1: Kata Mereka

48.9K 2.5K 65
                                    

Hi! It's me, Bella😊

Ada yang kangen Dara sama Davi nggak?? Jujur aku kangen bangettt😭

Aku mau revisi cerita ini di beberapa part. Biar semuanya clear aja gitu hehe. Jadi buat yang masih nyimpen story ini di library terima kasih dan maaf banget kayanya aku bakal spam notifikasi kalian>< tapi aku ngepostnya bakal bertahap kok setiap harinya. Jadi yang mau baca ulang boleh banget!! Mungkin versi revisi ini bakal bikin kalian 😱😍😭🤣

Dan buat pembaca baru.. selamat datang! Semoga kalian enjoy sama ceritanya~💙

much love,
ーbella ♡


"Mereka Bilang Bangkunya Kosong"

"Dara Syakila, biasa di panggil Dara." Kata gadis dengan rambut sebahu yang tersenyum kikuk di depan kelas barunya itu.

Dara tidak suka suasana ini. Saat seluruh mata tertuju pada dirinya. Tapi dia emang tidak punya pilihan. Menjadi anak baru di pertengahan semester itu memang cukup menjadi beban. Mau tidak mau, cepat atau lambat, dia memang harus mulai untuk kembali menyesuaikan diri dan kembali memulai lingkup pertemanan yang baru.

Dia hanya gadis biasa. Tidak ada yang bisa membuat dia terkesan bahkan saat pandangan pertama. Dan Dara sadar akan hal itu.

Setelah perkenalan singkat tadi. Ia di persilahkan duduk oleh wali kelas barunya yang juga mengajar sosiologi.

XI IPS-2.

Beberapa hari sebelum masuk, Dara mengikuti ujian seleksi kelas dan dia lulus di kelas ini. Sama seperti di sekolahnya yang lalu, dia tetap menjadi anak IPS.

Dara melangkah menuju bangkunya. Disana ada tiga baris bangku berpasang-pasangan. Dara duduk di barisan tengah, paling belakang. Ada satu bangku kosong yang tersisa disana.

Dara tidak protes. Mau duduk paling depan atau paling belakang, tidak akan merubah apapun.

Setelah dia duduk di bangku barunya itu, nyaris semua mata menoleh ke arahnya.

Dara mengerutkan dahinya. Apa ada yang salah dengan dirinya?

Dia ingin mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, niatnya hanya sekedar untuk berkaca. Memastikan apakah benar-benar ada yang salah dengan tampilannya atau tidak.

Tapi tentu dia tidak bisa melakukan itu. Karena ada wali kelasnya yang tengah menjelaskan materi di depan sana. Tidak mungkin dia langsung membuat kesan buruk di pertemuan pertama mereka kan?

"Nggak ada apa-apa." Kata cowok yang menjadi teman sebangkunya itu. Seolah ia menyadari kebingungan Dara.

Dara terdiam sejenak, sebelum menoleh dan kembali terdiam. Kayanya Dara tau apa penyebab semua orang menoleh ke arah dia. Bukan karena dirinya, tapi karena cowok di sebelahnya.

How can someone be this good looking? His hair, his eyes, his eyelashes... bahkan sampe bulu matanya pun Dara perhatiin.

Emang dunia nggak adil sih.

Kayanya semua kelebihan cowok itu ambil semua.

Sampai mata Dara tertuju pada name-tag di seragam cowok itu "Davian Jinendra."

Cowok itu mengikuti arah mata Dara. "Oh, gue Davi." Katanya tiba-tiba.

Dara mengedipkan matanya, sebelum mata mereka kembali bertemu. Dia tersenyum seadanya sambil mengusap lehernya, malu.

[DSS #1] : ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang