Hope.

3.4K 258 8
                                    

Luhan benar-benar kesal pada Sehun. Pasalnya sudah semingu berlalu dan pemuda satu ini benar-benar marah padanya.

Berkali-kali ia menghubungi kekasihnya ini tapi yang ada hanya mailbox. "Menyebalkan!" Runtuk Luhan. Bahkan parahnya Tao dan Kris yang harus menjadi burung hantu diantara mereka.

Sebab Kris-Tao sebagai perantara mereka berdua.

Sebagai bocoran, paska Kris menangis dan patah hati akibat Luhan. Hubungan Kris dan Tao semakin dekat.

Kris tahu pemuda yang bernama Tao ini menaruh hati padanya. Bukannya Kris merasa kePDan. Tapi melihat gelagat pemuda panda ini, Kris merasa Tao menaruh hati padanya. Oleh karena itu sedikit demi sedikit ia membuka hati untuk Tao.

.
.
.
.

"Hah..."

Tao mendesah lelah. Pasalnya ia lelah menjadi burung hantu, tukang pos bagi Hunhan.

Begitupun dengan Kris. Kris menjadi tukang pos untuk Luhan, sedangkan Tao untuk Sehun.

"Ada apa denganmu?" Tanya Kris yang kebetulan sedang makan siang bersama.

"Aku lelah dengan kelakuan mereka." Runtuk Tao.

"Maksudmu HunHan?"

"HunHan?? Ah.. aku tahu, Sehun dan Luhan kan? Ne mereka, mereka itu sungguh seperti anak kecil. Khususnya Sehun." Kesalnya lagi.

"Hms, memang benar sih Tao. Namun kau tidak bisa menyalahkan Sehun begitu saja. Cobalah diposisi Sehun? Berat memang memaafkan kelakuan ayahnya seperti itu? Bertahun-tahun Sehun hidup tanpa kasih sayang seorang ayah." Terang Kris.

"Kau benar Ge. Sehun berbeda denganku. Kalau aku menjadi Sehun aku juga akan berlaku sama. Tapi mau sampai kapan dia seperti itu? Tak tahukan kalau ayahnya mengaku salah serta ayahnya telah mendapatkan ganjarannya?! Bagaimanapun juga beliau juga ayahnya. Darah beliau mengalir didiri Sehun. Tak pantas dia terus membenci ayahnya?!" Kesal Tao lagi.

"Hms.. memang Tao. Aku ada ide untuk mempertemukan mereka." Ucap Kris menyuruh Tao mendekat untuk membisiskan sesuatu ditelinganya.

Bisik

Bisik

Bisik.

"Bagiamana?" Ucap Kris setelah membisikan ide kepada Tao.

"Boleh juga, aku akan mengajak Sehun dan kau ajaklah Luhan. Bila perlu aku akan memanas-manasi Sehun. Hahahaha...." Tawa Tao terbahak-bahak.

Pletak!

"APPO!" Sebuah jitakan manis diberikan Kris kepada Tao.

"Kau ingin aku mendapatkan amukan dan lebam dari Sehun, hah!" Sungut Kris.

"Wae? Dengan memanas-manasinya setidaknya ia akan kesana dengan cepat." Ujar Tao polos tanpa dosa.

"Yak! Setelah itu aku yang akan menghajarmu!" Geram Kris.

"Tak akan bisa kau menghajarku. Kau tahu aku adalah master wusyu. Sekali pukul kau akan tumbang. Wkwkwkwk..." Ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.

.
.
.
.

"Hun, malam ini bisa tidak kau menemaniku jalan-jalan?" Ajak Tao pada sosok namja albino ini.

"Kau ingin mengajakku kemana? Kalau kau ingin mengajakku bertemu dengan Luhan aku tidak mau." Jawabnya dingin.

"Cih! Gayamu Hun, benarkah kau secepat itu melepaskan Luhan? Padahal setahuku kau tidak bisa tidur jika tak memeluk boneka pinku-pinku. Boneka couple kalian." Cibir Tao.

LOOP (HUNHAN)Where stories live. Discover now