Bab 17

35 8 26
                                    

"Kenapa aku merasa mas Zhian semakin menjauh? Hasya menatap langit malam dibalkon.

Hasya menerawang ke masalalu, dimana setelah beberapa minggu ia menghabiskan malam dengan suaminya, hubungannya merenggang. Suaminya lebih disibukkan bekerja sampai jarang sekali ada waktu untuknya.

Hasya semakin larut dalam lamunannya hingga tak sadar Zhian atau suaminya tersebut sudah pulang dan memantau istrinya yang tengah melamun.

Zhian pun mendekat dan memeluk istrinya dari belakang.

"Eh," pelukan Zhian berhasil membawanya tersadar dari lamunannya.

"Mikirin apa?" tanya Zhian menumpukkan dagunya dibahu istrinya.

Hasya menggeleng pelan.

"Tidak ada mas,"

"Maafin mas, mas tahu kamu masih kecewa karena mas tidak menemanimu tadi siang" sahut Zhian.

"Hm," Hasya sedikit kecewa karena sampai sekarang suaminya belum peka juga, ia hanya ingin suaminya meluangkan waktu untuknya.

Zhian membalikkan badan Hasya agar berhadapan.

"Makan malam? mas sudah masakin makanan kesukaan kamu" Zhian mengusap pipi Hasya lembut.

"Kapan mas masak? bukannya mas baru pulang?" tanya Hasya mengerutkan keningnya bingung.

"Mas sudah pulang dari tadi, kamunya yang nggak sadar karena asik melamun" Zhian terkekeh kecil melihat reaksi istrinya, dengan cepat ia membawanya ke ruang makan.

Sedangkan Hasya menurut saja.

"Duduk! kali ini biar mas yang layanin kamu" Zhian mendudukan Hasya dikursi. Dan Zhian pun menyiapkan makanan untuk istrinya.

"Cukup sayang?" tanya Zhian yang takut nasi yang ia ambil berlebihan.

"Cukup, mas! aku ambilin untuk mas" Hasya hendak berdiri namun dihentikan oleh Zhian.

" Sudah mas bilang, malam ini mas yang melayani kamu. Tugas kamu hanya duduk biar mas yang bekerja."

Hasya tersentuh, namun hal ini saja belum cukup untuknya sehingga ia hanya mengangguk setuju tanpa mengeluarkan suara.

Keheningan tercipta hanya ada sura dentingan sendok yang saling bertautan.

"Aku selesai!" ucap Hasya pelan sembari mendorong piringnya ke tengah.

"Minumlah! mas cuci pirinya sebentar" Zhian menyodorkan gelas berisikan air putih sembari mengusap kepala istrinya yang terbalut hijab. Setelah itu ia berlalu kedapur guna mencuci piring kotor.

Hasya menatap kepergian suaminya.
Hasya bangkit dari duduknya, ingin segera menuju ke kamar. Namun, Zhian terlebih dulu menggendongnya ala bridal style membuat Hasya reflek mengalungkan tangannya keleher suaminya.

"Mas ngagetin!" kesal Hasya tanpa sadar ia bersikap seperti biasanya.

"Maaf sayang," Zhian lagi-lagi tertawa kecil, ia merasa lucu dengan ekspresi istrinya.

"Turunin mas!"

"Tidak!"

"Malu ish, kalau bibi lihat gimana?"

Zhian menggidikkan bahunya acuh.

"Biarin sayang, toh kita suami istri pasti bibi ngerti."

"Nyebelin, aku nya malu mas.."

"Bentar lagi sampai kok ke kamar,"

Zhian sedikit kesusahan membuka pintunya namun ia akhirnya berhasil.

LOST TWILIGHT'SWhere stories live. Discover now