Dia Cinta padaku?

Start from the beginning
                                    

" Ari? "
tanya gue heran.

" Whoa, jahat ya lo Lyn, mentang mentang baru jadian ama Pangeran, lo ngelupain gue gitu. Tega ya tega. "
Ucapnya dengan nada dramatis yang dibuat buat.

Seorang laki laki pun keluar dari balik tembok, dan benar saja. Itu Ari, Ari Putra Pangestu. Temanku disekolah ini.

" Ari? "
sapaku dengan senyum sumringah.
" Cie, kangen ya sama gue? "
tanyanya sambil senyum senyum sok imut.

Jadi Ari adalah temen gue pas kelas X semester 1, semester 2 dia pindah ke Bali. Dan siapa sangka dia balik ke Jakarta pas kelas XI?

" Siapa juga yang kangen sama lo? Ish! "
Elak gue.

" Mana pacar lo? Kenalin boleh kali! pasti masih gantengan gue kan? "
Tanyanya sembari memberikan senyum narsisnya.

" Ih, pede banget lo! Sok banget ganteng lagi. "
Ucap gue sambil memutar kedua bola mata.

Dia pun terkekeh ( again )

" Turun yuk Lyn? "
tanyanya.

" ayo! "
jawab gue semangat.

' Oiya, Hanzel ama Brilli gimana ya?'
batin gue sambil menepuk dahi.

Gue pun segera berlari menuju taman belakang sekolah, dan hasilnya nihil. Engga ada mereka disana. Dikelas mereka masing masing pun hasilnya tetap nihil.

" Hanzel.. "
gumam gue cemas.

' Braakkk '
terdengar suara gaduh dari gudang, gue pun mencoba untuk melihat ke gudang, dan terlihatlah 2 remaja labil yang tengah berkelahi.

BODOH!!

" Stop! "
Teriak gue memenuhi gudang.

Mereka pun menatap gue seolah ga pecaya.

" Apa yang ada di otak kalian siih, huh? Gausah sok jagoan deh! Ga perlu pake kekerasan Bodoh! "
Ujar gue sambil melerai mereka berdua.

Gue pun membawa dua remaja labil ini ke UKS.

" Brilli, lo disini ajja ya? nanti gue panggilin tim medis untuk ngobatin lo! "
ujar gue khawatir.

Ia pun hanya mengangguk dan tersenyum.

" Dan buat lo hanzel? "
ucap gue sambil menoleh kearah laki laki satu ini.

" Ikut gue pulang! Lagipula, 1 minggu ini kita ga belajar, karna free class. "
ucap gue.

Gue pun membawa dia pulang ke rumah gue, naik taksi.

Sesampainya di rumah kami duduk di Sofa.

" Tunggu, gue ambil kotak P3K dulu. "
Ucap gue.

dia hanya mengangguk lesu.

Gue pun segera mengobati luka luka yang ada di wajahnya.

Jujur ritme jantung gue, kembali tidak normal.

Aduh tuhan, please jangan sekarang.

" Lo kenapa bawa gue kesini lyn? "
tanyanya dengan suara serak.

" Lo ga liat? Gue harus ngobatin muka lo! Ga lucu kan kalo lo diobatin di UKS sana, pada posisi Brillian juga babak belur? "
Ujar gue sambil terus mengobati wajahnya yang babak belur itu.

" Apa sih gunanya Berantem kaya tadi? "
tanya gue dingin.

" Emang ga bisa ngomong baik baik ajja ya? "
lanjut gue.

Dia hanya terdiam.

" Gue ga mau kehilangan lo Lyn, gue ga mau lo jatuh ketangan cowo ga tau diri macam dia! "
Ucapnya yang membuat gue kembali Blushing seketika.

Arrgghh! Please jangan ngeblush please!

Gue melihat sudut sudut bibir laki laki itu terangkat membentuk sebuah senyuman.

" Lo cantik banget kalo lagi ngeblush! "
Ucapnya yang menurut gue, sudah mampu membuat muka gue ini merah seperti Kepiting rebus.

" Lyn, makasih buat hari ini! Lo udah nyelamatin gue. "
ucapnya sambil menatap mata gue intens.

" Iya, sama sama. "
jawab gue.

" Gue punya satu permintaan, boleh? "
tanyanya yang membuat alis gue terangkat sebelah refleks.

" Apa? "
tanya gue heran.

" Gue mau tidur sebentar disini boleh? "
tanyanya.

Astaga nih anak.. Mau tidur dimana coba?

" Boleh koq, ayo ikut gue. "
ujar gue.

Gue pun membawanya ke kamar tamu, dan membiarkan dia tertidur disana.

" Evelyn? "
ujarnya dengan mata terpejam.

" Hm? "
gumam gue.

" Temenin gue okay? Gue cuma tidur sebentar koq! "
Ucapnya .

Deg..
Deg, deg..
Deg, deg, deg..

Ini jantung kenapa sihh? Astagaa!!

Gue pun hanya memainkan ponsel. Dan gue baru sadar kalo Hanzel sudah terbangun.

" Udah tidurnya? "
tanya gue heran.

" Udah koq. "
ujarnya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.

" Evelyn? Sini deh! "
ujarnya sambil menepuk pinggiran kasur yang menandakan dia ingin gue duduk disampingnya.

" Kenapa? "
tanya gue heran.

Gue pun berjalan dengan santainya menuju ke sampingnya. Ia pun membenarkan posisinya, dari posisi tidur ke Posisi duduk. Dia menatap mata gue intens, kemudian dia memeluk tubuh gue erat. Sangat erat, membuat gue merasa nyaman dalam pelukannya..

Astaga, pelukannya membuat gue nyaman banget. TUHAN tolong aku..

Dia pun membisikkan kata yang membuat gue cukup terdiam lama..

" Gue mohon sama lo Evelyn, apapun yang terjadi jangan tinggalin gue. Gue akan terus mempertahankan lo, Trust me! I LOVE YOU EVELYN! "
bisiknya yang membuat degupan jantung gue seakan berhenti. Membuat darah gue seolah olah berhenti mengalir.

Dia mengecup bibir gue dan melumatnya sebentar, kemudian dia memeluk tubuh gue lagi.

Kemudian dia pun pamit pulang.

Kenapa rasanya Aneh?
Bukankah harusnya aku senang?
Dia mencintaimu Evelyn!
Hanzel sang pujaan hatimu!
Kau seharusnya bahagia!
Tapi kenapa kau malah sedih, huh?
Apa lagi yang kau mau?
Setidaknya dia mencintaimu..
Seperti kau mencintainya..

Fikiran ini terus melayang layang entah kemana, membuat otak gue terus berputar mencerna berbagai kata yang terlintas di benak gue.

Oh God!
Dia telah membuatku gila!

***

Hai Guys Sorry Baru Update! ^^ Lagi sibuk buat ngurus MOS nih.. :3 Makasih buat yang udah Vote and Comment Guys! Dan buat kalian para Dark Readers, jangan terus terusan jadi Dark Readers lah.. :'v Vote cerita ku ini lah *Mupeng
Maap jika cerita ini begini.. :'3 Pokonya Love yaa~

1 Day 1 KissWhere stories live. Discover now