Sang pemikat -- @Etikawdywt

137 6 0
                                    

Uname:
Judul: sang pemikat
Tema: tampan
***
Punya wajah tampan bak aristokrat adalah keinginan semua pria, tak terkecuali Dio. Pada umurnya yang berada di pertengahan dua puluhan ia dituntut untuk punya kekasih oleh sang mama. Sayang, gaya cupu dan wajah pas-pasan tidak dapat menolongnya memenuhi keinginan mama.

Hanya bekerja sebagai pustakawan membuatnya hampir tiap hari berkencan dengan tumpukan buku baru sampai lusuh terbitan abat lalu. Yang spesial dari dirinya: tidak ada.

Seperti malam ini, Dio duduk sendiri di balkon kamar dengan segelas frapucino chocolate buatan rumah. Bola matanya menyapu lembar demi lembar buku di tangan. Sesekali sudut bibir itu tertarik membentuk senyuman. Pidi Baiq, nama tersebut tercetak di sampul buku yang ia baca.

Deruman mesin mobil memecah hening malam, mengusik satu orang yang butuh ketenangan. Dio mengalihkan pandangan ke asal suara. Sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan pagar rumah tetangganya. Bisa dilihat dari balik kacamatanya, dua orang di dalam mobil saling tersenyum, kemudian sang laki-laki yang duduk di kursi kemudi mendekat ke perempuan di sampingnya. Sangat cepat hingga Dio tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan, juga kaca samping mobil yang gelap menghalangi pandangan.

Ia memperhatikan gerak-gerik Tiara, perempuan yang ada dalam mobil. Berkali-kali Tiara tertawa dengan apa yang dikatakan orang di sebelahnya sampai akhirnya ia keluar, lalu melambaikan tangan pada mobil yang berjalan menembus kelam malam diterangi lampu jalan.

Mata itu tidak bisa berhenti memperhatikan sampai si Objek Pandangan tenggelam di balik pintu rumah.
-----
Malam ini, jalan cukup lenggang dari biasanya. Dio memutar setir, membelokkan mobil memasuki komplek sederhana. Mobil yang ia dapat dari jerih payahnya bekerja sebagai pustakawan selama beberapa tahun belakangan. Tidak cukup mewah, tapi cukup layak untuk digunakan.

Beberapa meter lagi ketika Dio sampai rumah, ia melihat mobil yang sama dengan kemarin terparkir di depan rumah Tiara. Tak acuh dengan ada atau tidaknya orang dalam mobil tersebut, Dio memarkirkan mobilnya sendiri ke garasi. Susah payah keluar dari sana dengan membawa setumpuk buku pinjaman yang menjulang dari perut sampai dagunya.

Tepat ketika Tiara keluar dari mobil yang biasa mengantarnya, tanpa sengaja mata Tiara bertemu pandang dengan Dio, hanya untuk sepersekian detik lagi-lagi ia terpana. Cepat ia membuang muka dan masuk ke rumah.

"Dio, salamnya mana?" tanya mama tepat ketika satu kaki Dio memijak anak tangga pertama menuju kamar.

"Assalamu 'alaikum, Ma."

"Wa 'alaikum salam. Cepat turun, ya, Yo. Mama udah siapin makan malam," perintah mama yang hanya dijawab dengan gumaman.

Dio menaruh puluhan buku di tangannya pada meja baca sesampainya ia di kamar. Lalu, berjalan menuju cermin, menopang kedua tangan pada dinding di sisi cermin dan memperhatikan setiap inci dirinya dalam pantulan. Mata sayu dengan lingkar hitam di sekitarnya, kacamata yang setia bertengger di hidungnya, kulit putih pucat bak mayat, badan tinggi tak berisi. Siapa wanita yang mau dengan laki-laki buruk rupa seperti dia?

Ia menghela nafas berat, lalu melepas dan menaruh kacamatanya pada meja kecil di samping tempat tidur. Hari yang melelahkan untuknya, direbahkan badan kurus itu di atas kasur. Langit-langit kamar tampak buram tanpa alat pengelihatannya. Beberapa menit ia terdiam sampai bayang-bayang masa lalu hadir mengunjunginya.
...
Riuh redam musik DJ bisa terdengar dari taman belakang sekolah. Hanya satu orang yang berdiri di sana, menatap bulan yang melengkung sempurna. Bukannya ingin jadi anti sosial, hanya saja lingkungan menuntut dia menjadi demikian. Prom night sebagai simbol perpisahan sekolah kali ini berlangsung meriah. Bertolak belakang dengan kilat matanya yang menyiratkan kesendirian.

"Dio, dio, ngapain sendiri di sana?" tanya seseorang dari arah belakang dengan tatapan penuh ejekan. Disusul dua orang lainnya dengan tatapan yang sama. "Gabunglah sama kita." Sang pemimpin, Harish, merangkul pundak kurus Dio ketika jarak keduanya semakin dekat. Pelan dia menarik Dio ke tepi lapangan.

Oneshoot 45 temaWhere stories live. Discover now