64 - French Kiss

16.3K 1.7K 628
                                    

Selamat sore╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Selamat sore╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ψ( ̄∀ ̄)Ψ mwehehe~

enjoy~

***

Hari berganti pagi dan matahari sudah naik menyinari bumi dengan sinarnya, di kamar dengan nuansa biru terlihat sulung dan bungsu Hendrick yang masih menyelami alam mimpi, yang lebih besar mendekap si kecil dalam pelukan hangat membuat tidur keduanya semakin lelap.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka, terlihat wanita paruh baya dan pria dewasa masuk lalu mendekati tempat tidur dengan sebuah senyum terbit di wajah keduanya, Grace dan Hendrick.

"Ya ampun terlihat nyaman sekali." Ujar Grace, wanita itu mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar kedua cucunya yang tidur sambil berpelukan.

"Oma."

Suara serak khas bangun tidur itu mengagetkan Grace dan Hendrick, tadi saat pintu dibuka ternyata membuat si sulung terbangun namun tetap diam di posisinya, takut membangunkan sang adik yang masih mendengkur halus.

"Selamat pagi Theine." Sapa Grace pada cucu tampannya itu.

"Hm."

Hendrick mendengus, sulungnya ini sangat kaku serta irit bicara dan hanya akan berbicara panjang lebar pada adik bungsunya saja.

"Semalam tidur jam berapa? Kenapa bungsu daddy masih terlihat nyenyak sekali." Tanya Hendrick.

"1 pagi."

"Apa yang kalian lakukan?"

Theine menunjuk mainan sang adik yang berserakan di atas karpet bulu, semalam Zainka-nya itu tak bisa tidur dan merengek mengajaknya untuk bermain puzzle, melihat bintang lalu minta dibacakan dongeng pengantar tidur.

"Hanya itu?" Hendrick memicing mata, pria itu tentunya tau jika semalam ada kegiatan lain yang dilakukan oleh Theine, ia hanya ingin mengetes sulungnya ini akan jujur atau tidak. Cctv di sudut kamar bayi manis yang masih terlelap merekam segalanya. Hanya ciuman bukan yang lain.

Theine menyeringai, "Sudah tau kenapa masih bertanya."

"Ugh....."

Perhatian ketiganya teralihkan pada si bungsu yang sepertinya akan terbangun dan benar saja tak lama mata belo si kecil perlahan terbuka, tangannya bergerak menutup mulut yang terbuka lebar karena menguap lalu apa yang dilakukan selanjutnya oleh Ziel mengejutkan ketiganya.

"KAKAK!"

Bungsu Dominic itu langsung duduk dan memeluk Theine dengan begitu erat, tubuhnya berkeringat dan jantungnya berdetak tak karuan. Theine membalas pelukan itu sambil mengelus pelan punggung sang adik, mencoba untuk menenangkannya.

Ziel Alexander Dominic Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin