Story 1

9.6K 438 4
                                    

Pagi ini Rina akan kembali ketempat yang membosankan, yaitu sekolah. Dia merapihkan diri di depan kaca, pada saat itu ayahnya pun pulang dari kantornya.

"Ah Rina kamu mau berangkat kesekolah?" Rina mengangguk. "Bersemangat lah, nak." Tambah ayahnya.

"Apa ayah baru pulang?" Tanya Rina

"Iya, pekerjaan ayah sangat banyak dari kemarin." Rina mengepalkan tangannya.

"Benar, ayah sangat sibuk.."

"Ayah lakukan ini juga demi keluarga kita," ucap ayahnya.

"Keluarga? Keluarga apanya?!apa bisa disebut keluarga seorang suami yang sama sekali gak punya waktu buat istrinya yang sedang sakit?! Ibu terus-terusan mencari ayah, bahkan.."

Rina menundukan kepalanya "ketika ibu meninggal, ayah juga sama sekali gak melihat ibu! Apa itu pantas disebut suami?!" Sambung Rina.

Plak!! Suara tamparan mengenai pipi Rina.

"Beraninya kamu berkata seperti itu pada ayahmu sendiri!" Bentak ayah Rina.

"Aku.. aku menyesal punya seorang ayah sepertimu!" Setelah berkata itu Rina pun berlari untuk pergi sekolah.

"Lia.. aku gak akan bisa cerita semuanya pada Rina, dan aku sudah gagal menjadi seorang ayah.. hiks hiks.." Ayah Rina pun menangis sambil memeluk foto ibunya Rina.

***


Dijalan Rina terus menerus mengeluarkan air mata dan teringat akan kata-kata ibunya sebelum ibunya meninggal.

"Jika kamu sudah besar, jangan sampai kamu berharap sama cowok. Karna kita gak akan tau, kapan cowok itu akan meninggalkan kita."

"Ibu benar, aku benci cowok!" Gumam Rina dalam hati sambil mengusap air matanya.

Rina berjalan kesekolah sekitar 15 menit, saat sampai disekolah dia langsung menuju ke kelasnya dan saat dia membuka pintu kelas ternyata..

Kelas itu sepi..

Rina langsung duduk di kursinya dan memandang keluar jendela, tanpa sadar dia pun tertidur.

"Ahh sial masih pagi sekali ternyata, ini pasti ulah kakak, jam di kamarku pasti udah diubah sama dia lebih cepat 20 menit." Gerutu cowok itu.

Cowok itu melewati kelas 1-B, dan dilihatnya seorang gadis berambut panjang sedang tertidur pulas. Dia menghampiri gadis itu dan duduk dihadapannya.

"Cantik, seperti bidadari." ucap cowok itu sambil tersenyum.

Rina pun terbangun, dia melihat seorang cowok yang sedang menatapnya.

"Tampan.." ucapnya singkat, karna belum sepenuhnya Rina sadar dari tidurnya. "ternyata cowok di mimpi itu lebih tampan dari pada didunia nyata ya," tambah Rina.

"Kamu pikir ini dunia mimpi? Hahaha." Saat cowok itu tertawa Rina langsung bangun dan terkejut.

"Si-siapa kamu!" Bentak Rina.

"Payah sekali, padahal kita baru saja bertemu kemarin." Ucap cowok itu sambil tersenyum, hingga membuat Rina sedikit berdebar.

"A-Aku gak ingat, menjauhlah dariku!"

Cowok itu bukannya menjauhi Rina, justru dia malah mendekat kearah Rina.

"Kamu ini aneh, kenapa saat aku mendekat tapi kamu malah menjauh sih?" Ujar cowo itu.

"Aku tidak kenal kamu, pergi!" Rina kembali membentak.

"Kamu kasar sekali padaku, kalau mau berkenalan kemarilah jangan seperti itu.." kata orang itu sambil mengulurkan tangannya.

"Tidak perlu" ucap Rina dengan datar.

Tatapan cowok itu berubah jadi serius, dia mulai mendekati Rina. Namun Rina tetap menjauh, terus begitu sampai Rina tidak bisa mundur lagi.

"Aku gak akan menyakiti kamu kok, lagipula kenapa kamu sebegitu menjauhnya dariku? Apa wajahku aneh atau mungkin wajahku seram?" Ucap cowok itu.

Rina hanya diam dan gak berani melihat kearah wajah cowok itu.

"Hm kalo ada yang berbicara padamu, coba tatap baik-baik wajahnya.. aku yakin dengan begitu kamu gak akan punya rasa takut lagi." Jelas cowok itu.

Lagi-lagi Rina hanya diam, karna cowok itu mulai kesal dia pun memegang pundak Rina. Rina tersadar dan ketika hendak memukul cowok itu, cowok itu langsung memegang tangan Rina.

Mata mereka saling bertemu pandang.

"Akhirnya kita bisa saling bertatapan," cowok itu pun tersenyum.

Wajah Rina pun memerah, karna gak ingin cowok itu tau Rina menundukan kepalanya, setelah itu Rina mendorong cowok itu supaya bisa menjauh darinya.

"Apa sih yang terjadi padamu?" Tanya cowok itu.

Rina mengangkat kepalanya, dan berkata dengan lantang "Aku benci cowok!" Rina pun langsung berlari keluar dari kelasnya.

Cowok itu duduk di bangku dan berfikir dengan apa yang barusan dia lihat.

"Dia mengeluarkan air mata ketika bilang seperti tadi, entah kenapa.. wajahnya manis sekali, rasanya aku ingin memeluk dan menghapus air matanya." Gumam cowok itu dalam hati, tanpa sadar cowok itu wajahnya pun memerah.

The Reason I Love YouWhere stories live. Discover now