17. Don't Cry, Buddy

26.7K 2.5K 323
                                    

AUTHOR POV

"AAAAAAAAAAHHHHH!" Kyungsoo mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berteriak di kursinya ketika roller coaster yang ia tumpangi melaju tajam ke bawah. Bagaimana tidak, ia dan Jongin menduduki deretan paling depan sehingga baik curam dan tanjak laju mesin itu akan sangat berefek pada keduanya.

"WOOOHHOOOO!" Jerit Kyungsoo lagi untuk yang kesekian kalinya. Setelah melewati lembah rel, kini roller coaster yang mereka tumpangi mulai memelankan kecepatan karena akan menuju tanjakan. Kyungsoo tertawa husky, menyadari betapa konyolnya ia yang berteriak heboh lantaran permainan dengan baju kerja lengkap dengan dasi hitamnya (yang sedari tadi berkali-kali menutup wajah Kyungsoo lantaran tertiup angin). Orang-orang di belakang mungkin sekarang sedang menatap aneh ke arahnya, namun ia tidak begitu peduli.

Berbicara tentang Jongin, Kyungsoo segera menoleh ke samping dan mendapati Jongin terduduk lemas di kursinya dengan rambut berantakan yang tercuat ke segala arah. Tatapan namja itu kosong entah kemana, bibirnya terbuka nyaris meneteskan air liur. Shock, mungkin, karena wajah Jongin yang notabene berkulit cokelat kini berwarna putih pucat.

Tentu saja, Kyungsoo baru saja memaksa seorang penderita Acrophobia menaiki roller coaster setinggi empat puluh lima kaki dari permukaan tanah. Jelas saja mungkin Jongin berusaha menahan nyawanya agar tidak melayang sekarang.

Kyungsoo mati-matian menahan tawanya, bahkan ketika mereka menuruni roller coaster, Jongin berjalan sempoyongan dengan rambut yang di hinggapi daun membuatnya tampak sangat konyol. Ia membiarkan Jongin mencari tempat duduk dan membeli dua kaleng cola dari sebuah mesin sebelum menyusul Jongin.

"Cola?" Jongin menatap kaleng di depan matanya dengan wajah tidak percaya. "Aku hampir mati lantaran mabuk dan kau membelikanku cola? Terima kasih, Kyungsoo. Sangat membantu." Sindir Jongin, namun tetap mengambil kaleng dari tangan Kyungsoo.

Kyungsoo tertawa lalu duduk di samping Jongin. "Kenapa kau tidak bilang kalau kau takut ketinggian?"

"Kau yang memaksaku, Kyungsoo. Jangan bilang kau lupa? Kau menarikku seperti orang utan dan memaksaku naik."

"Kau 'kan bisa menolak?" Kyungsoo membuka kalengnya, meneguknya cepat. Meminum cola di saat suara sedang habis mungkin ide buruk, tapi sekali lagi, siapa peduli?

"Mana mungkin aku menolak..." Suara Jongin memelan, ia mulai meminum cola di tangannya sama seperti Kyungsoo. "Ini kencan pertama kita."

Kyungsoo terdiam sejenak, ia menurunkan cola menuju pangkuannya lalu menoleh ke samping. Jongin jelas menghindari tatapan Kyungsoo dengan cara terus menyeruput colanya. Jika begini, tak secuilpun di otak Kyungsoo terbayang bahwa namja di sampingnya ini kejam. Mungkin, Jongin akan bersikap baik pada orang-orang tertentu.

Disisi lain, Jongin ingin tersenyum ketika sudut matanya menangkap Kyungsoo yang kini menatapnya. Ia senang, entah karena apa hanya dengan mengetahui fakta bahwa sekarang Kyungsoo sedang menatapnya. Sepertinya seseorang sedang jatuh dalam pesona seorang Kim Jongin, pikirnya.

"Lain kali, katakan apa yang kau tidak suka. Dan jangan memaksakan diri lagi." Kyungsoo membersihkan daun di rambut Jongin.

"Lain kali? Maksudmu kencan lain?"

Kyungsoo memerah. Benar juga, apa ia baru saja memberi sinyal kalau ia menginginkan kencan lainnya? Astaga, betapa ceroboh. Bukannya seharusnya ia menghancurkan Jongin?

"Yah..." Kyungsoo menunduk dan menggoyang-goyangkan kakinya. "Mungkin."

Jongin tersenyum manis, dan itu tertangkap pupil Kyungsoo. Tangan Jongin terangkat untuk mengelus rambut Kyungsoo, pelan dan halus. "Aku senang jika kau senang. Dan juga, tidak masalah jika kau membawaku ke tempat paling tinggi di dunia sekali pun. Asalkan bersamamu, aku senang, Kyungie."

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang