Closer to the Jail

2.5K 269 116
                                    

"Luke... Owh... Nice name," Chloe tersenyum. Luke tersenyum tipis, nyaris tak terlihat hingga dia melepaskan tangan Chloe secara sepihak dan berbalik.

"Kau sungguh mau sekolah Luke?" tanya Logan curiga.

"Memang gak. Mau ketemuan sama pacar," balasnya acuh.

"APA?!" Logan nyaris pingsan mendengarnya. Chloe bengong.

Oke, si cakep udah taken. Oke, si cakep udah taken. Sip, sip. Shit. What the hell, what the...

"Bercanda, kau bener bener gak punya sense of humor deh!" gerutu Luke. "Ini mau sekolah beneran!"

Oke, si cakep belum taken. Oke, si cakep belum taken. Hell, hell, start twerking like miley.

Luke menyambar tasnya kasar dan keluar dari dapur dengan langkah ribut, sebelum berbalik dan melirik Logan jail. "Hei kak, sebelum pergi, aku harus cium tanganmu dulu gak? Minta restu!"

Mata Logan melebar. "SIALAN-KAU-CEPAT-SEKOLAH-LUKE!" Luke tertawa puas, sebelum terdengar suara sepeda meninggalkan halaman.

Logan memijat keningnya frustasi. Lama tak bertemu adiknya malah harus disaksikan oleh teman temannya. Logan malu sekali, astaga. "Maaf, dia memang suka menyebalkan."

"No problem, kalau aku jadi adik, mungkin aku akan jadi menyebalkan juga agar selalu bisa melihat kakakku marah," balas Asa polos.

"Well, harusnya dia menjadi keberuntungan untuk keluarga ini. Dia dan ibuku nyaris mati saat dia lahir. Tapi keduanya hidup. Maunya Luke diberi nama Luckey. Namun karna aneh, kami memberinya nama Luke," gumam Logan.

"Aneh memang, Luckey. Kau tahu, seperti Kentucky," cerocos Asa tak jelas.

"Well, kita bahas apa yang terjadi pada kalian di Oklahoma saja bagaimana? Kurasa, kalian sudah menemukan kebenaran soal piano dan Greyson itu?" Logan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Greyson dan Asa bergantian menceritakan soal apa yang terjadi di Oklahoma. Logan dan Chloe tercengang mendengarnya, hingga Logan geleng geleng kepala. Benar benar tak terduga. "Astaga, kalian harus banyak banyak beribadah mulai sekarang. Kalian selamat hingga sekarang itu karna keberuntungan tahu! Kalau tidak, kalian sudah mati di tangan Paul itu!"

"Ralat, kalian nyaris mati BERKALI KALI," gumam Chloe. "Pertama, mati dibawah hujan salju esktrem. Dua, mati ditembaki oleh senjata apalah itu. Ketiga, mati ditangan Paul. Baru keempat, mati ditangan si Man in Black."

"Bukankah si Man in Black itu orang baik? Dia menyelamatkan kami," sergah Greyson.

"Baiklah, aku ralat yang terakhir. Karna sejujurnya, Man in Black juga menyelamatkanku dari penjara," gumam Chloe.

"What?!" Asa memekik. "Astaga, bunuh aku. Jadi si Jubah Hitam ini, pertama, nyaris membunuhku dengan kapsul sialan itu. Dua, soal cat semprot dan petunjuk itu. Ketiga, dia menyelamatkan aku dan Greyson. Keempat, dia menyelamatkan kalian. Great. Siapa dia?"

"Mungkin orang dari Freemason yang diutus untuk menuntun kita pada Freemason. Ini semua tes untuk mendekati Freemason, dan herannya, dia membantu kita," gumam Logan. Logan menceritakan cerita lengkap soal kronologi pengalamannya dan Chloe.

"Kita harus mengambil kertas itu, kertas yang kubuang," seru Logan serius. "Kita harus mencari tahu soal perjanjian itu lebih banyak dari catatan Beethoven. Kenapa Freemason menyetujui perjanjian yang merugikan mereka itu. Catatannya di kau, Grey?"

Greyson mengangguk. "Ada di tasku, dan tasku ada di rumah Chloe."

"Kalau begitu, aku dan Asa akan ke The House of Temple dan mencari kertasnya. Greyson dan Chloe kembali dan ambil catatan Beethoven di tas Greyson. Aku dan Asa akan menyusul nanti," Logan bangkit, bersiap pergi.

Now You See MeWhere stories live. Discover now