Hanya sebuah tangan yang teracung. Milik seorang gadis berkacamata bulat besar. Aku sudah berada di kelas ini sejak lima bulan, namun anehnya aku tidak tahu  siapakah gadis itu. Aku ingat wajahnya, namun aku tak tahu namanya.

"Baiklah, kalau begitu. Satria, kau sudah mendapat pasangan. Nah, masih ada waktu tigapuluh menit sebelum bel pulang. Kalian bisa membuat presentasi di laptop kalian sekarang. Ingat, deadline  nya adalah pertemuan selanjutnya. Mengerti?"

"Yaa!" jawab kelas serempak.

"Sekarang, silahkan kerjakan tugas kalian!"

"Siapa dia?" bisikku pada Nala, menunjuk gadis yang seharusnya menjadi pasanganku.

"Lo gak tahu? Dia murid pindahan, sebulan yang lalu...."

"Tunggu, kok gue gak tahu?"

"Lo waktu itu gak masuk, lagi maag katanya. Dia satu-satunya nerdgirl  di kelas. Satria, selamat, lo sekelompok dengan Luna Carter."

A G E N T  'N E R D S'  C A R T E R


"Lo Luna?"

Yang ditanya mengangkat kepalanya dari buku cetak Biologi sebelum mengangguk.

"Gue Satria, kalau lo belum tahu."

"Semua tahu lo siapa,"

"Apa?"

"Nggak."

"Oookee," Harus diakui, ini canggung. "Jadi mau gimana, nih? Gue yang nyari materi, lo yang bikin presentasi? Atau gimana?"

"Gue udah nemu beberapa poin dari materi nya." Ia menyodorkan buku cetak Biologi nya yang sudah ditandai dengan stabilo berwarna hijau. Aku membolak-balik halamannya.

"Ini, sih, udah semuanya lo tandain. Gila, lo udah baca materinya sebanyak ini?"

Yang ditanya mengangkat bahu. "Gue punya banyak waktu luang."

"Gue ada tempat kayak cafe gitu, asik tempatnya buat ngerjain tugas. Mau di sana aja atau lo ada usulan tempat lain?"

"Seenak lo nya aja."

"Di cafe aja, ya? Soalnya kalau gue ke sana gue sering dikasih diskon sama mas-masnya. Biasa, namanya juga pelanggan tetap."

"Mau kapan? Gue Sabtu ini bisa, sih."

"Oke, sabtu, kalau gitu. Jam 12, ya. Jangan ngaret."

A G E N T 'N E R D S' C A R T E R

Kenyataannya Luna datang terlalu cepat. Kurasa, dinilai dari gelas minuman kosong di meja, ia sudah duduk di sana selama minimal satu setengah jam. Apakah ia benar-benar memiliki waktu luang sebanyak itu?

"Maaf telat," kataku. Aku memanggil pelayan yang tersenyum begitu melihatku—pelanggan tetapnya—dan memesan minuman yang selalu kupesan jika datang ke sini.

Saat sedang menunggu pesanan datang, Luna dengan canggungnya menyodorkan buku tulisnya. Aku memandangnya bingung sebelum membuka bukunya dan menemukan bahwa ia sudah mengerjakan semuanya. Tugas kami...semuanya sudah diselesaikan olehnya. Bagus, sekarang aku merasa tak berguna.

"Kenapa lo kerjain semuanya?"

Yang ditanya mengangkat bahu. "Sejujurnya gue ragu lo bakal datang. Lo, kan, pasti capek, setelah latihan basket."

Aku yang tengah menyedot minumanku, berhenti tiba-tiba. "Darimana lo tahu gue baru saja latihan basket?"

Selama sepersekian detik aku merasa wajah Luna berubah panik. Namun aku pastinya salah lihat. Maksudku, mana mungkin seseorang bisa mengubah ekspresi paniknya menjadi setenang air dalam waktu kurang dari sedetik?

"Lo bawa laptop, kan?" Luna seakan mengubah arah pembicaraan.

Aku mengangguk. "Karena lo udah ngerangkum dan lo udah repot-repot nulis semuanya di buku tulis dengan rapihnya, gue yang bakal ngetik. Jangan bilang lo udah ngetik juga?"

"Gue sengaja gak ngetik karena ada bagian dari gue yang merasa lo bakal muncul." Luna tertawa. "Lo pasti menggap gue aneh. Tadi gue bilang gue merasa lo gabakal muncul tapi barusan gue bilang lo bakal muncul. Kadang, gue aja bingung gimana caranya memahami pikiran gue sendiri." Ia tertawa lagi.

Siang itu, tepat saat jarum pendek berada antara angka duabelas dan angka satu, dan jarum panjang berada tepat di angka enam, aku melihatnya tertawa untuk pertama kalinya. Aku tak tahu tawa itu akan membuatku bahagia di suatu saat dan juga akan membuatku merasa teramat sedih di saat lainnya.

Catatan Penulis:

Manu Rios as Satria Syujana

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Manu Rios as Satria Syujana

Sebenernya gua ngebebasin sih kalian mau ngebayangin Satria itu cast nya siapa. Gua masukin nama Manu, itu buat kalian yang gakebayang Satria kayak apa. Yah, seenggaknya di dalem pikiran gua, sih, Satria mirip-mirip lah sama Manu. Intinya, jangan terpaku sama cast yang gua kasih, kalo kalian contohnya mau ngebayangin Blake Gray sebagai Satria, ya silahkan saja. Jangan terpaku sama cast yang gua kasih, ya? Love you ma dearest readers xD

Agent 'Nerds' Carter | ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora