Ambisi

2.4K 137 0
                                    

" hah" prilly tersedak, sehingga membuat Rendy kaget dan tersadar dari lamunannya. Dengan segera Rendy menyuguhkan segelas minum kepada prilly. " kamu tidak apa-apa kan?"prilly masih memegang tenggorokannya. " gpp" berhenti batuk. Rendy tidak menyadari akan perkatannya sehingga membuat prilly tidak mau meembahasnya. " to the point aja, ada urusan apa kamu mengajak aku kesini? Atau hanya ingin mengajak aku makan saja? Ini kan masih jam kerja?" " Ayahnya Digo dirawat" Prilly terkejut dan seketika dia sangat lemas terjawab sudah rasa penasarannya atas menghilangnya Digo. " apa???" " iya,,, karena serangan jantung, dan aku ber asumsi akibat stres yang tak tertampung oleh otaknya". Prilly sangat sedih. " lalu kenapa Digo tidak meberitahuku?" Mulai menitihkan airmatanya. " dia sedang tahap fase prill,,dimana dia sedang menghadapi kedilemaan yang sangat akut, tadi aku sempat berbicara dengannya, maaf jika aku terlalu ikut campur, tapi masalah ini harus diakhiri dengan ada salah seorang yang mau mengalah, aku tahu kamu berhati malaikat dan kamu pasti akan mengalah demi kesembuhan ayahnya dan demi masa depan Digo". Prilly tahu ini berat, tapi dia pun merasa bahwa dia memang terlalu egois. " tapi aku ragu Rendy, " " Ragu kenapa?" " aku ragu jika aku melepas dirinya aku takut apakah dia akan kembali kepadaku?" Prilly sangat sayu dan kedua pipinya dibasahi airmatanya. Rendy memberanikan diri untuk menyeka airmata Prilly.

AMBISIDär berättelser lever. Upptäck nu