Bagian 3

15.7K 919 4
                                    

"Bunda, Kay mau beli es krim itu," suara anak kecil yang terdengar seperti rengekan manja sambil menarik-narik sebelah tangan ibunya dengan tatapan memohon.

"Bunda lagi sakit Kay, nanti saja ya ayah yang belikan?" suara ayah dari belakang membuat gadis kecil itu menoleh sambil memasang wajah cemberutnya kepada sang ayah yang ingin membawa bundanya kembali ke dalam mobil, saat ini mereka sedang berada di taman kota berniat merayakan acara keluarga yang sering tidak di laksana kan dan tentunya ini adalah moment yang paling di tunggu oleh gadis kecil yang bernama Kayla itu.

Namun, keadaan bundanya yang saat ini kurang sehat membuat gadis kecil itu kembali merasakan sedih. "Tapi, Kay mau di belikan sama Bunda, Yah. Sekali ini aja." pinta nya kembali memohon kepada ayahnya dengan memasang tatapan memelas.

Bundanya tersenyum lirih sambil mengusap kepala Kayla dengan lembut memandang anak satu-satunya dengan penuh rasa kasih sayang, sedari tadi tubuhnya begitu lemah sebelum mereka pergi ke taman kota namun di tahannya agar acara keluarga ini akan tetap berangsung.

"Kay mau Bunda belikan ya? Mau rasa apa sayang? Biar bunda kesana," ucapannya dengan lembut membuat gadis imut itu mekompat bahagia karena keinginannya terkabulkan, mata nya menoleh ke arah gerobak ek krim di seberang jalan yang senggang dengan pembeli yang di penuhi oleh anak kecil.

"Kay mau rasa coklat, Bunda." jawabnya semangat dengan mata yang berbinar membuat ayahnya yang berdiri di samping Kayla menghembuskan nafasnya saat ini ia sangat begitu mengkhawatirkan istrinya yang kurang sehat,sangat jelas wajahnya yang sekarang sangat pucat.

"Biar aku saja yang beli." tawarnya kepada istrinya,namun bundanya dengan cepat menggeleng meminta ayah untuk tetap berada di sini menunggu nya yang akan membeli es krim untuk anaknya yang sangat imut.

Saat bunda nya hendak mau menyebrang tiba-tiba sebuah mobil sedan melaju kencang hingga hilang kendali untuk mengerem, Bunda yang terkejut tentu tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri hingga tubuhnya terhempas begitu jauh dengan darah yang becucuran di mana-mana.

Kayla yang melihat kejadian di depannya hanya bisa terpaku menatap nanar pada tubuh bunda tercintanya yang terkapar dengan gelumuran darah.

"Bunda!"

*********

Nafas gadis itu tersenggal-senggal dengan keringat dingin yang meluncur deras dari pelipisnya, ia terdiam sambil mencengram kuat kain sprei nya, mimpi yang di kubur rapat-rapat olehnya di menghantuinya kembali, mata nya manatap kosong ke arah depan.

Kejadian masa lalu ini membuat jantungnya terasa berhenti berdetak, jika saja ia tidak mengotot meminta Bundanya untuk membeli es krim permintaannya Bundanya pasti akan tetap bersamanya sampai sekarang.

Sekarang tidak ada lagi tempat perlindungannya selain pelukan bundanya yang begitu hangat, ia begitu merindukan Bundanya, ia ingin kembali merasakan kehadiran dan pelukan bunda, ia ingin merasakan kasih sayang yang sangat tulus.

Di usapnya keringat dingin yang membahasahi dahinya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal, matanya menatap dentingan jam yang berada diatas nakas yang menunjukkan pukul dua pagi dan rasa kantuk tidak ia rasakan kembali.

Ia bangkit dari ranjang berniat untuk membersihkan diri walaupun ini masih terlalu pagi namun baginya tidak ada masalah, ia mempunyai waktu untuk membersihkan seluruh kamarnya dan dapat membuat sarapan pagi untuknya dan nenek lampir yang selalu menyiksanya tanpa belas kasihan.

Setelah selesai dengan rutinitas nya, Kayla melirik benda berukuran persegi panjang yang terletak di atas meja belajarnya, di raihnya benda tersebut dan mulai menyentuh nomor telepon yang begitu ia rindukan suaranya.

K A Y L A (SUDAH DI TERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang