Summer Runaway.

2.3K 259 26
                                    

Sesuatu berdering menarikku pulang dari alam yang gelap namun penuh harapan. Jemariku mengusap wajahku lalu menutup kedua telingaku. Saat ini aku bisa saja menendang alarm itu ke dinding, tapi Mom pasti akan mengomeliku dan menyuruhku membereskan kekacauan yang telah kuperbuat.

"Zoe, I've just got a package from Matt!" Suara teriakan yang tak asing di telingaku itu berhasil membuatku bangkit dari tempat tidur, Mom.

Aku melakukan 'penataan 5 detik', lalu meregangkan sedikit tubuhku sebelum akhirnya turun ke bawah untuk menemui Mom. Lazy me.

Mom baru saja selesai membaca surat dari Matt, kurasa, begitu aku memasuki ruang keluarga. Ia meletakkan di sampingnya dan tersenyum ke arahku, "Good morning sweetheart, sorry I didn't mean to hate Matt, he's a good boy I think. I thought you were mad at him when I said I don't like Matt."

Kubalas senyumannya, "Morning, yeah don't think about it," aku membuka paket yang dikirim oleh Matt. Aku terkekeh pelan membacanya, "His shapeshifter." Sebuah t-shirt kubentangkan di depan dada, memperlihatkan lebih banyak bagian dari sebelumnya. Mom menepuk pundakku, menyuruhku untuk segera bersiap sebelum Matt datang menjemput.

Kuselipkan tubuhku ke dalam jaket abu - abu, mengingat musim panas akan segera berakhir dan akhir - akhir ini sering hujan, untuk berjaga - jaga. Aku mengenakan t-shirt yang diberikan Matt, agar ia senang mengetahui bahwa aku menyukainya. Mom tidak bilang kalau ini akan menjadi kencan, jadi aku berpakaian sesuai apa yang menurutku nyaman.

Bel dibunyikan, Matt. Aku membenarkan tali sepatuku dan berlari kecil menuruni tangga. Rupanya Dad membukakan pintu untuk Matt, ia mengangguk padaku ketika penampakanku mulai terlihat dari lantai atas. Aku tersenyum melihat t-shirtnya yang bertuliskan Her Dinosaurus, lalu berlari dan melompat ke arah Matt, memeluknya, "Whoa, you missed me that bad?" Ia masih menahan tubuhku.

"Alright, have fun kids, no funny business," Dad pergi meninggalkan kami berdua di ambang pintu. Matt merangkulku, "I've asked your dad if we could messing around," aku sudah berpikiran yang tidak - tidak, "Messing around?" ia tertawa sampai kehabisan nafas, "Where's Zoe that I know? You turned into a naughty bad girl, of course I didn't mean that 'messing around'" Matt membukakan pintu mobilnya untukku.

"You are still 15, although I'm already legal, I'll wait for you."

Ini harga diri mau ditaruh di mana.

Rasa penasaran mulai menghantuiku ketika aku menyadari betapa lama dan panjangnya perjalanan ini, aku bahkan tidak tahu kemana Matt akan membawaku sampai aku melihat papan tanda. Matt mengajakku ke sebuah teluk. Mobil melaju dengan kecepatan rata - rata melalui dataran yang lebih tinggi. Akhirnya, kami turun di tempat parkir.

Matt tersenyum padaku, "We'll separate here." Aku menatapnya kebingungan, "W-what do you mean? you're not going to leave me here alone right?" Matt tidak menjawab pertanyaanku, "I'll go this way, meeting you at the top," bodohnya aku mencintai seorang idiot seperti Matt.

Aku menaikkan jumper jaketku dan berlari melalui jalan yang berbeda dengan Matt. Bagaimana jika ia hanya ingin meninggalkanku agar aku tidak menyukainya lagi? bagaimana jika aku tersesat? aku bukan orang yang pandai hidup di alam bebas.

Masih berlari, melewati jalan setapak yang semakin lama semakin menyempit. Lama kelamaan aku bisa merasakan angin laut menerpa wajahku, rambutku mulai berantakan. Kemudian aku menunduk menghindari dahan yang terlalu rendah.

Sinar mentari menerangi pandanganku, burung - burung beterbangan bersama kawanannya. Suara deburan ombak tidak mengalahkan suara kicauan mereka. Air laut yang berwarna biru cerah sesekali menyapu bibir pantai. Aku menemukan cinta keduaku.

Tak lama setelah termenung begitu lama, aku merasakan seseorang berlari ke arahku, "I thought you left me," Matt mendapatkan tinjuan di lengannya. Ia tertawa seakan tak merasakan sakitnya. Pelajaran pertama di kehidupan percintaanku ; jangan membuat dia tertawa atau tersenyum, atau kau akan mati meleleh di tempat.

Matt menarik rambutku yang menutupi wajah ke belakang telinga, "You'll never be alone."

Ia meraih tanganku, "Do you want to be with me again?" tanyanya. "Yes Matt!" suaraku hampir tenggelam di balik suara laut. "Then jump with me!" mungkin kali ini aku harus menjebloskannya ke rumah sakit jiwa. Yang benar saja, melompat ke laut dari ketinggian ini? "Matt you are insa-" Matt memelukku dari belakang dan mendorong tubuhnya ke belakang, ke laut.

Ini bunuh diri, ini bunuh diri, ini bunuh diri.

Kegelisahanku berkurang ketika air mulai membasahiku. Matt melepaskan pelukannya dan aku membalikkan tubuhku ke arahnya. Ia menggumamkan sesuatu di bawah air tanpa suara, lebih seperti hanya menggerakkan mulutnya. Setelah percobaan kedua, aku baru paham, "I love you," tiga kata paling mainstream yang biasanya diuraikan menjadi kalimat rumit untuk ditujukan kepada orang yang disayangi agar terdengar lebih manis.

Aku menirukan hal yang sama seperti yang dilakukan Matt, "I love you too." Kami berdua masih berada di bawah permukaan air. Tiba - tiba aku merasakan sesuatu menyentuh bibirku. Matt kissed me.

Underwater kiss.

Kami berdua naik untuk mengambil nafas, lalu Matt mengecup keningku.

"Zoe Damon, you have to trust me if you want to love me, so do I. And you proved me. Thank you for being exist for me."

"Matthew Espinosa, I always trust you, sometimes I just get a bit jealous and nervous around you. Thank you for being my Summer Runaway."


A/N :

Author's note kali ini pake bahasa lagi ya. Aku harap ini bukan chapter terakhir sih, so give this chapter votes and comments if you want to know how it ends. Bagi fan acc users, pada capek gak sih kemaren? too much dramas. But I still love my fandom though. Okay, terima kasih telah membaca sejauh ini! xx

and uh, I want to ask you guys something. Why you still reading my story even though I'm bad at writing? :'D

Summer Runaway ➳ m.e (bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang