Now You See Me

Full of Secret, Full of Mystery, Full of Action

MULTIMEDIA: Tom Holland (PS: gue gamasukin Tom Holland ke cerita ini, atau jadiin dia cast. So, kenapa ada Tom Holland tau tau nongol? Liat author note #maksa)

Asa tertegun, ingin rasanya lari sekencang mungkin dari si Jubah Hitam ini. kalau dipikir-pikir, si Jubah Hitam inilah yang membuatnya nyaris mati tersedak gara-gara insiden milkshake itu. atau malah dia mau membunuh Chloe?! Astaga, Asa tak habis pikir kenapa orang ini benar-benar mengancam hidup begitu banyak orang, Paul juga! Walau memang si Tua Berotot itu memang harus dilenyapkan dari muka bumi ini. tapi Asa?

Si Jubah Hitam mendekat kearah Greyson yang masih terengah-engah dan masih tak bisa melihat. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantung jubahnya. Asa mengernyit dan nyaris menjerit. Itu jarum suntikan! Dia mau menyuntikkan racun ke Greyson?! Sial, dia harus bergerak cepat!

Sayangnya, Asa bahkan belum bergerak sedikit pun ketika si Jubah Hitam menancapkan jarum suntik itu kuat-kuat kearah Greyson dan seketika, Greyson berhenti menggelepar. Asa bergidik ngeri, sangat ngeri hingga tak kuat lagi bergerak. Si Jubah Hitam beralih kearahnya.

“Kalian selalu saja menyusahkanku,” gerutunya sambil mencampakkan jarum suntik bekas Greyson ke sembarang tempat. Dia merogoh kantungnya dan meraih jarum suntikan lain. Mata Asa membulat.

Oh-no-matilah-dia-sialan-kau-jubah-hitam-ternyata-dia-sebejat-Paul.

Alarm darurat berbunyi di otak Asa. Asa terus berguling tak tentu arah menjauhi si Jubah Hitam. Percuma kuadrat, si Jubah Hitam menginjak lengan Asa kuat-kuat hingga Asa tak berkutik lagi. si Jubah Hitam menunduk dan sekali tancap, Asa merasakan tubuhnya semakin lemas.

Asa menghirup nafas sebanyak-banyaknya, berusaha menghimpun kekuatan tapi gagal. Suntikan ini terasa… memabukkan. Segala syarafnya seketika rileks. Asa berusaha mengingat-ingat sensasi ini. masa narkoba? Atau ini racun terbaru? Matanya semakin berat.

Bagus, ternyata ini obat tidur. Dia ditidurkan, lalu di bunuh, begitu?

Belum sempat Asa mencaci maki si Jubah Hitam, Jubah Hitam sudah duluan meraih dagunya dan mengarah muka Asa kearah mukanya yang tersembunyi dibalik tudung jubah. Asa tak bisa melihat banyak, apalagi keadaan sekeliling yang remang dan tudung yang menyembunyikan muka itu dengan sempurna. Asa hanya bisa melihat bekas luka itu.

Seketika, Asa bergidik, matanya semakin berat. Jubah Hitam bicara, suaranya berat dan tak main-main. tapi indra-indra Asa sudah melemah kekuatannya, Asa nyaris tak bisa menangkap bunyi apapun lagi. hanya terdengar sayup-sayup yang terdengar parau di telinganya.

“Kalian berempat selalu merepotkanku tahu? tak bisakah kalian menjadi jauh lebih profesional? Bagaimana bisa kalian tertangkap Nazi, untung aku datang! Dengar, Nazi itu musuh. Jauhi mereka semampunya. Kalian adalah empat pesulap terbaik dunia, jangan pernah menyepelekan semua hal yang terjadi semenjak kartu itu mendatangi kalian.”

Asa mengernyit. Apa maksudnya coba? Asa semakin mengantuk saja. “Payah! Hei, jangan tidur dulu! Dengar, aku tak bisa terus mengawasi kalian seperti anak kucing begini. Ikuti semua petunjuk, mungkin semua terlihat tidak berhubungan, tapi sebenarnya semuanya berhubungan. Pandai-pandai mengatur strategi, Nazi bisa lebih pintar dan lebih kejam daripada siapapun di muka bumi ini. kalian telah mengikuti permainan ini sejak kalian lahir, jangan menolak takdir. Hei? Dengarkan aku dulu bodoh!”

Sebuah tamparan mengenai pipi Asa hingga Asa berkedip tak karuan. Rasanya sakit, tapi matanya semakin berat. Dia merasakan sesuatu yang agak aneh dari tamparan barusan. Apa ya? Belum sempat Asa berpikir, Jubah Hitam kembali mencerocos. “Ingat, semua yang terlihat jelas belum tentu memiliki arti yang jelas juga. Jangan langsung menyimpulkan. Aku akan mencari cara agar kalian tetap dapat mengikuti semua permainan rumit ini. dengar? Yang terpenting, kalian harus ingat, panas tidak selalu membuat sesuatu terbakar dan hangus, tapi terkadang dia membuat segalanya jelas. Paham?”