Sehun Pov

4.2K 359 46
                                    

Malam begitu panas dikota ini. Ya, karena ini sudah memasuki musim panas. Entah mengapa tinggal di mansion keluarga Huang sendirian sangatlah melelahkan.

Aku tak bisa membayangkan jika aku setiap hari dirumah sendiri, dirumah semegah dan seluas ini. Pasti hatimu akan kosong, seperti apa yang tengah aku rasakan. Aku merasa kosong, Tao namja panda itu sedang mengadakan pesta di Cafe itu. 'Cafe OhXi.'

OhXi.

Hms, entah mengapa aku jadi memikirkan kata-kata Tao.

"Kau lihat cafe disana, entah mengapa mengingatkan aku padamu. Kata Oh, sama dengan nama keluargamu."

Entah mengapa aku tersenyum kala mengingatnya.

Bolehkan aku merasa kepedean untuk sekali ini saja? Entah mengapa aku merasa nama cafe itu gabungan dari namaku dan namamu Lu. Oh dari namaku dan Xi dari namamu. Kalau pun itu benar aku merasa sangat bahagia itu sama saja kau tidak melupakanku.

Aku merasa Luhan menepati janjinya. Dia tetap menungguku. Tunggu dulu, menunggu?

Kata menunggu seolah-olah hanya diperuntukan bagi sepasang kekasih.
Sepasang kekasih yang terpisah cukup lama, dan mereka sudah mengikrarkan janji untuk saling setia, menjaga kesucian, dan kepercayaan. Sama artinya dengan menunggu. Menunggu untuk pulang dan pada akhirnya bersama selamanya dalam ikatan pernikahan yang suci dihadapan Tuhan YME.

Tapi, aku dan Luhan? Kami bukanlah sepasang kekasih. Kami hanyalah teman masa kecil yang saling mengasihi.

Luhan bagai malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk menemaniku, merasakan rasanya diterima, dikasihi, diperlakukan dengan pantas.

Dan ia melihatku hanya karena aku bertingkah apa adanya. Tidak mengagungkan dia, dengan kata lain tidak mencari muka dihadapannya.

Ia mengatakan kalau aku tulus. Tulus berteman dengannya, tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan.

ya memang, aku memang sayang dan tulus padanya. Kalau aku tidak tulus untuk apa 15 tahun ini terus memikirkannya? Aku menyayangimu Lu?? Sangat.

Walaupun bisa dikatakan hubungan pertemanan kami seakan dirahasiakan, itu tak masalah sebab yang terpenting adalah ketulusan.

Aku hanya berharap ia tidak melupakanku, seperti aku tidak melupakannya.

Entah mengapa malam panas ini aku ingin keluar. Dengan berbalut kemeja biru dengan celana panjang hitam, aku ingin mencari angin menyusuri kota Seoul.

1 jam berjalan-jalan dengan mobil sport metalik ini, aku berhanti di depan Cafe itu. Dapat kulihat dari luar sini suasana sangat ramai. Tao pria itu tampaknya sudah mulai dekat dengan mereka.

Semua aktifitas didalam sana tampak kelihatan sebab dindingnya terbuat dari kaca.

DEG!

Mataku tertuju pada sosok pria mungil yang menurutku sangat cantik untuk ukuran pria ataupun wanita.

Wajah itu, wajah yang 15 tahun ini selalu hadir di mimpiku dan ia adalah penyemangat hidupku.

Aku masih ingat kala dia menyemangatiku dengan sebuah lagu. Lagu yang sampai saat ini masih aku sukai.

Sebuah lagu yang aslinya lagu sebuah anime yang sangat ia gemari.

Luhan itu menurutku feminim dan lembut, ia jarang sekali marah, hanya merajuk dan sedikit manja.

Flashback.

"Hunnie, Hunnie kenapa tampak sedih ne?"

"Ah, ani Hannie, Hunnie hanya berpikir. Hunnie memikirkan masa depan Hunnie." Ucap bocah itu yang adalah Sehun kecil.
Saat ini kedua bocah ini sedang berada ditaman yang berada disekolah.

LOOP (HUNHAN)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن