04 | Revised

11.8K 653 28
                                    

04.

Malamnya setelah aku kembali ke rumah setelah para dokter setuju kondisiku sudah stabil, kami sekeluarga duduk bersama-sama di ruang tamu--ini perlu digarisbawahi karena kami jarang berkumpul bertiga. Ayahnya biasanya terlalu sibuk mengurusi White Horse sehingga hanya ada aku dan ibuku di rumah. Namun malam ini kami memang sedang menyambut seorang tamu, yang saat ini tengah duduk di hadapan kami bertiga, ia mendapat perhatian penuh kami bertiga.

"Satria, Diandra," katanya padaku dan Ibu. "Perkenalkan asisten Ayah yang akan menjagamu, Satria, agar kecelakaan seperti kemarin tidak terjadi lagi." Kemudian beliau beralih ke tamu kami, asistennya: seorang lelaki timur tengah berhidung mancung. "Thomas, perkenalkan dirimu."

Lelaki yang dipanggil Thomas oleh ayahku itu angkat bicara, "Perkenalkan, saya Thomas Lester, agen White Horse kelas 4 sekaligus asisten pemimpin White Horse. Mohon kerjasamanya."

Ibuku tertawa, "Ah, Thomas, santai saja dengan kami. Tidak perlu berbicara formal seperti itu." Thomas hanya tertawa gugup.

"Mulai sekarang, Thomas akan mengawasimu dari jauh," kata Ayah padaku. "Kalau kamu ingin pergi kemana pun, beritahu pada Thomas. Kalau kamu merasa kamu dalam bahaya, telepon Thomas--Ayah akan memberikan nomernya padamu nanti. Kamu mengerti?" Aku mengangguk.

"Oh.ya. Kamu akan pindah ke Medan dua bulan dari sekarang. Ayah ingin kamu tinggal di dalam markas White Horse, supaya Ayah lebih mudah mengawasimu. Untuk urusan sekolah, kamu akan homeschooling di sana. Urusan kepindahanmu, sudah diurus."

Sejujurnya aku sudah menduga Ayah akan memindahkanku ke Medan, dimana markas White Horse berada. Aku melirik ibuku cemas. "Bagaimana dengan Ibu? Bu, apakah kau akan tinggal sendirian di sini jika aku pindah?"

Ibu tersenyum tetapi berkali-kali melihat senyum yang sama terukir di bibirnya, aku tahu sebenarnya ia tidak menyetujui keputusan suaminya itu. "Yah, harus ada seseorang yang menjaga rumah ini, kan?"

Aku ingin memeluknya dan mengatakan padanya untuk jangan khawatir aku tidak akan pergi kemana-mana. Namun tatapan matanya mengatakan ia sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Justru sepertinya dialah yang menenangkanku, alih-alih aku yang menenangkannya.

Thomas, yang keberadaannya hampir saja terlupakan, berbicara, "Ah, sepertinya saya harus kembali. Satria, senang berkenalan denganmu, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik."

Catatan Penulis:

Zayn Malik as Thomas Lester

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zayn Malik as Thomas Lester

To be honest gua kecewa sama chapter ini. Gua nulis ini di sekolah, lho. Wkwkwk. 

Untuk kedua kalinya dalam dua chapter berturut-turut, gua pengin minta maaf karena ini pendek as fuck. Maaf ya.... Anjer, gua jadi gak enak sendiri, tau nggak. Soalnya, kan, gua udah janji di chapter yang lalu buat bikin chapter yang panjang di chapter-chapter selanjutnya. Eh, serius, gua gak enak sama kalian :((

Bai de wey baswey subwey serfer, gua pengin bikin short story, deh yang punya Diandra POV. Kayaknya seru gitu woi. Kalo setuju, komen, dong. Hehehe.

Agent 'Nerds' Carter | ✔Where stories live. Discover now