BAB 11

10K 525 4
                                    

Yok 50 vote dulu, bisa yok.

.................

Sudah empat jam berlalu sejak upacara pernikahannya selesai dilaksanakan. Ia dan Atmaja telah sah terikat secara agama sebagai pasangan suami-istri kembali.

Untuk pengakuan resmi di mata hukum negara, mungkin juga akan diproses secepatnya oleh Lalitha Wedasana. Wanita paruh baya itu sungguh tak tertebak.

Nasibnya terombang-ambing. Tak bisa diraih kendali. Lalitha Wedasana mengontrolnya.

"Ada yang Anda butuhkan, Bu?"

"Tidak ada." Sayana menjawab cepat pertanyaan Nania Sworth, staf rumah yang berjalan di sampingnya dengan jarak cukup dekat.

"Waktu Bu Sayana di sini, masih lima belas menit lagi."

Sayana hanya mengangguk sembari terus melangkahkan kaki menyusuri jalanan setapak kecil dikelilingi pepohonan-pepohonan besar rindang.

Sayana memilih pergi sebentar ke hutan buatan yang letaknya persis di belakang rumah Atmaja. Upaya menenangkan hatinya sebentar dari kekacauan terjadi hari ini.

Tentu setelah beberapa kali meminta pada kepala ajudan dengan pengutaraan alasan paling jujur akan kejenuhan pikiran, akhirnya diizinkan untuk keluar selama satu jam.

Sudah pasti tak seorang diri diperbolehkan meninggalkan kediaman Atmaja, ada dua pengawal ditugaskan untuk selalu mengawasinya.

Tak lupa Nania Swoth yang juga menemaninya di sepanjang jalan.

Jumlah yang relatif sedikit. Dengan bekal ilmu bela diri dan pendidikan militer yang mumpuni, sebenarnya bisa direncanakan misi kabur.

Namun, Sayana menahan dorongan gila pikiran terlogisnya tersebut.

Kesepakatan dengan Lalitha Wedasana tentang pengurangan vonis hukuman untuk kasus membelit orangtuanya harus dipastikan dulu benar-benar dikabulkan.

Jika hanya janji belaka tanpa pembuktian, ia akan merugi. Pengorbanan yang telah sejauh ini dilakukan, tidak boleh berakhir sia-sia.

Disamping karena misi untuk menyelamatkan ayah dan sang ibu, Sayana harus mengakui jika penderitaan dialami sang mantan suami senantiasa mengusik hati nuraninya.

Semua karena ulah keluarganya.

Orangtuanya gila uang dan juga kekuasaan. Butuh banyak pembiayaan agar tetap dapat mempertahankan eksistensi sebagai politikus di kancah perpolitikan nasional.

Mereka memanfaatkan Atmaja begitu jahat. Mengeruk harta pria itu guna mensponsori dana-dana kampanye bernilai ratusan milyar.

Menyebabkan bisnis-bisnis Atmaja bangkrut sebab semua uang diberikan ke orangtuanya.

Sayana sempat berpikir mengapa pria itu rela dimanfaatkan oleh ayah dan sang ibu hingga harus menanggung kerugian secara finansial besar-besaran hingga nyaris miskin.

Atmaja tipikal yang perhitungan apalagi soal bisnis. Namun entah mengapa bisa sebodoh itu mensponsori biaya kampanye orangtuanya dengan jumlah uang sangat fantastis.

"Bu Sayana?"

"Bu Sayana? Anda tidak apa-apa?"

Tepukan pelan yang diterima di bagian bahu kiri, seketika dapat menyadarkan Sayana dari kemelut pikiran masa lalu kelamnya.

Lalu, dilemparkan sorot mata sarat tanya. Tak didengar apa yang ditanyakan tadi padanya.

"Anda tidak apa-apa, Bu Sayana?"

Lekas ditunjukkan gelengan pelan, tentunya tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Isi kepalanya yang rumit, tidak akan pernah diungkapkan kepada siapa pun.

Mantan Suami AntagonisWhere stories live. Discover now