Iqbaal tekekeh kembali. "pipi udah merah kayak tomat aja masih di sembunyiin.." ucap iqbaal dengan senyum geli.

"aku serius baal! Kaki aku ga enak banget, ga sanggup berdiri lebih dari satu menit." Keluh (namakamu) sambil memegang paha kanannya. "terus kalo di pijit makin sakit." Lanjutnya sambil memanyunkan bibirnya.

"ya udah, besok kita konsul lagi aja, ga usah terapi, ok?" ucap iqbaal, lalu tersenyum, dan menghabisi kopinya, begitu pila (namakamu). "udah yuk kita tidur, udah jam 11 nih, masa kita belum tidur sih?" ujar iqbaal sambil mengambil dua cangkir yang sudah kosong, lalu menaruhnya di tempat cuci piring.

"emang siapa yah yang ngajak aku ngopi? Kan kamu bukan aku.." ucap (namakamu) sambil merapihkan rambutnya yang sedikit basah, karna tadi dia sempat keramas.

Iqbaal terkekeh sambil mencuci kedua cangkir tersebut. "siap-siap tidur gih!" suruh Iqbaal, seperti menyuruh anak SD yang susah di atur.

(namakamu) menggeleng dengan bibir yang ia manyunkan. "susah jalan baal.." keluhnya kembali dengan manja, akhir-akhir ini memang (namakamu) suka manja sama Iqbaal.

Selesai mengelap tangannya, Iqbaal langsung menghampiri (namakamu), dan langsung membopongnya menuju lantai atas-kamar mereka-. Setiap melangkahi anak tangga, Iqbaal slalu tersenyum kearah (namakamu) yang mengalungkan tangannya, dan menatap Iqbaal kagum.

"setiap malam kamu giniin aku, ga berat apa?" Tanya (namakamu) sambil terus memandang Iqbaal yang masih tersenyum.

"dan setiap aku gendong kamu, badan aku jadi makin kuat kok." Ujar Iqbaal yang ditambah kekehannya.

(namakamu) tersenyum. "makasih ya.."

'cup..' (namakamu) sekilas mengecup bibir Iqbaal, dan spontan membuat iqbaal menghentikan langkahnya, lalu ia tersenyum senang.

~~~tengah malam~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 00.10, namun mata (namakamu) masih sulit untuk di pejamkan, memikirkan hari esok, hari dimana ia di lahirkan, ya, tanggal 20 Desember adalah ulangtahunnya yang ke 21, dan Fannily ada yang tau ultah gue-fina-, catet ya, hehe, kidding^^.

'wush..' terasa dingin mala mini, walau sudah di selimuti selimut yang cukup tebal, namun tetap saja dingin.

'perasaan tadi ga sedingin ini deh, err..' kata (namakamu) dalam hati, lalu ia membalik badan kearah Iqbaal,-posisinya tadi memunggungi Iqbaal-. 'lho? Iqbaal kemana?' Tanya (namakamu) dalam hati, mencari sosok suami yang sudah tak ada disampingnya, bangkit dari tidurnya, menjadi duduk, tarus mencari Iqbaal.

Lalu tiba-tiba, (namakamu) melihat dua cahaya lilin dari sudut kanan kamarnya yang amat gelap, dan firasat (namakam) ada seseorang yang memegang gitar, posisi gitar itu sudah siap untuk dimainkan. Mata wanita itu menyipitkan matanya, berusaha melihat sosok seseorang itu, dan seseorang itu memainkan gitarnya dengan merdu sekali, lalu (namakamu) menutup mulutnya dengan tangannya saat seseorang itu mulai bernyanyi, dan suara itu sangat tidak asing bagi (namua).

"Happy birthday to you..happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday too......(namakamu).." seseorang itu bernyanyi dengan amat merdu, sambil pula memainkan gitarnya dan berjalan pelan mendekati (namakamu).

(namakamu) tak percaya sama sekali, serasa ini semua mimpi, sebuah angannya yang slam ini ia bayangkan. Tatapan mata (namakamu) menatap seseorang itu, matanya indah dan membuat hati wanitu ini damai, senyumannya sungguh membuat (namakamu) salah tingkah, ya, dia IDR, alias Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.

Tangannya melepas mulutnya, bibirnya sedikit terbuka, masih tak percaya dengan semua ini. Lalu tangannya mencubit punggung tangannya yang satu lagi. "bukan mimpi.." lirih (namakamu) pelan sambil terus menatap Iqbaal.

Love Me Harder (end)Where stories live. Discover now