PROLOGUE

11.7K 660 155
                                    

EMPIRE STATE BUILDING, NEW YORK

"Baiklah, jadi siapa yang mau menjadi kelinci percobaanku hari ini?!" terdengar seruan mantap diantara kerumunan manusia didepan gedung Empire State.

"OH MY GOD, GIVE ME 'A' CHANCE!"

"CHANCE, I LOVE YOU!"

"YOU'RE SO COOL, BABE!"

"GYAAAA!"

Dia meringis mendengar namanya dielu-elukan ribuan orang dihadapannya. Siaran live kali ini pasti akan jadi sangat heboh. "Tenang semuanya! Kali ini, saya akan memberikan kesempatan untuk nona cantik didepan saya. Siapa namamu, Manis?"

Tak ayal, wanita itu langsung memekik heboh dan meraih microphone yang diberikan seorang crew. "Bella Heather, you can call me Bella."

"Bella Heather? Not Bella Swan on Twilight?" tanyanya dengan nada menggoda. Muka Bella memerah, sebelum menggeleng malu malu.

"Hmmm.. Yeah, I see. Kau jauh lebih cantik daripada Kristen Stewart," dia mengedipkan sebelah mata kearah Bella. Yang digoda hanya bisa blushing dan menahan senyum.

"Baiklah, Bella. Aku ingin melakukan sulap kartu kali ini. Pasti kalian sudah akrab bukan, dengan sulap kartu? Aku akan membiarkan Nona Bella memilih satu kartu diantara tumpukan kartuku," dia menunjukkan segepok kartu remi ditangannya. "Dan, aku akan menebak apa warna dan angka dari kartu itu. Tapi, dengan cara yang ajaib dan akan membuat kalian menjerit! Bagaimana?"

"YAAA!"

"LAKUKAN ITU, CHANCE!"

"KAMI SUDAH TAK SABAR!!"

"LAKUKAN, LAKUKAN!"

Halaman gedung Empire State semakin menggila. Dia hanya bisa meringis mendengar ribuan fansnya mengelu elukan namanya. "Tenang, semuanya! Baiklah, Nona Bella sudah siap?"

"Siap!" seru Bella dengan mantap.

"Baiklah! Lihat ini baik-baik, dunia!" serunya mantap. Dia mengocok kartunya dengan kecepatan luar biasa, membuat seisi lapangan semakin berteriak kagum. Kemudian, dia melemparkan semua kartu kartu itu ke udara hingga jatuh keatas tanah.

"Pungut salah satunya, Nona Bella."

Bella sendiri hanya bisa mengernyit bingung. Biasanya, sulap kartu akan menbiarkan sang kelinci percobaan untuk memilih kartu langsung dari tangan sang pesulap. Kali ini, sang kelinci percobaan mengambil kartu dari tanah? Sang pesulap jelas tak menyentuh kartunya lagi sedikit pun.

Hanya perubahaan kecil, tapi mampu membuat seisi lapangan terheran heran. Belum lagi, posisi kartu yang secara rata terbalik semua, sehingga angka dan warna kartu pun tak terlihat.

Bella membalik kartunya sekaligus melindungi kartunya dari si pesulap. "Oke."

"Baiklah," dia memejamkan mata sejenak, seakan sedang memikirkan sesuatu dengan sangat serius. "Wow, pilihan yang sangat bagus. Tapi kali ini, saya akan mengungkapkannya dengan cara yang biasa. Bisa bantu aku? Kita hitung mundur dari angka 3. Siap? Mulai!"

"SATU!"

"DUA!"

"TIGA!"

BOOOM!

Mendadak, gedung Empire State gelap. Seisi lapangan pun kaget, hingga sepersekian detik kemudian, beberapa lampu ruangannya menyala lagi, menyusun gambar sebuah kartu, lengkap dengan warna dan angkanya.

Terpampang jelas. Lima merah.

"Kartu lima, warna merah. Right, Nona Bella?" tanyanya. Bella hanya bisa terperangah dan mengangguk kagum.

Now You See MeWhere stories live. Discover now