penyatuan

5.3K 271 24
                                    

Warning!!

Dichap ini semuanya adegan dewasa. Jika tidak suka berbau yadong, dewasa sebaiknya jangan baca. Dosa tanggung sendiri. Bukan ditanggung saya. Oke terimakasih.

.
.
.

Merasa tangisan Luhan mereda dan sosok mungil didekapannya tenang Sehun mengendurkan dekapannya. Ia pandangi sosok tsb dengan penuh perhatian. Ia seka airmata itu menggunakan ibu jarinya.

"Lu, tenanglah.. aku tidak akan meninggalkanmu. Sekarang tidurlah, kau pasti lelah." Sosok mungil itu hanya mengangguk, mengiyakan sosok pemuda tampan kekasihnya.

Sehun akhirnya memapah Luhan ke atas tempat tidur king size itu. Ia bahkan menyelimuti sosok itu, mengecup keningnya sayang setelah itu bergegas keluar. Malam ini ia putuskan untuk tidur di sofa. Namun sebelum ia keluar sebuah tangan halus mencegahnya. Ia tahu kalau tangan halus itu adalah milik Luhan. Sehun menolehkan wajahnya kearah Luhan.

"Ada apa Lu? Aku tidak akan pergi dari sini. Aku akan tidur disofa." Luhan menatap sosok Sehun lama, tanpa melepaskan cengkramannya. Sehun yang bingung dengan sikap kekasihnya ini mulai berkata lagi, namun Luhan keburu menjedanya.

"Tidurlah disisi Hun, dan malam ini kau boleh memilikimu. Aku percaya, kau tak akan meninggalkan aku lagi. Kau akan selalu ada disisiku selamanya. Walaupun kau meninggalkanku tapi kau akan kembali ke sisiku. Ka-karena aku adalah rumahmu."

Sehun merasa darahnya berdesir, serta jantungnya berdetak dengan kencang. Ia amati sosok itu dengan serius. Ia tak ingin Luhan melakukan ini atas dasar rasa tidak enak kepadanya. Ia tidak ingin memaksa Luhan. Jika Luhan belum siap atau belum mampu, ia akan menunggunya. Sebab cinta itu saling menjaga. Bukan merusak ataupun melukai.

Sehun kembali duduk di tepi ranjang. Diusapnya pipi halus Luhan dan berkata "Tidak sekarang Lu, malam ini tidurlah. Masih ada malam-malam lain. Aku akan menunggumu, saat ini tidurlah. Dan aku akan tidur disampingmu memelukmu." Ucap Sehun halus sambil kembali mengecup kening Luhan.

Malam ini Sehun tidak melakukan itu dan Luhan kembali tidur didekapannya. Luhan tersenyum didalam dada bidak Sehun. Sebelum Luhan benar-benar tertidur dirinya menggumamkan sesuatu. "Gomawo Hun-nie, jaljayo saranghae." Dan Sehun tersenyum mendengarnya. "Ne Han-nie, jaljayo saranghae.

.
.
.
.

Pagi menjemput,dua insan berkelamin sama masih bergelung dalam mimpi-saling berpelukan. Seakan-akan jika salah satu melepaskannya salah satu dari mereka akan menghilang.

Luhanlah yang pertama kali membuka matanya. Setelah membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah dada bidak kekasih tampannya ini. Iapun mendongak, sosok tampan yang tengah memeluk tubuh mungilnya masih terlelap.

Luhan sangat beruntung mendapatkan Sehun. Betapa sosok ini sangat sempurna untuknya. Sehun adalah nafasnya, ia sangat mencintai sosok ini.

"Mau sampai kapan kau memandangiku terus, hms..." Tiba-tiba saja Sehun membuka matanya. Luhan sangat terkejut, ia lekas melepas kungkungan itu.

"Yak! Kau sudah bangun. Lagi-lagi kau menipuku, huh!" Kesalnnya.

Sehun tersenyum melihat Luhan merajuk.

Kekasihnya ini jika sedang merajuk sangat imut.

"Aku tidak menipumu, sayang. Aku hanya sedikit menggodamu. Kau sangat mempesona menurutku."

"Gombal!"

"Ani, aku tidak menggombal." Bujuk Sosok yang lebih tinggi. Sosok yang lebih mungil menatap sosok itu. Dan sosok itu sama menatap sosok lebih mungil. Mereka saling pandang, seperti terhipnotis oleh magnet mata keduanya-jarak merekapun semakin mendekat. Kedua wajah yang sangat kontras itu saling mendekat, bahkan hembusan nafas keduanya memburu.
Sehun mengelus pipi merona Luhan, jarak mereka sangat dekat dan akhirnya bibir keduanya bertemu. Awalnya hanya pagutan-pagutan lembut nan manis dari keduanya. Namun lama kelamaan berubah menjadi lumatan-lumatan yang memabukan.

LOOP (HUNHAN)Where stories live. Discover now