9 : Sore Bersama Littleworm

8K 374 6
                                    

Hai. Maap ganggu. Cuma pengin bilang, mungkin ada yg tanya tanya kenapa gue suka bangt ganti ganti point of view? Well jawabannya karena gue pengin manjangin cerita ini, tapi gak punya ide. Jadinya...ya gitulah.

Yep, silahkan dinikmati chapter ini, oke?

*

~Luna's Point of View~

Sehabis gue mandi dan siap siap, gue berjalan ke arah kantor. Setelah ngucapin berbagai kode kode rumit dengan sang respsionis, lantai mulai menurun dan gue langsung berada di jantung White Horse, tempat kantor gue, Grayworm, dan beberapa agen terbaik White Horse berada.

Gue menyalakan tablet transparan yang tersambung dengan layar monitor tipis seukuran 16 inch, yang terletak di depan meja kerja. Setelah tetek bengek urusan password dan kata kunci, akhirnya tablet itu tersambung dengan monitor.

Hanya ada enam notifikasi. Syukurlah. Kemarin, saat gue baru datang dri Kalimantan, notifikasi nya mencapai sepuluh. Ya, notifikasi itu adalah to do list yang harus dikerjakan oleh seorang agen, yang diperbaharui setiap harinya. Dan betapa beruntungnya gue, menjadi agen terbaik White Horse, yang biasa selalu memiliki puluhan notifikasi. Pff.

Notifikasi yang pertama berbunyi : Menjaga Littleworm (16 sampai 17.35). Setiap gue denger atau ngeliat kata kata Littleworm, gue selalu mengulum senyum. Sialan. Apa yang udah dilakukan si Satria Syujana ke gue?

Yah seengaknya menjaga Littleworm--sebutan para agen buat Satria Syujana, adalah pekerjaan yang gak gitu susah. Dia hanya butuh ditemani dan dihibur, sambil tentu saja menjaganya dari Bleeding Tree sialan itu.

Mata gue beralih ke notif kedua. Rapat dengan Grayworm, Ruang Rapat 2 (17.45 sampai 18.15). Bagi kalian yang belum tahu, sistem notifikasi ini sudah otomatis mengatur jadwal para agen. Sistem itu mengurutkan berdasarkan waktu. Atau kurang lebih seperti itulah.

Notif ketiga sampai kelima gak begitu berat dan merepotkan. Namun notif keenam...hmm...

Gue melepas kacamata dan memijit kening gue begitu melihat notif keenam. Berangkat ke Jakarta, Penanggung jawab Penyelidikan (Pesawat berangkat pukul 20.30, Hangar 7).

Well, dikirim ke daerah kayaknya udah jadi resiko jadi agen terbaik White Horse, kan?

Gue menghela napas. Sialan. Kenapa Grayworm gak ngirim Lester aja sih? Maksudnya, gue baru kemarin pulang dari Kalimantan. Ayolah, mana ada orang yang gak capek setelah beresin kekacauan pemberontakan disana? Please, gue tau kalau gue itu agen super, yang harusnya tak memiliki perasaan apa pun. Tapi ada yang mereka lupain. Gue ini perempuan. Dan umur gue baru aja 16.

Setelah menghela napas untuk yang kedua kalinya, gue berdiri dari kursi kerja dan kembali memakai kacamata gue. Yah setidaknya notifikasi pertama adalah menjaga Satria Syujana. Apa sulitnya?

• • •

"Hmm.... Mau jalan jalan ke...luar?"tanya gue, dengan senyum sudut yang biasa.

"Luar?"

"Jangan keras keras, idiot! Lu mau kita ketauan?" Dalam hati, gue mengulum senyum.

"Maaf. Luar? Maksud lu? Keluar komplek?"

Gue mengangguk singkat. "Gue tau kalau yang gue lakukan ini bisa bikin gue dipecat. Tapi kalau lu mau..."

"Sebenernya gue mau, sih. Tapi kalau kita ketauan, gimana kalau lu dipecat?"

Agent 'Nerds' Carter | ✔Where stories live. Discover now