MEET

4.3K 269 21
                                    

Waktu telah menunjukan siang. Luhan terbangun dengan rasa sakit.dibagian selatan tubuhnya.

Ia merintih kesakitan, namun setelah itu wajahnya merona merah. Mengingat pergumulan mereka tadi pagi yang sangat intim.

"Klek!"

Bunyi pintu kamar yang dibuka menampakan sosok yang Luhan cintai yaitu Sehun.

Sehun masuk kekamar itu dengan membawa makanan untuk kekasih cantiknya.

Sehun tahu, kalau Luhan tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan kejadian tadi pagi.

"Lu, ini aku buatkan spaghetti dan juga jus stroberry untukmu. Aku tahu kau pasti sangat lapar."

Luhan tersenyum lalu menerima hidangan yang telah dibuatkan oleh kekasihnya ini. Ia pun langsung memakannya.

"Enak." Pujinya.

"Tapi tak seenak buatanmu Lu?"

"Bagiku makanan yang dibuat oleh Sehun-nie enak." Sehun tersenyum mendengar pujian Luhan ia pun mengelus surai hitam Luhan sayang.

"Makanlah yang bayang sayang. Hms, apakah masih sakit? Mian kalau aku terlalu kasar." Sesalnya.

Melihat raut wajah sedih dari kekasihnya Luhan dengan tanggap menyatukan jari-jari mereka.

"Rasa sakit itu wajar Hun-nie, namun tidak apa-apa. Asalkan itu denganmu aku rela. Aku menikmatinya." Ucapnya sambil menatap sang kekasih penuh damba.

Sehun tersenyum lalu mengelus pipi sang kekasih. Ia begitu bersyukur mendapatkan sosok ini. Luhan yang sabar, Luhan yang perhatian, dan Luhan yang mau menerimanya apa adanya.

.
.
.
.

Hari sudah mulai sore. Namun Luhan ingin pergi kesuatu tempat dengan Sehun. Sehun yang awalnya masih cemas dengan keadaan rusanya. Dikarenakan bagian selatannya masih sakit. Namun Luhan yang keras kepala mengatakan kalau lubangnya sudah tidak sakit lagi. Ia bosan seharian di apartemen ia ingin keluar berjalan-jalan serta menemui seseorang dan Sehun harus menemaninya.

Sehun masih belum mengerti mengapa Luhan mengajaknya ketempat orang-orang malas kemari. Kekasihnya ini mengajaknya ke penjara. Siapa orang yang dipenjara? Apakah itu salah satu keluarga Luhan? Ia masih berpikir.

Para opsir penjara yang melihat Luhan menyapanya. Sebab mereka hafal Luhan sering datang kemari. Dan sosok itu pun membalas sapaan opsir penjara yang ada disana.

Karena sudah hafal, sang opsir pun tanpa berkata-kata tahu kalau Luhan ingin menemui sosok paruh baya tsb.

Luhan dan Sehun menunggu ruang kunjungan. Didepan mereka ada sebuah kaca pembatas. Mereka hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuh.

Bersamaan dengan munculnya sosok tersebut wajah Sehun mengeras. Ia tahu sosok dihadapannya ini. Sosok itulah yang membuatnya menderita dan karena sosok itu pulalah ia dengan berat hati meninggalkan Luhan.

Ia masih mengingat alasan mengapa ia bersama ibunya pergi meninggalkan Luhan. Itu disebabkan-karena ia tak ingin memanfaatkan Luhan. Ia masih ingat dengan betul kejadian dimana ia dihajar oleh sosok itu. Sosok itu menyuruhnya menjadikan Luhan sapi perahan.

Ia tak dapat melakukan itu, ia benar-benar menyayangi dan tulus kepada Luhan. Jadi karena ingin melindunginya terpaksa ia harus pergi.

"Lu, apa maksudmu mengajakku kemari dan menemui sosok itu!" Tunjuk Sehun kearah sosok paruh baya itu dengan wajah dingin.

"Sehun, ia ayahmu.. ia sudah berubah. Beliau sangat merindukan keluarganya. Beliau merindukanmu dan ibumu Sehun, beliau telah berubah. Maafkan beliau Sehun??" Mohon Luhan.

Sehun masih belum bisa memaafkan sosok yang menjadi ayahnya. Rasa sakit hati yang menusuknya masih terasa. Ia benci jika mengingat masalalu.

Luhan tahu Sehun belum bisa menerimanya. Dengan lembut dan hati-hati ia dekatkan dirinya ke Sehun, kekasihnya. Namun pemuda ini menolaknya. Ia menepis pelukan Luhan.

"Maaf Han, untuk kali ini biarkan aku sendiri. Dan kau pulanglah dengan taksi." Ucap Sehun dingin setelah itu pergi dari sana.

Luhan merasa sedih. Sehun kembali dingin padanya. Ia tak suka melihat sosok itu menatap dingin-penuh amarah. Hatinya akan sakit bagai tertusuk pedang-menancap di pusat dadanya. Sakit, sangat sakit. Sorot mata kekasihnya kala marah sangat menakutkan bagai sebuah pedang yang dapat menembus jantung.

"Sudahlah Lu, ahjushi pantas menerimanya. Ini semua salah ahjushi. Ahjushi dulu sangat jahat kepada mereka. Bahkan karena ahjushi kalian berpisah."

"Tidak Ahjushi! Semua sudah berlalu, ahjushi telah menerima hukumannya. Ahjushi mengaku salah, dan saat ini ahjushi terkurung disini. Ini sudah cukup.. ahjushi pantas mendapatkan pengampunan dari mereka. Sebab dengan begini tidak ada debu yang tertinggal. Tidak ada lagi dosa ataupun karma yang akan menghantui kalian dimasa depan. Aku akan membujuk Sehun. Kalau bisa aku akan membawa istri anda kemari. Sebab aku telah berjanji padamu Ahjushi." Terang Luhan panjang lebar.

Lagi-lagi ayah Sehun kagum pada ketulusan Luhan dan usaha yang Luhan lakukan kepada keluarganya.

Oh Tuhan...

Sungguh mulia sosok dihadapannya ini.

Ujar Oh Yunho didalam hati.

.
.
.
.
.

Brak!

Sehun membanting pintu kamarnya. Tao yang melihat tingkah laku Sehun merasa sweatdroped. Pasalnya mood Sehun sungguh berkebalikan dengan kemarin.

Sedangkan dikamar, Sehun marah. Masalalunya yang lama ia pendam, terkunci didalam ingatannya seakan terbuka kembali. Sosok ayah yang tak sepatutnya disebut ayah muncul kembali. Dan anehnya Luhan keliatan akrab sekali dengan sosok yang ia benci.

Sejujurnya ia tidak benar-benar membenci sosok itu. Ia hanya merasa marah, kecewa atas sikap ayahnya selama ini. Sehun bukanlah anak durhaka, ia tidak ingin menjadi durhaka. Namun hatinya kecewa memiliki ayah yang buruk. Tidak bisa dicontoh, bahkan dirinya pun tak dapat mencontoh ayah kandungnya sendiri. Selama ini yang menjadi contohnya adalah tuan Huang. Ayah Tao yang sangat baik padanya. Dengan kebijaksanannya ia bisa tumbuh menjadi dirinya yang sekarang. Bahkan ia mampu menyelesaikan studynya sampai bangku kuliah.

Itulah mengapa ia sangat menghormati tuan Huang dan dengan senang hati menjaga Tao. Namun ia ingin sahabatnya ini kelak mendapatkan pasangan yang mampu menjaganya. Sebab tak selamanya Sehun menjaga Tao. Sudah ada Luhan yang akan Sehun jaga sampai maut memisahkan.

.
.
.
.

Luhan gelisah, sejak bertemu dengan tuan Oh, Sehun belum menghubunginya. Bahkan ia coba hubungi kekasihnya itu ponselnya tidak aktif. Ia tahu kalau Sehun marah sebab ia dengan tiba-tiba mempertemukan ayah dan anak tsb.

Hah...

Ia menghela nafas lelah. Malam ini ia biarkan Sehun sendiri dan besok ia akan kembali membujuk kekasihnya lagi.

Tbc.

Halo-halo aku datang lagi. Cepatkan updatenya.
Maaf jika chap ini singkat banget. Emang sengaja dibuat kayak gini. Singkat tapi updatenya cepat, daripada panjang updatenya lama. Hihihi... nyengir + ngeles.

Oke.. bagi bagi vote + comentnya donk..

Karena dengan suara dan komen kalian adalah semangat buatku.

BTW, aku mau buat ff hunhan lagi. Kira-kira kalian berkenan gk ya?? Jika berkenan aku mohon komentarnya. Kalo banyak yang gk berkenan ya untuk konsumsi pribadi. Hihihi... Nyengir.

Oke trims pyong! ^^

LOOP (HUNHAN)Where stories live. Discover now