Manis Dan Pahit.

32.8K 1K 6
                                    

Seakan Air mata tak lagi bisa mengalir, karna sudah terlalu lelah menangis.

Iya, Kondisi Ari semakin melemah. Waktu jenguk pun mulai dibatasi. Ia pun tak bisa lagi berjalan jalan ditaman, menggunakan Kursi roda. Mengingat, tubuhnya yang sudah semakin lemah.

Tante Clara pun mulai menyerah, ia berkata bila Ari pergi, ia akan ikut pergi bersamanya.

***

Gue menyandarkan tubuh gue ke kursi taman hitam yang sudah agak lapuk, menunggu seseorang yang berjanji akan menemani hari libur gue ini seharian.

Sebuah telapak tangan hangat menutup kedua mata gue. Yang berhasil membuat gue refleks menyebutkan 1 nama.

" Hanzel! "
Pekik gue.

Pandangan gue pun kembali, hanzel pun terkekeh pelan.

" Ga asik nih! Gue kan pengen ngagetin lo! "
Ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya.

" Your dream! "
Ucap gue sambil terkekeh.

Hanzel memberikan gue Sebuket bunga Mawar Merah. Dan menautkan jemarinya di jemari gue.

" Ayo. "
Ucapnya sambil terus menggenggam tangan gue dan membawa gue ke Mobilnya.

" Kita mau kemana si Zel? "
tanya gue untuk yang berjuta kalinya.

Dia pun hanya memberikan senyumannya untuk yang beribu kalinya.

Entah sampai kapan gue bisa terus bersama laki laki disamping gue ini.

" Evelyn? "
suara Hanzel membuyarkan lamunan gue.

Ternyata kami sudah sampai di sebuah tempat. Entah ini tempat apa tapi jujur ajja, pemandangan alamnya indah banget.

" Ini dimana? Kita mau ngapain ke sini? "
Tanya gue.

" Udah ikut ajja! "
Ucapnya sambil keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk gue.

Dia menarik bahu gue ke dekapannya, membuat ritme jantung gue tak beraturan.

Dia membawa gue ke sebuah pagar hitam tinggi yang dirambati oleh bunga bunga. Ia membuka pintu pagar itu dan mempersilahkan gue masuk. Terlihat sebuah Rumah besar bercat putih bergaya belanda dengan halaman yang luasnya bukan main, ditumbuhi pepohonan yang diatur rapih, dan taman yang berada di sebelah kanan, dan terdapat danau disebelah kiri.

" Indahh "
gumam gue.

" Ini rumah opah dan omah gue, keluarga gue jarang berkunjung. Tapi gue sering kesini. Jadi gue mau ngajak lo kesini. "
Ujarnya.

Seketika hati gue terasa senang entah apa penyebabnya.

" Omah? "
ujar hanzel sambil mengetuk pintu rumah itu.

Pintu pun terbuka, menampilkan sesosok wanita tua, yang kira kira umurnya sudah 70 an.

" Hanzel? astaga omah kangen sama kamu zel! "
Ujar wanita itu sambil memeluk erat cucunya itu.

Tiba tiba mata wanita itu tertuju pada gue, ia melirik dari ujung kaki
hingga ujung rambut gue, dan tersenyum ramah.

Ia melepas pelukan cucunya.

" Sepertinya, Hanzel kami sudah dewasa ya? Bahkan lihat? Dia membawa seorang gadis. "
ujar wanita itu yang membuat pipi gue memanas. Dan bahkan Pipi hanzel pun memerah.

Hanzel pun sedikit berdeham dan mulai membuka mulutnya.

" Omah, kenalin ini Evelyn. Pacar Hanzel. "
Ujarnya dengan suara agak malu.

WHAT THE HELL!

Dia ngakuin gue sebagai Pacarnya, didepan omahnya?
Hayati Terbanggggg!! Astagaa.

Gue pun tersadar dari lamunan indah gue dan menjabat tangan Omah Hanzel.

" Evelyn. "
Ujar gue sembari mengeluarkan senyum terbaik gue.

" Panggil saya Omah ajja ya. "
Ujarnya ramah.

Gue dan Hanzel diajak makan siang disana.

Sebuah meja makan besar, lengkap dengan berbagai menu khas Jepang, italia, dan indonesia.

Kami hanya berbincang bincang ringan tentang hubungan kami. Setelah itu Hanzel mengajak gue ke taman.

Mata gue dimanjakan oleh pemandangan Indah taman milik omah Hanzel yang ditanami berbagai macam Bunga.

" Omah lo baik ya zel! "
Ucap gue memecah keheningan.

Dia hanya tersenyum sambil terus menatap wajah gue penuh arti.

" Lyn, gue ga mau kehilangan lo! "
Ucapnya yang membuat gue tercengang.

Ga salah?

Gue pun tertawa hambar.
" Ga usah bercanda deh Zel! "
Ucap gue.

" Gue serius Lyn, okay lah awalnya gue cuma mau kita pacaran kontrak. Tapi gue ga mau kehilangan lo Lyn! "
Ujarnya.

Gue masih belum bisa mencerna kalimat Hanzel barusan dengan baik.

Tiba tiba Hanzel memakaikan gue sebuah Flower Crown yang ia buat sendiri dari pepohonan yang ada di taman omahnya.

" I Really Love you My Love! Please dont leave me Alone! "
Ujarnya yang membuat gue tersenyum penuh Arti.

" Mau naik perahu? "
Ujarnya lagi.

Dia menautkan jemarinya di jemari gue, dan menuntun gue naik ke perahu, untuk menyusuri danau.

Sumpah pemandangannya Indah banget!

Kami berada ditengah danau, ia berhenti mendayung dan menatap mata gue Intens.

Dia menangkup pipi gue dan mendekatkan Wajahnya ke wajah gue hingga hidung kami bersentuhan.

Dia mengecup bibir gue lembut, dan melumatnya pelan. Terus mengecup, dan tanpa sadar gue pun membalas ciumannya. Ciuman kali ini terasa sangat manis rasanya seperti ada beribu kupu kupu yang beterbangan diperut gue.

Hingga dering Telepon di Hp gue berbunyi, membuat gue menghentikan kegiatan kami tersebut, tanpa melihat Caller Id gue mengangkat telepon itu.

" Hallo? "
ujar gue.

" Evelyn! Ari Kritis! "

Brakk.

" Ari! "
pekik gue.

*******

Hi Guyss!! Sorry Baru Update! Sorry Kalo cerita Kali ini Gaje Bin Abal!! :'v Pokonya Tetap Vomment Guys! Love Yaa~

1 Day 1 KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang