Spesial Part 05 : Doa Ulang Tahun

2.9K 178 12
                                    


“Mamahhh!”

Sayana sedikit berjengkit mendengar seruan sang putra, Assena Kesnapati. Namun, ia bisa segera mengendalikan kekagetan.

Lalu, bersiap-siap memeluk buah hati tampan kesayangannya yang tengah berlari ke arah dirinya berada, yakni areal meja makan.

Dalam hitungan detik, sosok manis Assena sudah berada di pelukan hangatnya.

Sang putra merebahkan kepala di dadanya. Kebiasaan yang suka dilakukan oleh buah hatinya saat sedang ingin bermanja-manjaan.

“Sena kenapa udah bangun, Sayang?”

“Pipis, Mamah.”

“Sena mau pipis? Sudah ke kamar mandi?”

“Sudah, Mamah.”

Atensi sang putra hanya seperkian detik saja bertahan ke netranya, Assena sudah alihkan pandangan pada kue tart di atas meja.

Mata buah hatinya pun berbinar senang.

“Horeee!”

“Sena ulang tahun!”

Sayana terkekeh melihat bagaimana kegembiraan sang putra.

“Sena ulang tahun, Mamah?”

“Iya, Sayang.”

“Sena ulang tahun yang ketiga hari ini.” Sayana menerangkan.

“Horeee!”

“Mau lilin, Mamahh.”

“Sena mau tiup lilin sekarang?”

Sang buah hati mengangguk-angguk dengan penuh semangat.

“Tapi, Sena belum mandi, Sayang.”

“Mau lilin, Mamahhh!” Rengekan pun dikeluarkan putra kecilnya.

Sayana tak akan tega melihat Assena merajuk, apalagi sang anak sudah sangat antusias untuk merayakan ulang tahun.

“Cuci muka dulu, gimana, Sayang?”

“Nanti biar sena kelihatan ganteng difoto Mama.”

“Iyah, Mamahh.”

Sang putra langsung bangun dari pangkuannya. Berlari ke arah kamar mandi.

Tentu saja, Assena sudah bisa melakukannya sendiri. Buah hatinya cukup mandiri. Bisa juga mandi dan gosok gigi sendiri, termasuk pipis dan buang air besar tanpa dibantu.

Sejak usia Assena dua tahun, mulai diajarkan. Sang putra pun selalu menurut.

“Mamahhh!”

Tak sampai hitungan lima menit, Assena sudah kembali.

Wajah sang buah hati masih basah karena belum dikeringkan.

Sayana lalu menggendong jagoan kecilnya. Diajak ke kamar untuk mengambil handuk. Tak lupa juga menyisir rambut Assena yang sedikit berantakan.

Antusiasme sang putra masih besar. Bernyanyi-nyanyi riang gembira.

Setiap anak pasti akan menyambut senang hari ulang tahunnya bukan? Tak salah jika Assena sangat bersemangat.

Setelah merapikan rambut sang buah hati, Sayana pun kembali mengajak putranya ke meja makan. Assena terus mengalunkan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa Inggris yang sudah sangat dihafal oleh balita itu.

Sayana lekas memasang beberapa lilin di atas kue buatannya, setelah menempatkan putra kecilnya di atas kursi.

Ada lilin yang bertuliskan angka tiga, sesuai usia Assena Kesnapati.

“Horeee!”

Seruan penuh keantusiasan diluncurkan sang putra, manakala semua lilin telah dinyalakan. Balita itu pun berdiri di atas kursi.

“Happy birthday to you.”

“Happy birthday to you.”

“Happy birthday to you.”

“Happy birthday to you.”

Setelah nyanyian diselesaikan, sang buah hati pun hendak meniup lilin, tapi Sayana lekas mencegah karena ingin Assena berdoa terlebih dahulu.

“Ayo, doa, Sayang.”

“Iyah, Mamahh.”

Jagoan manisnya itu segera memejamkan mata dan mencakupkan kedua tangan di depan dada. Sesi berdoa akan dimulai.

“Semoga Sena panjang umur.”

“Semoga Sena sehat.”

“Semoga Sena jadi anak baik dan pintar.”

Sayana tak kuasa menahan haru mendengar semua doa sang putra yang memang selalu dilakukan setiap pagi dan sebelum tidur. Walau sudah sering dilantunkan, tapi tetap mampu menggugah hatinya karena begitu tulus diucapkan Assena.

“Sena mau bertemu Papa.”

Perasaan Sayana seketika berkecamuk. Dan air mata mulai merebak di kedua netranya.

“Mamah sudah selesai doa.”

“Sudah, Sayang?” Sayana lekas merespons.

“Astungkara.” Lalu, diamini semua doa tulus yang dipanjatkan oleh sang buah hati.

“Mau lilin, Mamahh.”

“Iya, Sena. Boleh tiup lilin sekarang.”

Sayana pun lekas menyalakan ponselnya. Ia akan merekam momen saat jagoan kecilnya meniup lilin. Akan dijadikan dokumenter.

Bahkan, sejak usia Assena satu tahun dan merayakan hari kelahiran, selalu ada video yang diambil. Suatu saat nanti, akan dirinya perlihatkan semua pada Atmaja Wedasana.

“Horeee!”

Sang buah hati berseru bergembira sembari bertepuk tangan riuh, setelah semua lilin di atas kue tart berhasil dipadamkan.

Sayana lalu memeluk sayang sosok buah hati manisnya. Permata hati paling berharga di hidupnya sampai kapan pun. Sudah banyak pengorbanan dilakukan demi bisa menjaga Assena hingga usia putranya sejauh ini.

“Selamat ulang tahun, Sayang.”

“Semoga Sena selalu menjadi anak yang baik, pintar, dan berbakti,” doa Sayana.

“Makasih, Mamah Cantik.”

“Sena masih mau ketemu Papa, Sayang?”

“Iyah, Mamah, mauuu!”

Sepertinya tahun ini, ia harus membawa sang putra kembali ke tanah air. Mengenalkan juga pada sang mantan suami sosok Assena yang pria itu pikir sudah mati karena digugurkan.

.....................

Yuhuu ditunggu part spesial lainnya, ya. Kita lihat Mama Yana hamil baby girl untuk Kakak Sena.

Mau lihat Pak Atmaja bucin lagi? Haha.

Mantan Suami AntagonisOnde histórias criam vida. Descubra agora