"Hms, masa depan?" Ucap Luhan polos.

"Ne masa depan. Hunnie tidak ingin seperti appa. Hunnie ingin menjadi orang sukses seperti baba Hannie."

"Hunnie ingin seperti baba Hannie. Hms ayo kita berusaha. Aku juga ingin seperti baba." Ucap Luhan sekali lagi.

"Ayo kita menyanyi lagu ini, Hannie suka lagu ini."

"Lagu apa Hannie, Hunnie tak bisa nyanyi. Hunnie mendengarkan Hannie saja."

"Hms begitu ya, baiklah kalau begitu."

Dan Luhan pun mulai menyanyi.
.
.

Apa yang ingin kau lakukan?
Untuk mencapai citamu.
Melihat langit yang biru,
Hatikulah jawabannya.

Kalimat ini tak mudah terucap.
Tunjukan cahaya dengan jarimu.
Jika ku ingin menggapai sesuatu kadang kumenangis.

Terus semangat percaya diri.
Suatu saat kau pastikan berhasil.
Awan putih ada di dataran oh indah.
Mimpi panjang

Terus semangat percaya diri.
Suatu saat kau pastikan berhasil,
Awan putih ada di dataran oh indah
mimpi panjang yang indah

(Ost Kalaido star)
.
.

Prok!

Prok!

Prok!

Suara tepuk tangan dari Sehun diberikan untuk Luhan.

"Suaramu bagus Hannie, aku suka." Puji Sehun kecil.

Dan karena itu setiap kali Sehun merasa lemah, ia akan ingat lagu yang pernah dinyanyikan Luhan. Karena ia sudah berjanji, ia akan menjadi sukses.

Flashback Of.

Tatapan ku pada Luhan disana menjadi redup. Entah mengapa disaat semuanya senang, hanya Luhan sendiri yang menyiratkan kesedihan.

Bahkan dapat kulihat Luhan berdiri menjauh dari kerumunan orang.

Apa yang tengah ia pikirkan?

Disaat ia sedang sendiri, kulihat Kris mendekati Luhan. Dapat kulihat dari sini mereka tengah bercakap-cakap. Namun aku merasa kesal, dan dadaku seakan panas, serta sesak. Disana, disaat semua tengah sibuk atau asik dengan pesta Luhan dan pria bernama Kris posisi mereka sangat dekat.

Wajah Kris perlahan-lahan mendekat kearah Luhan, dan aku semakin kesal melihat Luhan seakan pasrah, ia tidak menolak ataupun melawan.

'Menyebalkan!' Geramku.

Aku panas, hatiku sangat panas. TIDAK! Ini tidak boleh dibiarkan, ia 'Luhan' tidak boleh menerima ciuman pria itu 'Kris'

Tanpa pikir panjang aku langsung keluar dari mobil sport metalik ini. Aku bahkan sampai berlari, aku tidak ingin bibir itu dikecup oleh orang lain. Aku tidak ingin!

Katakan aku egois, yang boleh menempelkannya hanya aku, aku seorang. Yang lain tidak akan kubiarkan mereka menyentuh Luhan.
"Klinting!"

Bunyi suara lonceng yang dipasang dipintu masuk agar tahu ada yang masuk maupun keluar terdengar.

Para peserta undangan pesta menatapku bingung. Aku tidak peduli yang kucari satu pemuda yang selama 15 tahun ini selalu ada didalam pikiran dan mimpiku.

LOOP (HUNHAN)Where stories live. Discover now