Part 1: 'Jadi anak baru lagi?!'

24.9K 1.1K 12
                                    

****

"THAL, CEPETAN BANGUN! INI HARI PERTAMA KAMU SEKOLAH!"

Gadis ini mengerjapkan kelopak matanya yang terlihat begitu menawan dengan bulu mata lentiknya. Suara teriakan itu membuyarkan mimpi indahnya, membangunkannya secara paksa.

"Ah, gila aja masih pagi udah dibangunin," Ia bergumam, kemudian melirik jam dinding yang terletak tepat menempel diatas dinding samping kanan dekat pintu.

"Astaga! Jam enam lewat lima belas!"

Ia segera berdiri, kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi.

**********

"Pagi Ma, Pa, Kak, Dev," Sapa Thalita seraya memasukan beberapa buku yang ia pegang kedalam tas dengan tergesa-gesa.

"Pagi." Semuanya menyapa balik kepada Thalita.

"Pelan-pelan, Thal, gak usah buru-buru kaya gitu," Dannish memberi komentar pada adiknya yang terlihat 'tak santai' itu.

"Aduh kak, Thal udah telat ini! Pa, Pak Herman ada 'kan sekarang?!" Tanya Thalita pada David--Papahnya--seraya memakan selembar roti yang sudah dipolesi oleh selai cokelat kacang.

"Ada kok, tuh diluar lagi nyiapin mobil." Jawab David.

"Yaudah, aku duluan, ya! Bye Mah, Pah, Kak, Dev! Jangan kangen, oke?" Ucap Thalita dengan pedenya. Sedetik kemudian, ia segera berlari menemui Pak Herman, untuk mengantarkan dirinya menuju sekolah.

"Eh, Ma, kok Kak Thal pake kacamata? Terus kok rambutnya juga tumben diiket gitu? Kayak cewek culun, sih?!" Devan baru tersadar, kakaknya tadi memakai kacamata dan juga rambut yang diikat rapih.

"Oh iya ya, Dannish juga baru nyadar, sih," Dannish menanggapi ucapan Devan.

"Bisa kalian tanya nanti." Hanya itu tanggapan yang keluar dari mulut Riana.

***********

"Ini sekolah gue? Seriusan? Ya ampun!" Thalita masih berdiri didepan gerbang sekolah barunya ini. Supir pribadinya--Pak Herman--sudah kembali menuju rumah. Salivanya tak henti-henti ia telan di tenggorokannya, melihat gedung sekolah yang menurutnya itu... Uh!

Alexandra International High School. Sebuah gedung yang bertuliskan nama sekolah tersebut, membuat Thalita lagi-lagi meneguk salivanya sendiri.

Ada 7 lantai disekolah ini. Dan masing-masing lantai terdapat 7 ruangan didalamnya.

--

Thalita berjalan terus mengitari sekolah ini, dari lantai satu hingga lantai dua sudah dilalui, dan sekarang ia berada ditangga lantai tiga, mencari ruang Kepala Sekolah.

Ah! Baru sehari menginjakan kakinya disini, sudah mendapat tatapan yang sinis dari para murid. Tatapan tidak suka.

'Siapapun, tolong bantu gue!' Thalita bergumam dalam hati, berharap ada orang yang berbaik hati mengantarkannya menuju ruang kepala sekolah.

Thalita mengedarkan pandanganku disekitar sini, sepi sekali.
Tapi ada satu orang yang sedang membaca buku disana--sedang duduk di anak tangga.

Ia memberanikan diri untuk mendekat padanya, "Hai, permisi," Sapa Thalita dengan sopan sambil tersenyum ke arahnya. Dia menengadahkan kepalanya sambil menutup buku yang sedang dibacanya itu.

"Ya? Ada apa?" Tanya pria ini to the point.

"Um.. maaf saya mengganggu kamu. Bisa antar ke ruang Kepala Sekolah? Saya murid baru disini. Please," Ucap Thalita dengan nada memohon. Wajahnya terlihat memelas.

[1] TCLS: Nerdy Girl vs. Coldest Boy [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang