5. Weird

38.9K 3.9K 332
                                    

CHANYEOL POV

Kami tiba di rumah tiga puluh menit kemudian dengan keadaan sangat mengantuk. Aku menutup pintu dan mematikan lampu ketika Baekhyun langsung berjalan menuju kamarnya. Ketika aku membuka mulutku untuk mengatakan terima kasih, ia sudah menutup pintu kamarnya.

Setidaknya ia sudah mengorbankan waktu istirahatnya untuk menemaniku makan. Aku seharusnya berterima kasih. Namun bagaimana jika ia malah terganggu kalau aku membuka pintu kamarnya tiba-tiba?

Kuurungkan niat muliaku dan segera memasuki kamar baruku. Setelah membersihkan diri sekilas, aku meniduri ranjang besarku yang empuk. Dinding yang menempel dengan sisi ranjangku mengingatkanku pada Baekhyun. Apa mungkin ranjangnya juga menempel di dinding sehingga secara tidak langsung kami terhubung?

Aku terheran pada diriku sendiri yang mulai memikirkan hal-hal kecil, hal yang seharusnya tidak aku hiraukan. Namun mau tak mau aku harus mendekatkan diriku dengannya, karna ia adalah orang yang akan kubebani mulai dari sekarang. Tanpa sadar mataku mulai menutup perlahan, diujung kesadaranku aku berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

AUTHOR POV

Empat hari terhitung semenjak Chanyeol memasuki rumah Baekhyun untuk yang pertama kalinya. Hari ketiga adalah hari pertama kali Baekhyun tersenyum karena candaan Chanyeol, namja tinggi itu sudah mulai terbuka dan tidak enggan lagi membuka percakapan meski sering kali tidak di hiraukan.

"Baekhyun, lihat." Chanyeol menunjukkan kertas formulir yang berisi bahwa ia resmi menjadi murid di Sekolah Menengah Atas Seni Seoul. Baekhyun memasukkan potongan terakhir sandwich ke mulutnya sebelum mengambil kertas itu dari tangan Chanyeol.

Baekhyun membelalakkan matanya ketika melihat hasil test Chanyeol yang nyaris menyentuh angka sempurna. Chanyeol mendudukkan dirinya semangat di samping Baekhyun.

"Ternyata kau pintar juga."

"Apa maksudmu pintar? Aku jenius." Chanyeol menyombongkan dirinya sedangkan Baekhyun hanya menaikkan bahunya cuek. Ia meminum juice buatan Chanyeol, dalam hati memuji kemampuan natural Chanyeol ketika mencampurkan buah dan gula.

"Boleh aku meminjam mobilmu? Aku butuh banyak sekali barang-barang untuk keperluan sekolahku."

Baekhyun mendelik. "Kau belum bahkan mempunyai SIM."

Chanyeol memajukan bibirnya dan meringsut di samping Baekhyun. Ia menyenderkan kepalanya di sofa namun rambutnya nyaris menyentuh bahu Baekhyun. Yang lebih tua segera menoleh kaget, namun ia tetap diam meski lama kelamaan kepala Chanyeol terletak sempurna di bahunya.

"Aku akan mengantarkanmu."

"Benarkah?" Chanyeol tersenyum lebar. Baekhyun hanya mengangguk sambil memasang wajah datar. Ia benci mengakui bahwa Chanyeol sejujurnya sangat tampan ketika ia tersenyum. Ia buru-buru bangkit untuk mengambil air ketika Chanyeol menyerukan kata 'yes' sambil mengepalkan tangan ke udara.

Baekhyun menyambar jaket tebalnya mengingat cuaca di luar cukup dingin di bandingkan biasanya, ia juga bisa melihat Chanyeol sudah siap dengan segala keperluannya.

"Tunggu." Cegah Chanyeol sambil menahan tangan Baekhyun, ia mendekat ke tubuh namja kecil itu lalu mulai meraih kancing paling atas jaket Baekhyun. "Kau harus mengancingnya. Kalau tidak, akan tetap dingin."

Baekhyun tahu ia tak perlu memalingkan wajahnya ke arah lain ketika wajah Chanyeol berada sangat dekat dengan wajahnya. Ia juga sadar bahwa dirinya kini menahan nafas entah karena apa. Ia berharap namja tiang itu cepat menjauh karena jika mata-mata bulat itu menatapnya dalam jarak sedekat itu, ia akan merasa... gugup.

Ia menghindari tatapan Chanyeol ketika berjalan meuju mobil. Namja tinggi itu terus berbicara tentang keperluannya namun itu semua tidak merambat sedikit pun ke otak Baekhyun. Ia terfokus pada lengan Chanyeol yang tanpa sadar terus bergesekan dengan lengannya ketika mereka berjalan beriringan, entah sejak kapan itu menjadi sangat mengganggu.

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang