Zio mengernyit bingung, "Tidak enak?" Dia mengambil sesendok nasi goreng Bella untuk mencicipinya. "Rasanya enak. Sama seperti makananku." Lanjutnya lagi.

"Mungkin dia hamil anakku, Makanya dia seperti itu." Ucap Farhel santai seolah-olah ucapannya adalah perkataan yang benar.

Bella menghela Nafas berat, lelaki didepannya hampir membuatnya gila atas ucapan-ucapan yang tak masuk akal dan membuatnya naik darah. "Hamil dengkulmu. Aku bahkan tak pernah mau membayangkan bercinta denganmu." Dia bangkit dari duduknya dan langsung bergegas pergi ke garasi mengambil mobilnya untuk berangkat kesekolah.

Zio menahan tawanya, mengejek lelaki yang duduk diam disampingnya yang sedang menatap tak selera kearah makanannya, padahal sebelumnya dia menatap berbinar kearah makanan itu.
"Adik perempuanku sudah besar rupanya. Bahkan dia mengerti memilih pasangan bercinta yang baik." Candanya disela-sela makan yang belum mau ia tinggalkan.

"Sekali lagi bicara, kupastikan piring ini masuk kemulut seseorang." Ucap Farhel tanpa menoleh. Zio hanya menahan tawanya dan tidak mau bicara lagi, dia tidak mungkin mencari keributan dipagi hari.

.....

"Apa yang terjadi denganku? Tubuh ini tiba-tiba berubah. sebelumnya aku terlihat berisi tapi sekarang ramping, kulit yang putih biasa saja kini seperti kulit boneka. Hidung, mata, kuku, dan yang lainnya seperti sempurna. Sejak kecelakaan itu.... aku berubah. Aku tidak bisa makan dan minum, atau merasa lapar. Dan juga tidak merasa capek saat pelajaran olahraga." Ucap Bella pada pantulan dirinya di cermin. Dia sedang sendiri di toilet sekolah. Mungkin karna jam pelajaran makanya toilet sepi.

Dia menghela nafas untuk kesekian kalinya, "sudah cukup. Tak peduli siapapun diriku yang penting aku masih hidup." Ucapnya merasa cukup. Sudah satu jam dia menghabiskan waktu didepan cermin.

Dia keluar dari toilet wanita. Berjalan di koridor sambil menatap satu persatu pintu kelas yang tertutup. "Sekolah apa ini? Mau hujan dan petir atau gempa, gurunya tak pernah absen," omelannya berhenti ketika dia sampai didepan kelasnya. Dia mengintip sebentar lalu masuk perlahan. Sambil berjalan menuju bangkunya, dia melirik meja guru tapi tak ada guru yang duduk disana.

"Mungkin aku salah. Ternyata kali ini kelasku tak ada guru yang masuk." Ucapnya ketika sudah duduk dibangku paling sudut. Tak ada teman sebangku karna teman sebangkunya meninggal karna Anemia.

Pintu kelas terbuka, kelas hening seketika melihat Bu Saura masuk bersama 5 murid baru yang wajahnya sangat asing dan berbeda, tidak Asia ataupun Eropa.

Bella mendengus dan langsung menyender malas kesenderan bangku, "aku salah lagi. Nenek sihir ini ternyata masuk juga." Keluhnya.

Bu Saura tersenyum ramah menyapa murid-muridnya. Menampakkan gigi yang berjejer rapi dan terawat, tapi percayalah gigi-gigi itu akan menjadi taring semua ketika ia marah. "Selamat siang." Sapanya.

Semua murid kecuali Bella menjawab dengan semangat, "Selamat siang juga bu....." ucap mereka bersamaan. 

"Ibu membawa teman baru. Mereka pindahan dari Prancis. jadi Ibu berharap pada kalian untuk bisa mengerti. Mereka ini bisa berbahasa indonesia, jadi berteman baiklah." Jelas Saura. Dia menoleh pada lima sosok yang berdiri berjejer di sebelah kananya, "silahkan perkenalkan diri kalian," perintahnya.

Cowok tinggi bermata biru dengan rambut coklat keemasan mengangguk mengiyakan, "Aku Rayyen Nickbraz." Katanya singkat. Dia sangat tampan seperti dewa, itulah pikir mereka ketika pertama kali melihatnya. Suaranya begitu indah. kulit putih yang mulus seperti bayi baru lahir, Hidungnya mancung seperti pahatan ahli, dan bibirnya tipis berwarna merah. Wajahnya lembut tapi matanya penuh ketegasan.

Cowok bermata hijau di sebelahnya melanjutkan, "Hai, aku Ruxe Drayzen. Kalian bisa panggil aku Ruxe." senyumannya luar biasa, kulit terangnya terlihat jelas sangat mulus.

"Aku Ryder Watzon" Rambut yang hitam pekat. mulut dan hidung yang kecil membuatnya seperti wanita. Mata yang berwarna hitam pekat dan juga sipit membuatnya berbeda dengan Rayyen dan Ryder. Dia tidak bisa disebut tampan tapi dia hanya bisa disebut cantik.

Gadis disebelah Ryder melanjutkan, "Aku Rawzora Dirlien. kalian bisa panggil aku Zora. Kami berharap kalian berperilaku baik dengan kami." Senyum ramahnya membuat mereka yang ada dikelas itu meleleh. Rambutnya Blonde panjang dan bergelombang. pupil mata berwarna coklat terang, Kulit putih dan mulus, mata belok seperti boneka, hidung dan mulut kecil. Dia sangat sempurna bila dikatakan manusia, dia seperti Barbie.

"aku Rayyora Dozen" ucapnya dengan wajah dingin. Tanpa ekspresi dan senyum. Rambutnya ungu, wajahnya sangat cantik tapi terlihat sangat jutek. pupil mata ungu yang tampak sangat jelas membuatnya jadi sorotan orang-orang. itu membuatnya risih.

selesai kelima sosok asing yang baru bergabung dengan mereka selesai memperkenalkan diri, mereka disuruh Saura mencari tempat duduk paling belakang yang baru saja disiapkan. Pantas saja saat istirahat pertama petugas sarana mengantarkan bangku dan meja tambahan.

Suara kelas yang tadinya hening langsung menjadi ribut. Bisik-bisik tetangga mulai merecok seperti lebah. Ada yang berbisik-bisik bahwa mereka itu geng R5 karna nama mereka hampir sama semua. Ada juga yang berbisik bahwa mereka vampire, alien,operasi plastik, atau para dewa dewi yang sedang bertugas. Intinya, mau cewek ataupun cowok sama saja seperti emak-emak komplek. Kubu laki-laki menggosip tentang tubuh dan kulit yang seperti bak model papan atas kedua teman baru mereka. Kubu perempuan menggosip tentang gaya berpakaian dan ketampanan wajah ketiga teman cowok baru mereka.

Sedangkan Bella hanya diam dipojokan memperhatikan mereka berlima dengan teliti. Tak asing, itulah pikirnya ketika melihat wajah Rayyen. Rawzora berdehem, menyadarkan Bella dari lamunanya. Gadis itu minta izin bahwa bolehkah ia duduk disamping Bella. Tentu saja Bella hanya mengangguk mengiyakan. Rayyen lebih memilih duduk dengan Ryder karna menurutnya Ryder lebih tenang daripada Ruxe yang slalu mengoceh, Dan Ruxe duduk dengan Rayyora.

Rawzora diam merasakan sesuatu yang aneh dan berbeda. Berkali-kali dia melirik Bella yang sedang asik memainkan ponselnya, "ada yang aneh darinya"

_________

SANDI PERAKWhere stories live. Discover now