Sylas Casablanka, begitu beruntung diterima di sekolah elit seperti SMA Arkamaya melalui jalur beasiswa. Dirinya pikir ia bisa bersekolah dengan baik di sekolah elit itu. Tapi jauh dari dugaannya, ia malah terlibat kasus kematian seorang siswi berna...
Bismillah, semoga rame. Tolong dukungannya teman-teman dengan vote dan juga selalu memberikan komentar di setiap chapter. Mari dukung penulisnya dengan cara yang sehat.
🍁🍁🍁
°°°°°°
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Cepetan! Keburu di larang nanti sama Bu Ratna!"
"Tungguin, anjir. Gue juga pengen liat!"
"Gilaaa! Kenapa sih nih sekolah sebenarnya? Apa kita semua bakal baik-baik aja?"
"Katanya ada yang mati lagi, kan?"
"Iya! Ini lebih parah. Bahkan nggak ada yang berani natap jasadnya!"
Anak-anak sudah digegerkan kembali dengan suatu hal yang benar-benar tidak pernah mereka harapkan sebelumnya. Sesuatu yang diluar pemikiran mereka semua. Di pagi-pagi segar dan juga penuh dengan udara yang sejuk, di jam 7 pagi itu mereka menemukan sesuatu yang membuat bulu kuduk mereka berdiri di sekujur tubuh mereka.
Di dalam ruangan Flower yang memang dikhususkan untuk anak-anak Mahkota, nampak di dalam ruangan itu juga tidak baik-baik saja. Ini bukanlah hal yang biasa. Ini sesuatu yang menampar semua orang yang ada di sekolah itu.
Vienne menggigit kuku-kukunya dengan getaran di tangannya. Ia melangkah terus-menerus ke arah kiri dan kanan. Kepalanya terasa sangat berat memikirkan masalah yang sudah diluar kendali ini.
"Gila, gila, gila! ... ini benar-benar nggak masuk akal. Kenapa ada orang yang mati lagi di sekolah ini?!" Napasnya mengencang.
Ia menatap tajam ke arah Morrigan yang duduk diam di atas sofa. Dorian yang juga nampak duduk di sofa lainnya, terus-menerus menghembuskan napasnya panjang. Lalu Astrid yang diam tapi dengan ekspresi yang sangat jengkel. Bahkan Arjana yang setiap hari selalu menampilkan ketenangannya, nampak jelas di wajahnya kalau dia sangatlah gelisah.
"Ini nggak bener. Pasti ada sesuatu yang terjadi di sekolah kita. Pertama anak sialan itu yang mati. Terus, Astrid yang dituduh. Sekarang, ada lagi?!" Vienne melangkah mendekati Morrigan. Ia berdiri tegak di hadapan gadis itu yang masih duduk, berusaha tenang.
Kemudian ia melanjutkan. "Mor, kita harus bertindak. Gue yakin banget kalau yang ngelakuin semua ini, adalah anak beasiswa itu! Pasti dia pelakunya!" Vienne semakin meninggikan suaranya. Hanya hari ini dia tidak berpenampilan anggun.
"Hah? Maksud lo apa, ayang?" Dorian bertanya, dengan menatap kedua mata pacarnya itu.
Vienne tanpa ragu kembali melanjutkan ucapannya. Ia menjelaskan sesuai apa yang muncul di dalam kepalanya. "Sylas. Dia mencurigakan. Sejak awal, dialah yang seharusnya tersangka. Dia yang seharusnya diselidiki hingga tuntas. Tapi kenapa masalah ini bisa merambat ke kita? Apa kalian nggak sadar kalau ada yang aneh? Kayak ada yang sengaja ngerencanain ini. Apa orang itu sebenarnya mau hancurin reputasi Mahkota?!"