5 - Realize

36.6K 2.7K 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang tidak vote, semoga harimu senin terus ╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・enjoy~


***


Saat ini Ziel bersama Tristan, Karina, dan Sinta sedang duduk di teras depan Panti. Mereka menunggu kedatangan dokter dari pet care, sesuai perjanjian kemarin.

Ziel yang tidak sabar untuk melihat pemeriksaan Shiro, membangunkan Sinta pada pukul 04.00, bahkan semalam remaja manis itu tidak bisa tidur karena terlalu excited. Ia memaksa untuk begadang, jika Tristan tidak mengancam akan membuang Shiro mungkin Ziel tidak akan tidur sampai pagi.

"Bunta kok dokternya lama banget sih? El ga sabar mau liat Shiro disuntik," Remaja manis itu mengeluarkan senyum manis, benar-benar tidak sesuai dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Loh emangnya Shiro sakit apa dek? Kok mau disuntik," Sahut Karina.

"Kemarin Tantan bilang kalau Shiro mungkin sedang sakit jadi ga boleh tidur bareng El, berarti sakitnya parah dong, ya kan Bun?"

Sinta tertawa sembari mengelus rambut Ziel yang mengeluarkan aroma strawberry, atas saran dari Zergan, akhirnya Hendrick meminta Sinta untuk memberikan Ziel semua kebutuhan mandi dengan aroma strawberry.

Zergan merasa gemas dengan adik barunya, saat melihat pipi chubby Ziel yang memerah karena malu dan bibir plumpy berwarna merah muda itu, membuat Zergan jadi teringat dengan buah strawberry.

"Bunta?"

"Shiro belum tentu sakit parah nak, kan hari ini baru mau diperiksa,"

Ziel memberikan tatapan menyelidik ke arah Tristan, jangan bilang lelaki jangkung itu membohonginya? Wah tidak bisa dibiarkan.

"Heh Tantan lo boong ya?!" Ucap Ziel sambil menunjuk Tristan.

"Maksud tuan kecil?" Tristan menaikkan alisnya, sekarang apa lagi kesalahan yang ia perbuat.

"Kemarin lo bilang Shiro sakit jadi ga boleh tidur di kasur gue! Padahal kan Shiro belum tentu sakit, jahat banget idih!"

"Tuan kecil kapan saya mengatakan jika Shiro sakit? Saya hanya mengatakan mungkin," Balas Tristan sambil mengedikkan bahu.

"AAAAAAAAA ga mau tau pokoknya salah lo! Tantan cepet bilang kalo lo salah," Ziel tiba-tiba saja berteriak, tidak mau kalah argumen dari Tristan. Sebenarnya ia merasa malu, karena ia yang salah karena sudah menyimpulkan sendiri perkataan Tristan kemarin.

Karina tertawa gemas, sudah hapal dengan kebiasaan El yang keras kepala dan tidak mau kalah. Perempuan itu pun menyenggol Tristan dan memberikan kode agar lelaki itu mengiyakan perkataan Ziel, jika tidak, maka perdebatan itu akan terus berlanjut.

Tristan yang paham pun langsung menganggukan kepalanya dan mengangkat kedua tangannya, memberikan tanda menyerah, "Iya iya, baiklah saya yang salah."

Ziel Alexander DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang