Gue masih memandangnya dengan tatapan tidak percaya.

" Ari lo kenapa? "
tanya gue dengan suara serak.

Dia hanya mendengus, dan membuang muka ke arah jendela kamarnya.

Gue pun berjalan mendekatinya dan duduk didepannya.

" Ri? "
tanya gue.

Dia menatap wajah gue. Look! Wajahnya berdarah, tangannya berdarah.

" Ri kenapa wajah lo? Kenapa bisa kaya gini? "
tanya gue sambil menyentuh luka diwajahnya.

" Jangan Sentuh! "
Ucapnya dingin.

Gue pun segera berlari dan mengambil beberapa obat yang ada di kotak P3K kamarnya.

Gue membersihkan darah yang mengalir di pipinya, dan mengobati lukanya. Dia masih terdiam. Gue mengobati tangannya yang luka, dan membalutnya.

" Selesai. "
Ucap gue sambil tersenyum.

Dia menatap wajah gue dengan tatapan kosong. Dia memeluk tubuh gue erat. Gue hampir terlonjak kaget, gue pun membalas pelukannya.

" Evelyn? "
tanyanya dalam pelukan gue.

" Hm? "
jawab gue singkat.

" Salah ga sih kalo gue suka sama Cewe yang udah punya cowo? "
tanyanya yang membuat gue tersenyum.

Jadi ternyata Ari kaya gini karna Cewe? Dia itu bener bener Labil.

" Engga lah, lo ga salah. Lo berhak jatuh cinta sama siapapun. Emang siapa sih cewe itu? "
tanya gue dalam pelukannya.

" Cewe yang gue cinta itu, cewe yang lagi gue peluk sekarang. "
Ujarnya yang membuat gue terdiam seribu bahasa.

Deg!
Kenapa jadi gini tuhan?
Kenapa?
Aku harus gimana?

" Lyn, gue suka sama lo. Sejak kita kelas X dulu. Maafin gue lyn. Gue udah berusaha buat ngelupain lo dengan cara gue pindah. Tapi ga bisa. Gue balik lagi, dan ya Lo udah jadian sama Hanzel. "
Ucapnya yang membuat lamunan gue buyar.

OH GOD! KENAPA HIDUP GUE SERUMIT INI???

Gue hanya bisa terdiam, terdiam dalam pelukannya tanpa berkata apa apa.

" Ari ayo makan--
Ucap tante Clara ( Mamahnya Ari ) yang membuat kami melepaskan pelukan kami.

" Loh, mamah kayanya ganggu suasana ya? "
ucap tante Clara yang membuat Ari menunduk malu.

" Ini Evelyn kan? "
tanya tante Clara.

Dia pun mengajak gue untuk turun kebawah, duduk di taman belakang.

" Evelyn, tante boleh ngomong sesuatu ga? "
tanyanya yang membuat gue spontan mengangguk.

" Kamu ada masalah ya sama Ari? Sejak pulang Camping waktu itu dia berubah, dia ga mau ngobrol sama tante, dia terus terusan di kamar, dia ga mau sekolah, bahkan dia ga pernah mau makan. Tante khawatir, takut penyakit dia kambuh lagi. "
Ucap tante Clara yang membuat gue tercengang.

Kambuh?

Ari punya penyakit? Dan dia ga pernah cerita sama gue?

" Ta--tante Ari punya penyakit apa emangnya? "
tanya gue dengan nada serak.

" Loh, emangnya Ari ga pernah cerita sama kamu? Dia punya penyakit Lupus. "
Ujar tante Clara yang membuat gue tersentak.

Lupus?
Lupus? yang penyakitnya Belum ada obatnya kan?
Penyakit yang? Cuma beberapa orang berhasil selamat.

Deg!

Seketika air mata mengalir turun di pipi gue sangat deras, membuat gue sedikit terisak. Gue membayangkan Ari yang penuh canda, penuh tawa, mengidap penyakit mematikan satu itu.

Tante Clara sedikit terpekik melihat gue menangis saat itu.
Kemudian gue berlari, menuju kamar Ari dan memeluknya erat erat. Menangis dipundaknya hingga terisak isak.

Dia dengan ekspresi kagetnya hanya bisa mengelus rambut gue.

" Ari. "
gumam gue.

" Maafin gue. "
lanjut gue.

Gue merasakan sesuatu yang basah menyentuh jidat gue lama, Ari mengecup Jidat gue lama.

Gue merasakan perasaan bersalah yang amat dalam. Perasaan takut kehilangan yang luar biasa, yang membuat gue hanya diam dipelukannya.

****
Hi guys!! Maapkan diriku ini yang baru Update. :'" Diriku sedang dilema Antara Ari atau Hanzel yang harus menjadi Pendampingnya Evelyn. Pokonya Tetap Vote And Comment ya Guys!! Love yaa~

1 Day 1 KissWhere stories live. Discover now