Tears

4.5K 330 22
                                    

Luhan Pov.

Aku merasakan kepalaku sangat pening.

"Uh!" Leguhku.

Perlahan-lahan mataku terbuka, kulihat Kris duduk di sisi ranjangku. "Lu, syukurlah kau siuman sayang. Ada apa denganmu, hms? Tiba-tiba kau pingsan. Semua disini sangat mencemaskanmu. Tapi Puji Tuhan kau sudah siuman." Ucapnya sambil mengelus surai maduku.

Aku juga melihat Kris tesenyum lembut kearahku, dan mataku kuedarkan kesekeliling ruangan ini. Banyak orang berkumpul di ruangan ini, tapi aku tidak melihatnya. Apakah yang aku lihat barusan itu nyata? Aku melihatnya, ia yang selama ini aku nantikan, orang yang selama ini ku tunggu? Apakah tadi aku hanya bermimpi melihatnya??

"LU, Gwaenchana?" Tanya Kris sekali lagi, sebab ia merasa tidak yakin kalau aku sudah membaik.

"Tampaknya Luhan sedang tidak sehat, acaranya kita hentikan saja, Lu sebaiknya kau istirahat saja dulu? Kalau begitu kami akan pulang. Kris hyung sebaiknya kau antar Luhan ke apartemennya." Saran Kyungsoo.

LUHAN POV END

Semua yang ada disana setuju, dan mereka membantu membersihkan serta merapikan bekas-bekas pesta yang ada di cafe Luhan, dengan Luhan sudah diantar pulang oleh Kris.

Sosok namja bermata panda yang sejak dari tadi menatap Kris, entah mengapa menjadi memanas sebab Kris sangat perhatian kepada pemuda mungil bernama Luhan.
Tao merasa tidak suka melihat Kris yang sangat peduli kepada Luhan. Cara pemuda blasteran itu memperlakukan Luhan sungguh spesial.

.
.
.
.

Brak!

Dengan kasar Sehun membanting pintu kamarnya. Sehun langsung pulang kerumah kala ia melihat Luhan pingsan dan pemuda yang bernama Kris, yang tak lain adalah rekan bisnisnya ternyata memiliki hubungan khusus dengan Luhan.
Ada kilatan amarah, rasa sesak, dan sakit didasar hatinya sampai-sampai sulit untuk bernafas.

Aaaarrgggggh!!! Teriaknya kesal.

Lu, Luhan......!!!!!

Sehun berteriak memanggil nama Luhan. Sejujurnya ia tidak tahu apa yang ia rasakan. Dirinya hanya mengetahui kalau Luhan adalah sosok yang sangat, sangat, sangat berarti baginya.

Jujur saja, Luhan adalah kekuatannya, Luhan adalah sahabat yang paling berarti, sesorang yang paling mengenalnya. Ia menyayangi Luhan melebihi Tao.
Luhan tidak bisa disamakan dengan Tao. Luhan jauh spesial daripada Tao, itulah yang ia rasakan.

.
.
.
.

Bunyi kicauan burung yang sedang bertengger didahan mengusik tidur seorang pemuda dengan kulit pucatnya. Kulitnya pucat layaknya vampire. Matanya yang masih terpejam terganggu, oleh bias cahaya matahari pagi yang dengan seenaknya masuk ke celah-celah lubang vertilasi.

Oh Sehun namja yang terkenal akan kulit putih layaknya vampire pemakan darah, yang biasa ditonton dilayar kaca. Tapi jangan menganggap dia adalah vampire, dia adalah manusia biasa layaknya kita.

Tapi salahkan kulit putihnya yang terkadang membuat siapa saya yang melihatnya mempertanyakannya. Ditambah wajahnya yang 100% perfec tanpa cacat sekalipun.

Uhhhahhhh....!!!

Leguhan khas bangun tidur terdengar dari Sehun. Ia membuka kedua matanya yang sayu khas bangun tidur. Ia juga merenggangkan otot-otot tubuhnya agar tidak kaku.

"Jam berapa ini?" Ujarnya sambil mengambil jam yang ada di atas nakas.

Jam 07.45 KST. Tanpa berkata apa-apa dirinya langsung kekamar mandi, karena 15 menit lagi dirinya harus masuk kerja. Dan menghadiri rapat bersama dewan direksi.

LOOP (HUNHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang