.
.

Disisi lain, tampak dua pemuda yang tak menikmati pesta ini.

Pemuda itu adalah Kris. Kris yang sudah lama memendam rasa kepada Luhan, tampaknya harus mundur teratur. Walaupun melupakan pemuda dengan sejuta pesona itu sangat susah.

"Hms, tampaknya ada sesuatu yang harus aku lakukan. Aku pamit dulu ya.. aku tidak bisa berlama-lama disini." Pamit Kris kepada mereka.

"Iya Kris. Terimakasih kau mau datang." Ucap Luhan.

"Ya.. selamat Lu, akhirnya kau menemukan cintamu. Walaupun itu bukanlah aku." Lanjut Kris didalam.hatinya.

Tak berselang lama Tao juga undur diri. Melihat Tao, ingin pulang Sehun juga ingin pulang. Namun Tao menghadangnya. Tao tahu Sehun ingin bersama Luhan. Tujuan Tao pergi karena ingin mengejar Kris. Tao paham saat ini pemuda bernama Kris tengah bersedih.

Tao ingin mengikuti pemuda itu untuk menghiburnya sekaligus ingin PDKT dengan Kris.

.
.
.

Hati Kris sangat terpukul. Jujur saja selama ini dirinya mencintai pemuda itu. Ia menunggu pemuda itu, dan berusaha masuk kedalam hati Luhan.
Namun dengan amat-sangat kecewa ia harus menyerah. Sejak awal Luhan tidak pernah membuka hatinya untuk siapapun, termasuk dirinya. Hati pemilik deer eyes itu hanya milik Sehun.

Sehun sosok yang baru bagi mereka semua namun diam-diam ialah yang dapat menaklukan Luhan. Kris tak tahu kisah HunHan semasa kecil dulu. Nampaknya kisah mereka sangat berkesan bagi keduanya. Sampai-sampai tidak ada yang dapat menembus hati pemuda deer eyes itu.

Mobil Kris berhenti disalah satu taman kota yang ada di daerah itu. Ia ingin menyendiri, menata perasaannya.

Ia lalu turun dari mobilnya, berjalan menuju taman tsb. Karena ini sudah larut malam, taman ini tampak sepi.

Ia lalu duduk disalah satu bangku taman ini. Ia merasa saat Ini bukanlah Kris sang CEO yang sangat diagung-agungkan dan disegani. Ia saat ini adalah sosok manusia biasanya yang punya perasaan.

"Puk!"

Sebuah tepukan dibahunya mengagetkannya. Segera ia membalikan tubuhnya.

"Tao! Kenapa kau ada disini? Bukankah kau harusnya disana?"

"Aku malas. Aku merasa dikacangin. Sebab disana semuanya memiliki pasangan. Sedangkan aku tidak. Hah.. derita seorang jomblo."

"Hahaha... kau ini. Ternyata kau lucu juga ya.. hahaha..." Tawa Kris.

"Kenapa kau tertawa? Aku sedang tidak melucu?" Tanyanya memasang wajah watados. (Wajah tanpa dosa)

"Perkataanmu tidak lucu. Namun ekspresimu itu yang lucu. Hahaha.."

"Oh..berarti aku cocok menjadi seorang pelawak. Hehehe..." Nyengir.

"Tampaknya begitu."

"Ini." Tao lalu menyerahkan segelas kopi instan kepada Kris.

"Apa ini?" Tanya pemuda itu.

"Kau bisa membaca kemasannya, kan? Ini kopi. Aku membelinya di mesin minuman itu." Tunjuk Tao, kearah mesin minuman yang ada di sebrang jalan itu.

"Kenapa kau memberikannya kepadaku?"

"Sebab kopi dapat membuat pikiran yang kalut menjadi lebih rileks."

"Hahaha... kau ini seakan tahu saja apa yang tengah aku rasakan." Ujar Kris sambil menerima kopi yang Tao.bawakan.

"Aku tahu, kau sedang patah hatikan? Kau menyukai Luhan, kan?"

LOOP (HUNHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang