Part 9: 'I Love You To The Moon And Back'

11.3K 930 28
                                    

NO DARK READER(s) !! Pls.

***************

"Biasa ngeliatnya!" Ketus Stevan tanpa menoleh ke arah Thalita. Ia masuk tanpa dipersilahkan oleh Thalita. Meninggalkan gadisnya yang masih mematung disamping pintu kamarnya sendiri.

"Ambil buku lo." Suruh Stevan dengan sarkastik.

Thalita tersadar dari lamunannya, ia mengangguk seraya menutup pintu kamarnya, kemudian berjalan ke arah rak buku, mengambil beberapa buku paket dan buku tulisnya. Setelah itu membawanya duduk di karpet--dimana Stevan duduk sekarang ini.

"Apa yang belum lo ngerti?" Tanya Stevan masih dengan nada bicara sarkastiknya.

"Bisa gak sih ngomongnya biasa aja?! Lo kayak yang nyari ribut sama gue!" Komen Thalita nyolot.

Stevan menghela napasnya perlahan, "Pelajaran apa yang belum ngerti?" Tanya Stevan dengan ucapan yang lembut.

"Nah! Gitu, kek. Kan adem didengernya," Jawab Thalita memberikan tatapan sinisnya pada Stevan. Stevan pura-pura tak melihatnya. Sungguh, Thalita sangat menggemaskan jika sedang sinis seperti itu. Ini menurut Stevan.

"Gue nanya!" Tegas Stevan. Membuat Thalita bergidik ngeri.

"Aljabar," Jawab Thalita seraya mengambil buku paket pelajaran matematika.

Stevan menghela napasnya. Katanya pinter, masa aljabar doang gak bisa? Stevan membatin.

"Itu materi SMP, bahkan kelas enam SD. Gimana, sih." Cibir Stevan merebut buku yang sedang dipegang oleh Thalita.

"Ya, ya, whatever." Balas Thalita, kemudian memutar kedua bola matanya malas.

---

"Kak Thal, disuruh makan sama Mama," Thalita menoleh, begitupun juga Stevan. Devan sedang berdiri diambang pintu, memainkan ponselnya tanpa menoleh ke arah dua manusia ini.

"Iya, ntar Kakak kesana." Jawab Thalita.

"Sekalian ajakin pacar Kakak, kata Mama," Lanjut Devan, seraya mengedipkan sebelah matanya pada Thalita, setelah itu langsung berlari tanpa menghiraukan Thalita yang sedaritadi berteriak merutuki ucapannya itu. Apa yang salah dari ucapannya?

"Cie pacar," Ucap Stevan meledek, tanpa menengok kepada Thalita.

"Apa, sih!" Thalita memukul bahu Stevan pelan. Pipinya terasa panas sekarang.

"Cie pipinya kebakar," Ledek Stevan, membuat pipi Thalita bertambah merah.

"Udah ah! Ayo makan." Ucap Thalita berdiri, menarik lengan kanan Stevan.

"Iya iya." Jawab Stevan seraya berdiri dengan malasnya.

Thalita tersenyum. Stevan tidak sepenuhnya bersikap sebagai pria dingin yang disangka oleh kebanyakan orang. Thalita menyimpulkan, Stevan hanya memperlihatkan sifat 'aslinya' kepada orang tertentu.

*************

"Pacar Thalita? Dari kapan?" Tanya Dannish pada Stevan disela-sela makan siangnya ini.

"Baru kemarin, Kak," Jawab Stevan tersenyum, seraya mengunyah makanan yang ada dimulutnya itu.

"Whoaa, Kak Thal punya pacar, sekarang!" Seru Devan berteriak, membuat Thalita yang berada dihadapannya ini melotot tajam ke arahnya.

Riana terkekeh melihat sikap Thalita. Pasalnya, ini kali pertamanya Thalita berpacaran, apalagi kekasihnya ini sampai berani datang kerumahnya.

"Muka-muka lo sih yaa ... muka-muka goodboy gitu, tapi gak tau juga sifat lo gimana," Komen Dannish, kemudian terkekeh.

[1] TCLS: Nerdy Girl vs. Coldest Boy [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang