Part 5: The Feeling

12.7K 851 2
                                    

Ini part tentang cerita Thalita doang kayanya hehehe.

NO DARK READER(s) YAAAA!

************************

"DEV, BUKA PINTUNYA! GUE MAU CURHAT!" Thalita berteriak. Tangan kirinya tergerak di knop pintu, sedangkan tangan kanannya mengetuk pintu dengan tak sabar.

Clek.

"Astaga. Lo bisa santai kan, Kak? Masuk ya tinggal masuk, aja! Biasanya juga tanpa izin," Celoteh Devan, disertai dengan dengusan sebal diakhir kalimat.

"Ya elah gue belajar sopan ya, sekarang! Kenapa lama banget sih, bukanya?" Dengus Thalita menoyor kening adiknya ini.

"Buruan masuk!" Ucap Devan masih dengan nada bicara yang kesal. Thalita langsung masuk, menuruti perkataan Devan.

Devan mengikuti Thalita dari belakang, tapi sebelum itu, ia menutup pintu kamarnya terlebih dahulu.

*********

"Kok ada Kak Dannish, disini? Wah, lo berdua abis mesum ya disini?!" Tuduh Thalita asal.

Ada Dannish yang kini sedang tengkurap diatas ranjang Devan.

"Jangan asal ngomong! Dia disini abis curhat!" Bantah Devan menarik rambut Thalita tiba-tiba, membuat Thalita hampir jatuh kebelakang.

"Songong lo jadi adek!" Balas Thalita menarik rambut Devan dengan kasar.

"Aish! Sakit bego, Kak!" Ringis Devan, melepaskan tangan Thalita dari kepalanya.

"Apa sih, lo berdua! Duduk dulu, kenapa! Lagi pusing, gue," Dannish angkat bicara. Ia melempar bantal ke arah Thalita dan Devan, alhasil mengenai keduanya. Tepat sasaran!

"Ah gue mau curhat! Siapapun tolong dengerin gue cerita!" Teriak Thalita berjalan dengan kesal ke arah ranjang Devan.

Thalita merebut bantal yang tengah dipakai Dannish untuk bersandar di kepala ranjang. Dannish menghela napasnya, ia memaklumi tingkah Thalita jika sedang kesal seperti ini. Sudah biasa.

"Yaudah, sesi curhat dimulai." Ucap Devan yang kini sudah duduk di kursi meja belajarnya, menghadap pada kedua kakaknya ini.

"So' tua lo, Dev!" Cibir Dannish pada adiknya ini. Devan hanya diam, tak menanggapi cibiran dari Kakak pertamanya itu.

"Jadi gini, Thal kan punya temen sekelas, dia cowok, namanya Stevan. Dia ganteng, pinter, banyak fansnya, tipe banyak cewek gitu deh, tapi dia dingin banget jadi cowok. Irit ngomong, gak suka manjangin obrolan, terus juga--"

"Intinya kamu suka sama dia, Thal?" Tanya Dannish memotong pembicaraan adik perempuannya ini. Thalita diam, tidak menjawab.

"Dengerin dulu kenapa, Bang," Komen Devan dengan nada bicara yang nyolot.

"Iya iya. Lanjutin, Dek." Ucap Dannish.

"Langsung ke intinya aja ya. Thal gak tau juga ini kenapa, kalau di deket dia bawaannya kesel mulu, tapi kalau sehari Thal gak ngeliat dia, kaya ada yang beda gitu. Terus juga kan tadi Thal lagi dikantin sama Kakak Kelas Thal, dia cowok, namanya Kak Arga, Kak Arga juga banyak fansnya, tapi tetep aja lebih banyak fans Stevan. Ya Kak Dannish sama Dev tau kali aku kalau makan belepotan gitu--"

"Ke intinya napa, Dek, Kakak gak bisa nyimpulin, nih," Ucap Dannish yang lagi-lagi memotong pembicaraan Thalita.

"Tau sih, Kak. Langsung to the point aja, sih, pusing gue." Timpal Devan. Kali ini ia setuju dengan apa yang diucapkan oleh Dannish.

[1] TCLS: Nerdy Girl vs. Coldest Boy [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang