Part 12: Broke Up(?)

9.3K 765 8
                                    

NO DARK/SILENT READER.

Biasakan vote sebelum membaca, dan comment sesudah membaca. Terima kasih.

***************

"Hari ini aku ada ekskul musik," Thalita berucap seraya memakan oreonya itu.

Sekarang keduanya tengah berada dikelas--jam istirahat.

"Hm." Gumam Stevan, masih tetap terfokus pada buku ensiklopedia yang kini sedang ia baca.

"Dengerin kek, ih!" Ucap Thalita memukul bahu kanan Stevan dari belakang.

Stevan menutup bukunya, lalu menyimpannya dimeja. Wajahnya menoleh ke belakang--kepada Thalita. "Ya kalau kamu ada ekskul musik, aku harus apa? Hari ini aku harus pulang cepet."

"Yaudah deh," Ucap Thalita. Padahal ia berharap Stevan akan menungguinya sampai selesai ekskul musik nanti.

"Kalau udah selesai, langsung pulang. Gak usah macem-macem lagi." Ucap Stevan memberi peringatan. Wajahnya kembali menoleh ke arah depan, kemudian terfokus kembali membaca bukunya.

"Hah ya ampun!" Keluh Thalita menggelengkan kepalanya.

"THAL!" Thalita menoleh kearah sumber suara. Senyumnya mengembang ketika mendapati Naya yang kini berdiri diambang pintu sambil melambaikan tangannya padanya.

Naya berlari kecil kearah Thalita, lalu duduk dikursi yang berada disamping meja Thalita.

"Tau ah, gue lagi kesel banget sama Kak Robby!" Ucap Naya. Ia mencurahkan isi hatinya pada Thalita, padahal ia baru saja datang.

Thalita terkekeh. Naya memang terkesan bawel dengannya. Jika ia sedang bersantai dirumah, Naya pasti curhat padanya melalui pesan LINE ataupun telepon.

"Kenapa, sih? Hm," Tanya Thalita disertai dengan gumamannya. Novelnya ia letakkan diatas mejanya, mencoba untuk menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya ini.

"Masa tadi dia nyamperin gue gitu, terus minta ID LINE gue, terus juga ngobrol-ngobrol tentang segala macem. Nah kan disitu gue udah ngefly gitu, eh pacar dia dateng sambil sayang-sayangan gak jelas. Terus mereka berdua ninggalin gue gitu aja, Kak Robby juga cuma senyum, gak bilang apa-apa. Ih, kezel gue!" Ucap Naya panjang lebar dengan nada bicaranya yang terkesan sedang jengkel.

"Salah lo sendiri naksir sama pacar orang." Stevan merespon curhatan Naya itu, namun tidak menoleh kearahnya.

Thalita tertawa lepas, mendengar respon kekasihnya itu.

"Bacot lo!"Balas Naya kesal. Stevan diam, tak menggubris ucapan Naya.

"Heh! Anak cewek kok bahasanya begitu?! Gak boleh, ah!" Ujar Thalita pada Naya.

"Kesel, Thal!" Balas Naya.

"Lupakan." Ucap Thalita.

"Terus letak kesel lo itu, dimananya?" Tanya Thalita, back to the topic.

"Gue juga gak tau," Jawab Naya mengusap wajahnya dengan gusar.

"Ya Tuhan!" Thalita menepuk dahinya. Lama-lama jengkel juga jika menanggapi curhatan Naya.

"Yaudah deh, gue udah ngecurhatin juga udah lega kok, gak perlu dapet respon dari lo, gak-papa. Selaw," Ucap Naya menenggelamkan wajahnya di kedua lipatan tangannya yang berada diatas meja.

"Sabar, ya." Ucap Thalita menepuk bahu kiri Naya. Naya diam, tak merespon.

"Lebay." Gumam Stevan pelan. Namun Thalita diam, tak menanggapi.

[1] TCLS: Nerdy Girl vs. Coldest Boy [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang