Planet tak bersayap -- @sbatthallah

148 4 0
                                    

Uname:
Judul: planet tak bersayap
Tema: sayap
***
Sekitar dua belas abad yang lalu, ditemukan sebuah planet yang dihuni oleh beberapa makhluk normal--seperti manusia--yang memiliki sepasang sayap putih di balik punggungnya. Planet yang diberi nama Lacto ini menimbulkan beribu pertanyaan besar.

Karena beberapa pertanyaan inilah berapa ilmuwan bumi telah melakukan beberapa percobaan-percobaan dasar yang menghasilkan beberapa hipotesa yang sulit untuk dibuktikan kebenarannya atau mereka menyebutnya 'hipotesa omong kosong.' Dan pertanyaan-pertanyaan itu sampai kini masih belum terpecahkan, menjadikan planet Lacto sebagai sebuah planet penuh misteri.

Kini, dengan kecanggihan teknologi yang berkembang semakin pesat bukan hal yang tidak mungkin untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai planet Lacto. Dan Ramos lah yang dipilih untuk menjawabnya.

Ramos, seorang astronaut muda yang populer. Sedari kecil ia telah menyukai mengenai antariksa dan sejenisnya. Saat beranjak remaja, Ramos mulai mempelajari berbagai macam mengenai antariksa, seperti: perhitungan kecepatan cahaya, model-model pesawat luar angkasa, dan lain-lain.

Kini Ramos dikirim menuju planet Lacto, menjawab semua pertanyaan yang terlanjur dilontarkan, dan menghilangkan sebutan 'hipotesa omong kosong' yang memalukan.

=====

"Kau siap?"

"Ya aku siap!"

3

2

1

Pesawat telah meluncur, dan kini hanya ada Ramos di pesawat--memang seperti itu dari awal. Kini ia hanya tinggal duduk manis, hanya tinggal menunggu kedatangannya di planet Lacto. Matanya berbinar menatap keindahan matahari yang redup saat Ramos melihatnya, pandangan hitam tak berdasar yang menakjubkan, dan keindahan luar angkasa lainnya.

Alarm hijau menyala, menandakan sebentar lagi pesawat akan menembus atmosfer planet Lacto. Ilmuwan itu bilang planet itu seperti bumi, jadi tak masalah jika aku tak memakai baju astronaut, batin Ramos.

Kini alarm merah yang menyala, menandakan pesawat ini sudah menembus atmosfer. Ramos tetap duduk di bangku putarnya yang terletak di ruang kendali.

Ramos meraba punggungnya, terdapat sepasang tonjolan yang cukup besar. Wajahnya memerah, ia meringis kesakitan. Tonjolan itu kini memanjang dengan ujungnya yang runcing, sehingga merobek pakaian yang dikenakannya.

"Arghh!" teriak Ramos tak sanggup menahan rasa sakitnya. Tonjolan--yang kini mungkin disebut tongkat runcing yang menempel di punggungnya--sedikit demi sedikit terbuka lebar. Terdapat bulu-bulu putih yang membalutnya dan semakin lebat.

"Ramos masuk Ramos! Apa yang terjadi? Mengapa kau berteriak?!" teriak Komandan Alex di pusat penelitian khusus planet Lacto yang terdengar pada audio kecil di lubang telinga kanan Ramos. Namun Ramos tak menjawab, ia terus berteriak sebagai pelampiasan pada punggungnya.

Alarm hitam kini menyala, menandakan pesawat akan mendarat. Kini tonjolan itu berubah menjadi sepasang sayap puyih yang cukup besar, sangat cocok untuk tubuhnya yang tinggi nan tegap.

Pesawat ini benar-benar sudah mendarat. Ramos yang tidak terbiasa dengan sayapnya. Ia berjalan dengan gontai dan mulai oleng, sayap itu memang cukup berat.

Ramos membuka pintu ruang kendali, dan keluar menuju pintu utama pesawat. Ia menekan beberapa tombol sebagai kata sandinya, dan pintu utama ini mulai terbuka. Ramos terbelalak melihat hamparan pasir yang gersang yang dipanggang oleh terik matahari yang teramat panas. Ramos tahu dia tak bisa berjalan jika seperti ini.

Ramos mencoba mengangkat sayapnya, sedikit demi sedikit sayap itu terbuka lebar. Sayapnya mulai berkepak, cepat dan semakin cepat. Tubuhnya kini terasa ringan, kakinya sudah tak menginjak dasar. Ramos terbang!

Oneshoot 45 temaWhere stories live. Discover now