pada Calum. Apalagi ia tak melihat adanya Jessica daritadi. Luke segera angkat bicara.

Luke berdeham lalu berbicara."Um..Adam bilang dua hari kedepan kita akan sibuk mengurus album kita yang baru."kata Luke, ia menatap Calum yang pandangannya kosong.

"Just it?"jawab Calum.

"Yeah, dan besok kita ada Interview."jelas Luke.

Hening.

Kali ini Calum tak menjawab sama sekali, karena pikirannya terasa kacau. Ia sibuk memikirkan Jessica ada dimana, sedang apa, dan dengan siapa diluar sana. Bisa saja kan gadis itu mati ditelan orang gila? atau ia tersandung trotoar dan kepalanya terantuk tiang listrik, menyebabkan ia amnesia dan tak bisa kembali pulang. Oh, pikiran Calum terlalu jauh .

"What the hell are you thinking, Calum?!"Michael bersuara, hampir berteriak sambil menepuk pundak Calum keras. Membuat lelaki itu bergidik kaget. Luke melotot pada Michael. "The words, gordon."ujar Luke.

Marriage With Calum Hood [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang