It Was Always You

4.9K 260 5
                                    

Ini adalah EPILOG dari Agent 'Nerds' Carter

Yang selama ini jadi Dark Reader, tolong keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan cara vote, comment, atau apalah.

*

"Sir, ada yang ingin bertemu dengan Anda," Itu sekretaris ku, Darian. Aku langsung tahu begitu mendengar suaranya.

Aku mengangkat kepala dari tablet ku. "Siapa?"

Darian membuka pintu kantor lebar lebar. Beberapa detik kemudian tamu ku itu memasuki ruangan. Aku terlonjak. Buru buru mengambil pistol yang kutaruh di laci meja.

"Kenapa kau membiarkan dia masuk, idiot!" bentakku ke Darian.

"Ma...maaf, sir. Tapi kami sudah menggeledahnya dan tak menemukan apa apa yang bisa melukai Anda."

"Kau yakin?"

"Ya. Jorge sendiri yang memeriksanya." Jorge adalah kepala keamanan markas.

"Well, kalau begitu, Darian, kau boleh keluar." Setelah Darian undur diri, aku beralih ke tamu ku itu. "Jadi, Daniel, sahabatku, apa yang kau lakukan di markas musuh mu sendiri?"

• • •

"Kita harus menyebrang, Gina. Itu harus."

"Apa? Sudah berapa kali kubilang aku tak akan sudi menyebrang ke Bleeding Tree sialan itu."

"Ayolah, Gina. Kita baru balikan dua minggu yang lalu. Aku harus menyebrang. Sahabatku sendiri yang memimpin Bleeding Tree sekarang." Kabar diangkatnya seorang Satria Syujana memang sudah tersebar luas di White Horse sejak seminggu yang lalu.

"Jadi kau lebih memilih sahabatmu? Dibanding negara mu? Dibanding White Horse?" Selama sedetik air mata itu hampir lolos menitik dari mata seorang Gina Jasmine White, seorang agen White Horse kelas 5. Tapi ia berhasil menahan air mata itu, untunglah.

"Bukan begitu, Gina..."

"Apa kau lebih memilih sahabatmu dibanding Luna? Dibanding aku?"

"Gina..."

Gina menghela napas. "Sialan. Aku tak peduli jika kau ingin menyebrang, tapi aku tetap dengan Luna."

Hening. Akhirnya Daniel yang memecahkannya. "Sampai jumpa lagi?" bisiknya.

"Tidak dalam waktu yang dekat."

• • •

"Darimana kau tahu aku seorang agen White Horse?" Bahkan saat Dani menanyakannya ke pemimpin Bleeding Tree, ia sendiri merasa dirinya terdengar bodoh.

"Oh, ayolah. Kau harus mengakui bahwa teknologi intel Bleeding Tree jauh lebih canggih dibanding teknologi intel White Horse." Satria menghela napas. "Katakan, Dani, apa yang membuatmu datang ke markas Bleeding Tree yang hina ini?"

"Aku ingin...menyebrang."

"Kenapa?"

"Karena kau sahabatku. Dan sahabat harus saling mendukung, kan?"

• • •
Jakarta, 28 Januari 2018

Hujan makin deras ketika aku sampai di depan pintu kontrakan itu. Inikah tempatnya? Apa dia tak salah memberi alamat? Karena kontrakan di gang kumuh seperti ini...rasanya tak mungkin jika seorang Ian Parker tinggal di di daerah seperti ini.

Aku mengetuk pintu. Pukul 18.59.

"Siapa itu?" Sebuah wajah dengan rahang tegas menyambutku. "Jika kau datang kemari untuk menawarkan sesuatu, maka jawabannya tidak." Ada sesuatu yang ganjil di wajah lelaki itu. Entah apa.

Agent 'Nerds' Carter | ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن