First Kiss

40.6K 1.1K 15
                                    

Hubungan gue dan Hanzel pun sudah membaik, dan begitu juga gue dengan Ari.

Kondisinya juga sudah lumayan membaik. Ya memang ga ada yang menduga, ternyata Hanzel mulai menerima Kedatangan Ari di dekat gue.

Kalo ada Ari dia ga berani berkata, dan berbuat sesuatu yang melukai hati Ari.

Dan hanya sekedar informasi, prom night tinggal satu bulan lagi. Dan jujur gue masih ga bisa nanya apa apa sama Hanzel, yang sedang sibuk sama Syuting Ftvterbarunya.

" Evelyn? "
Ujar mami yang tiba tiba ada disamping gue.

" iya mi? "
tanya gue sambil memaksakan senyum.

" Kamu kenapa sih? Akhir akhir ini mamah liat kamu ngelamun ajja. Ada masalah apa? "
Ujar mamah sambil duduk disamping gue.

" Ga ada apa apa koq mi, evelyn cuma kecapekan ajja. "
Ucap gue, ya berbohong demi kebaikan ga dosa kan?

Mami menatap muka gue sambil menaikkan sebelah alisnya, kemudian tersenyum sendu.

" Maafin mami ya Lyn. Mami terlalu sibuk, jadi kurang perhatiin kamu beberapa bulan ini. "
Ucapnya sambil memeluk gue.

Gue hanya mengangguk, dia pun melepaskan pelukannya dan keluar dari kamar gue.

' I DONT CARE I LOVE IT, I DONT CARE I LOVE IT. '

Suara dering telfon dari ponsel gue menggema dikamar.

Ari.

Kenapa dia nelfon?

Gue pun mengangkat telfonnya.

" Hallo? "
Ucap gue.

" Evelyn, evelyn. Ari, evelyn!! dia dia masuk UGD sekarang!! Kondisinya memburuk lagi! "
Ucap tante clara sambil terisak.

Deg!

" Ari kenapa tante? Tante dimana sekarang! Evelyn kesana. "
Ucap gue tergesa gesa.

" Tante Di RS. *****. Kesini lyn, cepet! "
Ujarnya.

Gue pun segera, memakai jeans, dan menyambar jaket gue.

Ari, kenapa Ari?

Sesampainya di rumah sakit, gue langsung ketemu sama Tante Clara yang mukanya pucat, masih terisak sambil memeluk sweater Cokelat milik Ari.

Gue pun berlari dan menghampirinya

" Tante, ari kenapa? Gimana kondisinya? Dia gapapa kan? "
Tanya gue sambil menahan tangis.

" Tante gatau lyn, dia tadi ga bisa jalan lagi. Dia ga bisa bangkit dari tidurnya, dia terus mengeluh semua badannya sakit. Jadi tante telfon rumah sakit. Tante harus gimana lyn? tante ga mau kehilangan Ari!! "
Ujar tante clara sambil terisak.

Dengan cepat gue memeluk tante Clara, dan segera menenangkannya.

" Tante ga boleh ngomong gitu! Ari kuat koq! Dia pasti bisa bertahan koq! "
Ujar gue sambil mengelus elus punggungnya.

Kami menunggu Dokter memberi penjelasan. Dan, ya. Dokter tak kunjung datang. Kami tak berbicara. Sibuk dengan pikiran kami masing masing.

" Ny. Clara? "
Panggil seorang pria yang gue ketahui adalah Dokter di RS ini.

" Iya dok, gimana keadaan Ari? "
tanya tante clara.

Dokter itu menghela nafas berat.

" Kondisi Ari memburuk, dan kami para dokter di dunia belum menemukan obat untuk menyembuhkan lupus. Kami hanya bisa memberi obat yang mengurangi rasa sakit yang diderita ari. Jadi, dia harus dirawat disini. "
Ujar dokter itu yang membuat tante clara menangis semakin menjadi jadi.

Gue pun memeluk tante clara dan menepuk nepuk punggungnya, menenangkan.

" Tante takut lyn. Ari satu satunya milik tante sekarang. Tante ga mau kehilangan dia. "
ucap tante clara sambil terisak.

Tuhan.
Saya mohon jangan ambil Ari. Kasihan tante clara.

" Nyonya Clara, anda bisa melihat Ari sekarang. "
Ucap dokter itu.

Gue dan tante clara pun segera masuk kekamar Ari.

Terlihat seorang lelaki yang terbaring lemah di ranjangnya, sama sekali tak terlihat senyum jahilnya, tawanya.

Kenapa Perih rasanya Ya Tuhan?

" Mamah? Evelyn? Ari kenapa? "
tanyanya dengan nada sendu.

Tante clara hanya menggeleng sambil menangis.

" Lyn, gue kenapa sih? "
ujarnya.

Gue hanya menghembuskan nafas dan tersenyum perih.

Dia melihat gue dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

" Mah, ari mau bicara sama Evelyn boleh? "
tanya Ari yang membuat tante clara mengangguk dan segera keluar dari kamar.

Hening.

Kami hanya terdiam, sibuk dengan pikiran kami masing masing. Hingga Ari mulai membuka mulut.

" Gimana? lo masih jadian kan sama Hanzel? "
tanyanya terdengar parau.

Gue hanya bisa mengangguk.

" Gue ga bisa sembuh kan lyn? Gue ga akan bisa kaya lo kan? "
tanyanya yang membuat mata gue memanas, dan beberapa butir air mata mengalir.

" Gue denger hanya beberapa orang yang selamat dari penyakit ini. Kecil kan kemungkinan buat gue sembuh? "
tanyanya yang membuat gue terisak.

" Jangan nangis Lyn! Kalo lo nangis gue semakin ga bisa ngelepas lo. "
ucapnya.

Gue terus menangis meluapkan sakit yang amat sangat luar biasa perihnya.

" Jangan pernah lupa buat ke Rooftop ya! Itu tempat kenangan kita! "
Ucapnya yang membuat gue menangis semakin menjadi jadi.

Seharusnya gue suka sama Ari bukan Hanzel!

" Gue cinta banget Lyn sama lo. Gue sayang banget sama lo. "
Ucapnya yang membuat gue merasa sangat sakit dihati.

Gue mendekat ke Ari dan memeluk tubuhnya. Gue menangis dalam pelukannya. Dia mengelus elus rambut gue.

Gue pun bangkit dari pelukannya. Dia menarik tengkuk gue, dan menarik pipi gue, mendekat ke wajahnya. Hidung kami saling bersentuhan. gue bisa merasakan nafasnya yang berat. Dia mengecup bibir gue dan melumat nya. Ciumannya terasa begitu lembut, dia mengecup gue begitu lama. hingga ia melepaskan ciumannya, dan mencium kening gue lama.

" Gue cuma mau ngerasain First Kiss gue sama Cinta Pertama gue, sebelum ajal menjemput gue. Gak apa kan? "
tanyanya dengan beberapa butir air mata yang mengalir dipipinya.

Gue pun menangis lagi dan memeluknya sambil mengangguk.

" Maafin gue Ri. Maafin gue. "
Ucap gue.

***

Hii guys! :v Maafkan saya yang baru Update ini. :3 Oia, Minal Aidzin wal faidzin ya guys! :v Maafkan saya yang banyak salah ini, suka ngePHP in kalian. :v Pokonya Keep Voment ya guys!! Di media Fotonya Evelyn Ya Guys.
Love yaa~

1 Day 1 KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang